두아블우

29.4K 2.5K 160
                                    


Di stadion ini, gue ga denger apa-apa lagi selain teriakan-teriakan yel-yel dari setiap supporter yang datang. Keadaan ramai dan seru banget. Gue beserta ibu-ibu persit lain berdiri di samping lapangan sementara di sana, Joshua dibarisan peserta yang lagi nyiapin peralatan panahnya.

Kemarin, dia berhasil nyambet juara satu lomba menembak. Gue ga terlalu kaget karena kemarin bukan kali pertama gue liat Joshua pakai pistol.

Tapi hari ini gue deg-degan.

Gue ga siap liat gagahnya Joshua yang lagi bidik panahan.

Hadeehhh....

Bunyi peluit udah dikumandangkan dan itu artinya perlombaan segera dimulai. Masing-masing peserta udah siap diposisinya begitupun Joshua. Pada saat pembidikan, gue mulai agak kesel karena Joshua keliatan santai banget. Yang lain udah membidik dan dia masih aja diem sambil natap papan target.

Dalam hitungan ketiga, panitia mulai mengibaskan bendera yang artinya pemanah sudah harus melepaskan anak panah. Dan saat itu Joshua langsung membidik dan ngelepasin anak panahnya.

Cepat dan ga terduga.

Gue ga ngerti tentang olahraga panahan, tapi disaat abang-abang dari satuan kami teriak, gue ikut teriak dan tepuk tangan.

"Abang semangat abang pasti bisa!" Teriak gue bareng ibu-ibu persit yang lain. Gue terus nyemangatin Joshua yang lagi 'perang' di lapangan.

Seperti yang gue bilang sebelumnya, gue ga ngerti apapun tentang cabor satu ini. Tapi yang gue tau Joshua mampu membawa nama Kodam II Sriwijaya sampai ke babak final. Gue ga bisa berhenti berdoa, dan jantung gue juga ga berhenti menggila ngeliat dia pegang panah.

"Ya allah... suamiku kok ganteng banget..." itulah yang gue gumamin setiap saat.

Lagi-lagi peluit ditiup dan itu bikin para atlit bersiap-siap. Dan gue liat Joshua berdiri natap lurus ke arah papan panahan sambil pegang panah. Bahkan disaat yang lainnya sibuk ngebidik, dia masih stuck disitu. Peluit di tiup lagi dan ngebuat semua atlit ngelepas anak panahnya.

Dan Joshua masih diam.

5 detik kemudian Joshua mulai ngebidik dan

Brush!

Panahnya melesat dan nancap tepat ditengah papan panahan. Bahkan bikin mata anak panah milik atlet lain pecah.

Gue spechless...

"Final Cabang Olahraga Panah dimenangkan oleh Kodam II Sriwijaya."

Joshua ngelempar panahnya dan berlari ke arah kami disini. Gue udah siap nyambut pelukan dia tapi dia malah pelukan sama abang-abang yang lain.

Kampret.

Gue cuma ketawa dan ikut tepuk tangan bareng ibu-ibu yang lain, bahkan ikut nyanyiin yel-yel kami.

Kemudian Joshua dipanggil ke podium buat penyerahan medali, piala dan buket bunga. Gue cuma berdiri di tempat gue semula. Satu jepretan foto yang di ambil panitia, Joshua langsung turun dari podium dan jalan ke arah kami.

Gue ga mau nyambut dia, dia pasti pelukan lagi sama abang-abang yang lain. Jadi gue lanjut ngobrol sama ibu-ibu yang lain.

"Eh..." gue kaget waktu ngerasa tangan gue ditarik dan ngedaoetin Joshua yang senyum dan mengisyaratkan agar gue ikut dia. Gue nurutin doang dan ternyata dia bawa gue ke atas podium.

"Mau ngapain, bang? Malu..." gue bisik di telinga dia.

"Mau foto." Kata Joshua yang bikin gue sweatdrop.

Kuning Hijau [Joshua Hong]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang