Joshua duduk di kursi panjang dekat kasir. Sementara istrinya sibuk berbelanja di dalam supermarket. Bukannya tidak mau menemani, hanya saja Joshua benar-benar merasa lelah setelah Garjas tadi pagi. Dia tidak bisa membiarkan istrinya pergi ke supermarket sendirian. Jadi paling tidak ia akan membantu wanita itu membawa belanjaannya ke mobil.
Jenuh dengan ponselnya, Joshua menoleh kebelakang dan mendapati sang istri tengah memilih cemilan. Mungkin lebih baik untuk menemani wanita itu. Jadi Joshua beranjak dari sana dan mendekati sang istri.
"Lo liat abang tentara yang di kursi depan tadi ga?" Ucapan seseorang membuat langkah Joshua terhenti. Tepat saat sebelum ia menyebrangi rak tempat wanita itu berucap.
"Iya liat. Ganteng banget gilaaa...."
"Tapi yang bareng dia tadi istrinya, kan?"
"Yha.... udah punya istri."
"Istrinya perawat ya?"
"Iya, dari seragamnya sih PNS."
"Hm.... wajar. Muka galak gitu siapa cowok yang mau."
"Awalnya gue kira dia kakaknya."
"Cantik sih, tapi masih cantikan gue ya? Hahaha..."
"Haduh, kalo gue sih minder punya suami begitu. Sadar diri aja hahaha..."
"Ho'oh. Sayang banget muka ganteng tapi dapet istri yang bentukannya begitu. Pantesan dia ga mau nemenin istrinya, malu kali."
"Bener. Mungkin cuma jodoh sekali lewat. Nanti juga dapet yang sebanding."
Joshua hanya bisa beristighfar. Apa yang dia lakukan terlihat salah. Ia sudah tahu pasti Delia juga mendengar pembicaraan tadi, dan ia pun pasti sedih. Harusnya Joshua menemani Delia. Harusnya.
Pria itu langsung kembali ke tempatnya tadi seraya menunggu Delia, mengantisipasi agar wanita itu tidak tahu bahwa ia juga dengar.
"Berat, Jo."
"Sini gue bawain." Kata Joshua seraya mengambil barang belanjaan dari tangan Delia dan berjalan mendahuluinya. Bukan apa-apa, Joshua hanya ingin mereka pergi dari situ agar Delia tak sakit hati lebih lagi.
"Jo, Amalia itu... siapa?"
Deg...
Joshua menghentikan langkahnya seketika. Kok tiba-tiba Delia nanyain alumni hati?
"Tau dari mana lo?"
"Dokter Amalia.... siapa?" Joshua tidak menjawab, lebih memilih membuka bagasi mobil dan memasukkan barang belanjaan.
"Jo? Lo ga mau kasih tau gue?" Delia kembali protes.
"Ga usah di tanya. Ga penting."
"Lo ga mau jujur sama gue, Jo?"
"Lo tinggal kasih tau aja dia siapa, kayaknya susah banget ya?"
"Jo?"
"Joshua?!"
Brak!
Joshua menutup pintu bagasi kuat-kuat yang membuat Delia tersentak kaget.
"Gue bilang ga usah ditanya ya ga usah ditanya! Susah banget punya istri bego!"
Joshua menghela nafas dan memilih masuk ke dalam mobil.
Ia marah. Kenapa Delia terfikirkan omongan orang lain? Dia telah memilih wanita itu sebagai istri dan tidak ada keraguan lagi. Orang-orang itu hanya iri atas apa yang dia miliki. Kenapa Delia tidak berfikir?
KAMU SEDANG MEMBACA
Kuning Hijau [Joshua Hong]
FanfictionBiasanya tentara sama perawat itu jodoh "Nggak mau, nanti gue jadi jablay"- Delia(24) Perawat PNS yang sebentar lagi dapet gelar Ners. "Nggak ah, nanti gue jarang diurus" - Joshua (30) Letnan Satu yang sebentar lagi naik pangkat jadi Kapten.