Pengajuan.
Dia ngajak gue kesana?
Really?!
"Lo... ga lagi ngerjain gue kan?"
"You think i have a time for that?"
"Nope."
"Tapi... gue masih ga ngerti kenapa lo ngajak gue kepengajuan?" Lagi-lagi gue denger dia menghela nafas.
"Lo tuh kurang IQ apa gimana sih?"
"Kasar banget sih!"
"Seharusnya lo udah ngerti dan ga banyak tanya lagi!"
"Tapi gue ga ngerti kenapa lo mau ngajak gue ke sana?! Gue bahkan ga tau nama lo siapa?!"
"Fine." Joshua jalan ngedeket ke arah gue.
Dan nekuk lutut dihadapan gue yang lagi duduk.
"Nama gue Joshua. Joshua Hong. Mama gue Klarisa dan papa gue Johan. Gue anak ke dua dari tiga bersaudara. Abang gue udah nikah, adek gue masih taruna. Dan Gue..." Dia gigit bibir bawahnya sejenak sebelum ngelanjutin omongannya.
"Gue... mau ngajak lo ke pengajuan. Gue mau lo jadi Persit gue."
"What the!" Teriak gue refleks, bahkan sambil nutup mulut.
Ini... gue ga mimpi,kan?!
Gue juga lagi ga ngayal, kan?!
Ini real, kan?!
Tiba-tiba dada gue jadi sesek.
"Lo... disuruh mama lo, ya?"
"Pada awalnya, Iya. Tentu gue ga langsung setuju, apalagi ngeliat bentukan lo yang begini. Tapi setiap gue sholat istiqarah, yang muncul muka lo terus. Dan gue rasa... gue emang harus nikahin lo."
Kok rada kesel ya dengernya. Tapi ini...
"Lo ngelamar gue?" Tanya gue yang bikin dia natap gue kaget.
"Ya nggak lah! Bukan gini cara ngelamar." Kata dia sambil bangkit yang bikin gue kaget. Trus dia jalan ke tempat dimana dia berdiri sebelumnya.
"Bagaimana pun, lo punya orang tua lo. Dan gue harus izin ke mereka untuk itu." Kata -cowok yang baru gue tau namanya- Joshua yang bikin gue diem.
Dia emang sengeselin itu. Sekaku itu. Tapi dia sehormat dan sesopan itu. Ntah kenapa, dia bikin gue deg-degan.
"Lo tau -siapa nama lo tadi?"
"Joshua."
"Ah, iya. Lo tau Jo, gue ga pernah bawa cowok gue kerumah. Bahkan temen gue sendiri. Karena gue takut sama Ayah dan mbah Romo. Mereka bilang.... ayah dan mbah Romo gue galak. Emang lo berani?" Joshua balik badan lagi buat natap gue. Kali ini dia naruh kedua tangannya di pinggang.
"Lo nantangin Perwira?"
"Ya... kalo lo merasa tertantang,sih." Kata gue tanpa ngebales tatapan dia. Galak coy.
"Apapun respon ayah dan mbah lo, gue akan menghadap sebelum kita ke pengajuan. Tapi nggak dalam waktu dekat ini. Karena besok gue harus berangkat ke istana."
"Hah? Ke istana? Ngapain?"
"Upacara kenaikan pangkat." Kata dia lagi. Gue inget seragam PDH yang dia pakai kemarin. Dan gue inget balok dua yang dia pakai di bahu.
Letnan Satu.
Yang sebentar lagi naik pangkat jadi Kapten.
Gue berasa dilamar kapten Yoo Si Jin wkwkwkwk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kuning Hijau [Joshua Hong]
Fiksi PenggemarBiasanya tentara sama perawat itu jodoh "Nggak mau, nanti gue jadi jablay"- Delia(24) Perawat PNS yang sebentar lagi dapet gelar Ners. "Nggak ah, nanti gue jarang diurus" - Joshua (30) Letnan Satu yang sebentar lagi naik pangkat jadi Kapten.