09

24.5K 1.6K 106
                                    

"97...."

"98...."

"99...."

"100-"

Bruk!

"Hihihi..."

"Ya allah, dek." Erang Joshua saat tiba-tiba Delia datang dan duduk bersila di atas punggungnya. Olahraga adalah salah satu kegiatan -selain shollat- yang tidak pernah Joshua tinggalkan. Setidaknya dalam sehari pria itu berolahraga 3 kali.

Yang pertama dipagi hari, yang kedua di sore hari, yang ketiga di malam hari -dengan Delia sebagai alat olahraga-. Tapi hal itu jadi tantangan sendiri bagi Joshua semenjak ada ibu hamil di rumah.

Karena setiap push up, Joshua harus menahan beban 2 orang yang ia cintai di punggungnya.

"Ayo abang semangat! Biar abang makin keker, adek makin cinta!" Semangat Delia sambil ngacak rambut Joshua dibawahnya. Joshua hanya mendengus dan melanjutkan aktifitasnya.

"101..."

"Oneulbam juingongeun nayana, nayana..."

"Ye malah nyanyi."

"Hehe... auto nyanyi kalo inget 101. Abis oppa ganteng-ganteng..."

"Mending 101 season 1. Pada cantik-cantik. Pick me pick me pick me up-aduh!" Nyanyian Joshua terhenti kala Delia menggeplok belakang kepalanya.

"Matanya dijaga!" Peringat Delia yang membuat Joshua ngedumel sendiri. Padahal dia tadi yang mulai.

Joshua kembali melanjutkan push upnya dengan Delia yang masih setia duduk diatasnya. Kadang ada niat Joshua untuk langsung berdiri tapi dia tidak sejahat itu. Apalagi dengan sang istri tercinta yang sedang rawan.

"Abang, turun naik dipunggung abang ga kalah enak ya daripada turun naik di bawah sama di atas abang." Kata Delia dengan polosnya membuat tangan Joshua tidak mampu menyanggah tubuhnya. Menjadikan dadanya sebagai tumpuan di lantai beranda.

"Ya allah, Deliaaaa....."

.
.
.

"Kamu mau kemana? Disini aja, abang ke dapur bentar."

"Nggak mau. Ikut."



"Abang ke warung bentar, mau beli sabun cuci motor."

"Ikut!"



"Dek, kamu nonton tv aja. Abang mau beresin kerjaan."

"Mau ikuuuttt! Gapapa kok adek duduk di lantai."



"Dek kamu ngikutin abang terus sih?!"

"Emang kenapa?"

"Abang mau ke kamar mandi. Mau nguras perut ini..."

"Gapapa nanti adek tunggu didepan pintu."

"Lahaula..." ucap Joshua seraya mengusap wajahnya frustasi. Tidak habis pikir akan wanita yang perutnya sudah membuncit didepannya ini.

"Deliaku, sayangku, cintaku... abang nggak kemana-mana kok. Abang mau ke wc. Dari sini keluar kamar, belok kiri lurus aja ngelewatin tangga, belok kanan, sampe. Nggak kemana-mana sayang." Jelas Joshua dengan sabar.

"Ya kan ga jauh kok adek gak boleh ikut? Adek duduk di balkon aja kok." Jawab Delia yang membuat Joshua mengacak rambutnya sendiri dengan frustasi.

Dia senang kalau Delia selalu berada di dekatnya. Senang sekali. Tapi tidak separah ini. Bagaimana dia bisa bergerak bebas kalau kemanapun selalu diikuti Delia.

Kuning Hijau [Joshua Hong]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang