"Assalamualaikum. Bang Joshua?""Waalaikumusalam. Dengan siapa?"
"Abang ga nyimpen nomorku lagi?"
Deg...
Seketika Joshua menghentikan kegiatannya yang tengah menggulung perban. Setelah tadi Delia merawatnya.
"Amalia, right?" Mendengar itu, suara di seberang sana berubah jadi tawa.
Tawa yang tak Joshua mengerti.
"Dapet darimana nomorku?" Tanya Joshua dengan afek datar.
"Ada begitu banyak orang yang menyediakan info. Kenapa masih nanya?" Joshua berdecak kecil. Siapapun orang itu... benar-benar minta diperintahkan berendam di bak semalaman.
"Okey, ada keperluan?"
"Menurut abang?"
"Serius." Lagi, gadis itu tertawa.
"Aku serius, Mel. Kalo ga ada keperluan mending kamu matiin telpon ini." Ucap Joshua tegas.
"Aduh, bang. Dari dulu galaknya ga ilang-ilang, ya..."
"Ck, kamu-"
"I miss you. Again and always." Amalia memotong ucapan Joshua dan pria itu terdiam.
"Aku nggak tau, apakah abang masih marah dengan sikapku dulu. Tapi karena abang selalu aku sebut tiap sujud, aku yakin. Allah bisa melembutkan hati abang."
Gadis itu, yang pernah ia cinta. Kembali menyatakan perasaannya dengan suara setulus itu.
Tanpa sadar Joshua merasa jantungnya berdesir.
"Aku lagi sibuk, Mel. Aku patikan. Asalamualaikum."
Belum sempat Amalia menjawab, Joshua lebih dulu memutuskan hubungan telponnya.
Persis saat dulu Amalia melakukannya.
"Astaghfirullahaladzim..." desis Joshua sembari mengusap wajahnya. Ia frustasi. Bagaimana bisa jantungnya dengan lancang bereaksi seperti tadi. Ia sudah punya Delia.
Iya, Delia...
Hanya wanita itu yang dapat menolongnya.
Dengan cepat Joshua membuka pintu kamar menuju kebawah, dimana kemungkinan mama dan istrinya berada.
"Nah, Young. Ini mbak Delia. Kakak ipar kamu..." Joshuabtersenyum mendapati seorang laki-laki berseragam taruna Akmil memunggunginya. Itu Jinyoung.
"Oh, ini toh cewek yang sering abang cer- hmmpppp" Mendengar ucapan Jinyoung yang tergolong bahaya, Joshua mempercepat langkah dan membekap mulut si bungsu.
"Eh, udah pulang, Dek? Apa kabar? Gimana asrama? Seru gak?" Tanya Joshua, sementara Jinykung menepuk-nepuk tangan Joshua agar lepas.
"Jo, adekmu baru sampe rumah udah mau dijahilin!" Dan cubitan tangan mama menyelamatkan Jinyoung.
"Tau! Bang Josh emang suka gitu apalagi kalo ada mbak Amalia." Ujar Jinyoung yang membuat Joshua kaget, matanya langsung menghadap ke Delia yang melunturkan sedikit senyumnya.
"Eh, Jinyoung ke atas dulu gih. Mama sama mbak mau nyiapin makan." Perintah sang mama yang langsung Joshua setujui.
"Joshua ke atas dulu ya, ma..."
.
.
.Joshua kira, Jinyoung hanya kelepasan bicara dan hanya mengatakan itu sekali. Tapi ia tidak menyangka akan berbicara tentang gadis itu sepanjang makan malam. Jika keadaanya sedang normal, Joshua tidak mempermasalahkan. Tapi lain cerita untuk sekarang. Hatinya tengah terganggu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kuning Hijau [Joshua Hong]
FanfictionBiasanya tentara sama perawat itu jodoh "Nggak mau, nanti gue jadi jablay"- Delia(24) Perawat PNS yang sebentar lagi dapet gelar Ners. "Nggak ah, nanti gue jarang diurus" - Joshua (30) Letnan Satu yang sebentar lagi naik pangkat jadi Kapten.