Part 10

1.1K 175 15
                                    

☁☁☁

'You're mine!

❤︵ヽ('Д')ノ︵❤

Lucas selalu menarik tangan Yeri diwaktu-waktu gadis itu dalam bahaya. Entah saat Yeri tidak sengaja ingin jatuh saat bermain. Entah pada saat Yeri didorong seorang temannya pada saat SD. Atau menarik tangan Yeri agar tidak bersedih ketika mendengar banyak orang yang berkata hal buruk tentang keluarganya.

Pada saat mereka SMP misalnya. Banyak yang membicarakan Yeri karena rumahnya yang selalu dipenuhi keributan, dan itu membuat teman-teman sekelasnya sibuk membicarakannya saat ingin mengerjakan tugas kelompok pertama mereka.

"Gimana nih? Gue aja suka takut kalo lewat depan rumahnya Yeri. Nah ini kerja kelompoknya mesti dirumah dia?" tanya seorang temannya.

"Sama.. Gue juga takut sama bokapnya. Kayak monster. Yeri kok bisa tahan gitu ya?" sahut teman yang lain.

"Gue pernah lewat didepan rumahnya mamanya selalu lagi nangis, papanya selalu marah-marah dan bilang Yeri anak sial.. Ihhh.. Jangan-jangan Yeri anak haram kali?"

"Adi, pokoknya gue nggak mau ah kerja kelompok dirumah Yeri. Salah-salah kita yang kena pukul papanya Yeri kalo papanya itu ngamuk. Mamanya aja, pasti juga dipukulin setiap hari makanya mereka selalu berantem gitu." rengek temannya itu membuat ketiga teman yang lain ikutan kepada Adi yang menjadi ketua kelompok.

Lucas tidak tahan lagi. Ia berdiri dari duduknya dan melepas headset mati dari telinganya lalu berjalan kearah luar pintu masuk kelas dimana Yeri berdiri kaku.

"Kalo kalian nggak mau kerumah Yeri, yaudah kerjain aja sendiri! nggak usah malah ngegosip!" lantang Lucas lalu menarik tangan Yeri pergi. Kemana pun yang bisa membuat Yeri merasa aman dan terlindungi.

Kejadiannya sama seperti saat ini. Disaat dirinya menarik tangan Yeri ingin menghindarinya dari serangan bola basket tetapi dengan tambahan hal yang tidak pernah diduganya.

Lucas begitu menikmati wajah yang memerah cantik itu dari bawah sini. Lucas merasa dadanya mau meledak. Detaknya berkali-kali lebih cepat, bahkan lebih cepat daripada yang ia rasakan saat memenangkan pertandingan basket tadi.

Ia senang namun juga khawatir.

Katakanlah Lucas gila karena memang itulah kenyataannya saat dengan apiknya cowok itu menarik tangan kanan Yeri yang masih menutupi bibir tipisnya. Lalu dengan perlahan menahan kepala Yeri agar tidak bergerak dengan begitu ia bisa dengan mudah menempelkan kembali bibirnya dengan bibir Yeri.

Dapat ia rasakan orang-orang yang masih menonton menarik napas bersamaan melihat adegan yang dilakukan Lucas dan Yeri tersebut.

Siapa yang tidak tertarik, jika kapten basket yang selalu menjadi bintang lapangan mencium bibir seorang gadis. Jika seorang Lucas Johennedi Wong yang selalu menjadi sorotan menciumnya di tengah keramaian.

Rasanya Yeri ingin berteriak kencang. Sangat kencang tapi tak bisa karena kepalanya ditahan.

"Wow. Kapten udah gila." ujar Johny menggelengkan kepala tidak percaya.

"Anjir! anjir! Gue nontonin live, men. Mana hape?! Mana hape gue?! Mau live ig, woy!" Mingyu berteriak kencang sibuk mencari ponselnya.

Ketika semua orang tersadar dan ingin mengabadikan momen langka tersebut, Lucas melepas ciumannya. "You're mine.." ucap Lucas dengan suara pelan namun penuh keyakinan.

Yeri menatapnya tidak percaya. Ia segera berdiri dan menunduk. Telinganya mendadak berdengung oleh ucapan-ucapan orang membuatnya tak berani mengangkat kepala. Sementara Lucas mendudukkan dirinya dan dengan sebelah tangan yang menopang kepalanya menatap Juyeon yang tersenyum sinis kepadanya disana.

Standstill✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang