Part 42

366 82 11
                                    

☁☁☁

Disitu tertulis, jika kamu memberi dengan tulus maka kamu akan menerima sesuatu yang tidak terhingga.

☁☁☁

Dulu Yeri pernah membaca suatu quote yang pernah dijadikan status oleh Mina. Disitu tertulis, jika kamu memberi dengan tulus maka kamu akan menerima sesuatu yang tidak terhingga.

Dan saat itu Yeri hanya mendecih meremehkan kata-kata motivasi tersebut. Mustahil sekali baginya.

Namun sekarang Yeri mempercayai quote tersebut. Semenjak dirinya mencoba melepaskan segala kebencian dari hatinya semuanya menjadi semakin baik. Yang paling penting, dihatinya seperti tidak ada beban. Kepalanya juga tidak terasa sakit karena harus memikirkan kebencian itu. Rasanya ia jadi lebih mudah tersenyum kepada siapapun dan tidurnya bisa jauh lebih nyenyak daripada yang sebelumnya.

Rasanya Yeri ingin meneriakkan kelegaan ini kepada dunia.

"Jadi nanti Felix ke bandara jam berapa?" tanya Yeri.

Saat ini Yeri sedang sarapan bersama Lucas, Amanda dan Felix.

Felix sudah tiga hari disini dan nanti malam ia akan ke Australia untuk kembali pada rutinitasnya sendiri.

"Eum, on 8 p.m. Kakak mau antar aku?"

Yeri menoleh cepat kearah Lucas, bertanya hanya melalui tatapan matanya sampai Lucas mengangguk mengiyakan.

"Boleh." jawab Yeri pelan sambil tersenyum tipis.

"But, can i spend my last day with you... Aku mau jalan-jalan..."

"Apa aku bolos aja hari ini?"

"Yeri, ingat perjanjian kita." Amanda menyeletuk disela kunyahannya, mengingatkan Yeri agar memenuhi janjinya untuk lebih fokus dengan sekolahnya.

"Oke, ma." sahut Yeri lemas. Hilang sudah nada semangat miliknya tadi.

"Syukurin. Hobi kok bolos."

"Biarin, wlleee." Yeri mencubit lengan Lucas sebagai balasan sudah meledeknya.

"I'll wait for you until you back from your school, kak." ucap Felix memberi saran.

"Ya terserah." Yeri mengendikkan bahu acuh. Sok acuh tepatnya.

Yeri pun ikut tersenyum saat Felix melebarkan senyumannya.

Rasanya semua semakin baik.

☁☁☁

Felix merasa kalau dirinya tidak lagi bisa menunggu. Maka dari itu setelah menghabiskan waktunya untuk bermain-main secara percuma, ia memutuskan untuk menyusul ke sekolah Yeri.

Sekarang sudah pukul 3 sore dan Felix berharap kakaknya itu akan segera keluar dari kelasnya.

Dirinya tersenyum-senyum bahagia sendiri jika mengingat bagaimana dirinya dipeluk seperti itu untuk yang pertama kali oleh Yeri pada saat ulang tahun kakaknya itu.  Bukannya apa. Sejak kecil Felix sudah dititipkan oleh sang ayah di Australia bersama sang nenek dari ibunya. Sementara pria itu tinggal menetap di Jerman. Hanya setiap beberapa bulan sekali ia bisa bertemu dengan ayah dan ibunya. Dan itu ketika ayahnya membutuhkan dirinya untuk dibangga-banggakan secara berlebihan olehnya didepan kolega-koleganya saja.

Jujur saja, itu menyebalkan dan Felix sering merasa kesepian.

Bruk!!

"Aduh! Bisa nggak sih jangan nabrak-nabrak?!!!"

Standstill✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang