☁☁☁
Hujan kali ini turun lagi dengan derasnya. Kenapa bisa selalu pas sih? Hati yang sedang bersedih pas dengan hujan yang turun. Kadang Yeri merasa bahwa langit ikut bersedih seperti dirinya. Dan kadang Yeri merasa beruntung karena hujan membantunya menyembunyikan air mata yang terus saja mengalir dari sudut matanya.
Setelah mati-matian menolak tawaran pulang bareng oleh Mina, Yeri memilih bus sebagai transportasinya untuk pulang. Menunggu hujan reda di halte terakhir malah membuatnya semakin merasa bersalah dan kesal secara bersamaan terhadap Lucas.
Jadi, dengan membiarkan dirinya terguyur air hujan, Yeri berpikir dirinya akan lebih baik.
"Eh, masuk sini. Hujan deres gini."
Yeri mengernyit ketika sebuah mobil mengikuti gerak lambatnya. Itu Juyeon yang ia lihat dari jendela mobil yang terbuka.
Ngapain sih? Batinnya.
"Hey. Ayo sini." Juyeon membuka pintu mobilnya seakan mengizinkan Yeri untuk masuk.
Tapi jelas, Yeri hanya meliriknya sebentar lalu kembali melangkah. Jika terhadap orang-orang disekitarnya saja Yeri bisa bersikap acuh, apalagi dengan Juyeon yang tidak dikenalnya.
Juyeon tertawa sebentar melihat penolakan tersirat itu. Ah, itu bukan lagi tersirat namun tertulis secara jelas.
Yeri yang selalu membuatnya penasaran.
Meski hanya bertemu sekali dan itu hanya pada saat pertandingan basket berbulan-bulan lalu. Tapi yang selalu Juyeon ingat adalah ketika pertama kali mereka bertabrakan dan pertama kali bersitatap.
Juyeon terpesona.
Juyeon mengambil payung di kursi belakang, membukanya lalu berlari menghampiri Yeri yang masih berjalan merelakan diri terguyur hujan.
"Kalo nggak mau bareng, seenggaknya terima payung ini." ucap Jeyeon, memberikan payungnya ini kepada Yeri. Ia menatap lamat sebentar wajah murung itu.
Yeri sudah ingin menolaknya, tapi cowok aneh ini malah sudah berlari masuk kedalam mobilnya. Lalu tak seberapa lama gadis itu melanjutkan langkahnya setelah mobil Juyeon melaju menjauh. Ia mengusap pelan aliran air di wajahnya. Merasa percuma memakai payung, toh dirinya sudah basah kuyub.
Dalam perjalanannya ini, Yeri menggunakan waktunya untuk banyak merenung. Jauh dari Lucas malah membuatnya merasakan sesak yang amat sangat. Sama seperti saat pertama kali ia memilih untuk tinggal di Jakarta.
Ingin mendekati Lucas seperti biasa yang dilakukannya, namun kali ini jarak mereka sudah terlampau jauh. Yeri tidak ingin Lucas kecewa pada dirinya lagi, terlebih ia juga tidak ingin merasakan sesak ini lagi.
Terlintas dalam benaknya untuk melakukan terapi lagi seperti saat itu.
Yeri akan pergi konsultasi lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Standstill✅
Fanfiction(ADA BAIKNYA FOLLOW AKUN AKU SEBELUM BACA) ☁☁☁ stand·still /ˈstan(d)ˌstil/ it means A standing without moving forward or backward; a stop; a state or rest. ☁☁☁ Prinsip hidup Lucas adalah kenyamanan, keamanan, dan bahagianya Yeri yang selalu menjadi...