Part 16

954 150 18
                                    

Vote sampe 150, baru dilanjut 😉😘

☁☁☁

"Please, Lo bisa jadiin gue tempat untuk lo cerita..."

☁☁☁

Malam harinya, ketika Yeri merasa sudah sehat ia merengek untuk bisa pergi keluar karena merasa bosan dirumah. Dan ketika Lucas menyuruhnya bersiap-siap pergi keluar cari makan malam ia langsung bergegas. Tetapi, saat dirinya sudah siap dan tinggal memakai jaket denimnya cowok itu malah asik-asiknya menonton bola di tivi dan membatalkannya sambil senyum-senyum sok imut karena dia ingin menonton pertandingan sepak bola tim kesayangannya. Yeri bisa melakukan apa?

Selain mendiamkan Lucas dengan wajah manyun cemberutnya.

"Ututututu... Jangan ngambek dong." Lucas mengenggam jemari mungil Yeri. "Besok aja kita keluarnya, pas pulang sekolah kita ke dufan. Kita gunain kartu ini.." Lucas berkata sambil menunjukkan kartu yang diberikan Johny tadi.

"Kalo gitu tadi nggak usah bilang iya!" geram Yeri marah dan memukul paha Lucas dengan keras. Membuat si korban meraung kesakitan.

"Huhuhu. Yeri tega!" Lucas berpura-pura marah.

Jika sudah begini Yeri pun membuang mukanya kearah lain sambil bersidekap. Lucas pelan-pelan menoleh kepada Yeri. Melihat gadis yang terdiam tanpa mau melihatnya balik. Terlihat marah.

Lucas perlahan bergerak mengambil lengan sebelah kiri Yeri dan sedikit memaksa karena gadis itu sempat menepis tangannya.

"Ck!" decak Yeri mengalah dan membiarkan tangannya digenggam erat oleh Lucas.

Lucas itu pemaksa dan tidak pernah mau kalah.

"Kecil amat ini jari-jari..." Lucas memainkan jemari Yeri dengan sesuka hatinya. Ia juga membandingkan telapak tangan itu dengan telapak tangan miliknya.

"Yaa, emang lo babon! Segalanya juga lo besar." celetuk Yeri sinis.

"Haaa?!" Lucas mengambil napas kaget. "Kok bisa tau kalo punya gue besar?" kata Lucas dan melihat kearah bawah tubuhnya.

Yeri mengikuti arah pandangan Lucas dan seketika itu juga ia mengamuk ganas.

"Dasar Lucas bodoh! Lucas mesum! Lucas bloon!"

Lucas memang gila. Dipukuli kencang begini saja ia masih bisa tertawa-tawa. Bahkan Yeri saja sudah lelah, tenaganya sepertinya habis jika sudah bersama Lucas.

"Oy, oy! Ampun.." kata Lucas mengangkat tangannya menyerah.

"Ih!" dengan wajahnya Yeri mendelik jijik kepada Lucas.

"Mesum apaan sih?!" tanya Lucas kencang tapi tetap dengan cengiran lebarnya.

"Lagian lo ngomong ambigu gitu!"

"Yang mulai siapa?" tanya Lucas tidak mau kalah. "lagian maksudnya tuh kaki gue nih, gede." elak Lucas sambil menunjuk kakinya.

"Cih!"

Sekali lagi Lucas memaksa untuk menggenggam jemari mungil Yeri. Lalu berkata.

"Tapi kalo gini, tangan lo jadi gampang gue genggam tau." Lucas menyelipkan jemari besarnya diantara jemari Yeri. "Ini juga bisa jadi bukti bahwa kalo gue bakalan selalu ngelindungi lo, nggak boleh kasar sama lo, dan harus selalu bisa memberikan kehangatan. Kalo engga ya malu lah gue sama tangan gede ini."

Boleh Yeri melumer sekarang? Wajah Lucas yang tampan dan tatapan seriusnya. Berhasil mendebarkan Yeri. Tapi yang terjadi wajahnya hanya tetap datar.

Standstill✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang