Sembilan Belas

858 31 0
                                    

Aku sedang duduk diteras menikmati senjaku dengan memandang dunia basah sehabis diguyur air hujan,bau debu yang khas setelah hujan menyeruak. Sesekali memandang dunia habis hujan sambil menyeruput teh tubruk hangat beraroma melati benar benar nyaman,membuat pikiranku hanyut melmunkan segala hal yang sedang dan telah terjadi beberapa bulan kebelakang.

"yang ?"

Kaget,aku melirik mas Reynal,entah sejak kapan sudah berdiri didepanku. Sekarang sudah duduk di kursi seberang. Mungkin aku terlalu asik melamun sehinga tak sadar jika mas Rey datang.

"aku telfon dari tadi"

"ponselnya dikamar,lupa nggak bawa kesini. Mau minum apa mas ?"

"apa aja deh"

Aku bergegas bikin teh hangat untuk mas Rey lalu kembali duduk diteras.

"kamu lagi ngapain sih dek ?"

"lagi ngeteh ini"

"sambil ngelamun ya pantesan aku dateng nggak nyadar,eh bantuin bikin khotbah ya dek"

"iissh....masa nggak bisa,ayah mas Rey kan suka khotbah kalo--"

"iya kalo aku sering bolos,gitu kan maksud kamu,jahat bener deh" mas Rey menowel pipiku gemas.

"hahahah"

"sembarangan kamu sama orangtua"

"iih mas Rey,kan aku cuma bercanda"

"ayo lah...bantuin dek,dikumpulin besok. Please,ini guru galak loh dek ntar kalo mas nggak nggerjain dipajang di depan kelas dek,please"

"iya....iya....bawel deh"

"sekali ini yang ikhlas biar pahala dek"

"sekali ini ? perasaan sering deh. Bentar ambil buku dulu"

Mas Reynald sebenernya baik,dompet tebel,walaupun nggak ganteng tapi ya gitu deh aku suka. Nggak tau kenapa jadi badung,sering bolos,sering tawuran.

🍁🍁🍁🍁

"halo Assalamualaikum Sat"

"Wa'alaikumsalam By. Lagi ngapain kamu By ? tumben rame ?"

"maaf Sat,aku lagi jalan sama mas Rey. Maaf Sat,nanti aku telfon lagi ya"

"ah iya By,nggak papa aku ngerti"

Aku sedang jalan jalan di Supermarket sama mas Reynald,dia traktir aku setelah tugas tadi aku semua yang ngerjain. Mas Rey nontonin doang.

"siapa yang telfon dek"

"emm....itu...temen mas"

"iya tau,maksud aku tuh namanya" mas Rey berdiri disampingku mengamati ponsel ku.

"namanya...Satria mas"

"kok aku baru denger yah. Emang ada gitu temen sekelas kamu yang namanya Satria ?"

Aku berjalan mendahului mas Rey,menyembunyikan gelisah,menyibukan diri memilih makanan ringan sebisa mungkin agar terlihat biasa saja. Jadi gini ya rasanya menyembunyikan kebohongan agar tak tampak,apa mas Rey juga gitu.

KEDUA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang