Dua Puluh Sembilan

653 27 0
                                    

"happy birthday By ku sayang"

Kata pertama yang muncul saat membuka surat bersampul violet yang sudah tergletak ditempat tidurku di sampingnya juga ada box besar berwarna sama violet yang menenangkan. Aku masih memakai seragam sekolahku,kata ibu tadi ada pak pos yang nganter peketan.

Dear By

Happy birthday ya
By udah 16 tahun aja loh,udah dua tahun juga setia menemani hariku. Maaf By nggak bisa ketemu langsung,ngucapin langsung buat kamu juga. Aku cuma bisa kasih ini jangan lupa buka juga kotak satunya,aku berharap kamu suka ya By.
i love you more than anything 😚

Kotak Violet besar dipadu dengan pita biru muda warna favoritku dan Satria. Aku suka warna violet dan Satria suka warna biru muda,warna yang sama seperti warna yang mas Rey suka,duh inget mas Rey lagi kan. Ku buka kotak itu secara perlahan dan taram.....boneka dolphin warna violet sebesar pelukan orang dewasa lebih besar dari bantal guling dan sebuah flashdish warna sama dengan gardasi biru muda yang keliatannya di cat ulang.

"dek....ada Reynal di bawah nungguin kamu"

"iya bu,sebentar"

Ngapain ya kira kira mas Reynal,aku segera ganti baju lalu turun menemui mas Reynal diteras depan. Aku melihat punggungnya yang masih sama pelukable banget,ah tiga minggu lebih nggak ketemu mantan 😳

"mas"

Dia tersenyum,menoleh ke arahku.

"hay....apa kabar ?"

"baik,mas Rey apa kabar ?"

"baik dek,tambah manis aja deh. Ini" dia mengeluarkan satu tangkai bunga mawar merah dari balik punggungnya "happy birthday dek"

Lah....masih inget aja,duh apa kabar muka ! Aku menerima uluran bunga darinya.

"hahah....makasih mas Rey,so beauty" aku menghirup bunga darinya,wangi.

"sama sama dek. Gimana liburannya ?"

"ya gitu deh hehe"

"gimana raportnya ?"

"lumayan mas empat besar"

"iya percaya deh kamu kan pinter haha"

"bisa aja deh,mas gimana naik kelas kan ?"

"yap pasti dong"

"ya bagus lah biar nggak diceramahin lagi hahaha"

"ish...kamu ini" mengacak rambutku seperti biasa "nggak nanya gimana raportku gitu ?"

"duh nggak nilainya pasti bikin sakit mata hahah"
"kamu bisa aja deh dek"

Sore dengan hujan gerimis yang selalu berhasil mengundang rindu. Mas Reynal baru saja berdiri dia pamit pulang.

Kami bersalaman seperti biasa aku menempelkan tangannya pada keningku sebagai bentuk rasa hormatku untuknya. Seperti biasa sebelum dia pergi dia pasti menyempatkan mengacak rambutku sebentar,semua terasa manis tapi kenyataannya nggak semanis itu.


Dia berbalik menuju motornya yang terparkir di halaman,aku masih menatap punggungnya yang pelukabel,semua masih manis sangat manis. Dia menoleh kearahku sekali lagi dengan begitu manisnya membuatku mengingat bahwa aku telah melepasnya,membebaskannya dari genggamanku dan rasa manis yang tadi itupun memahit sektika,sangat pahit seperti aku menelan satu bungkus jadam sekaligus.


Saat dia sepenuhnya menghilang barulah rintik airmataku menetes perlahan,entah sebab atau untuk apa aku menangis.



Aku melepasmu dengan berdarah darah

Menikam kejam rasaku padamu


Aku melepasmu karena aku tau

bahagiamu bukan saat bersamaku lagi

Dan aku harus bisa membungkam hatiku

yang terus saja berteriak memintamu untuk tetap disisihku

Aku melepasmu tanpa tangis

tapi hatiku remuk hingga mati rasa


Aku ingin bertahan

tapi itu terasa lebih menyakitkan


Selamat jalan

ku genggam kau dalam angan



for you from the rest of my heart

the blue side for the gray my world before you came.



👉 bener bener ngebut up, yey tripel up hahah
Okay salam sayang dari By, terimakasih sudah baca, tinggalkan komen 🙏

KEDUA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang