Dua Puluh Tujuh

670 26 0
                                    

"ini"

Dia sudah berdiri didepanku menyodorkan helm berwarna ungu. Aku menerimanya,kami berjalan ke arah parkiran. Entah karena terbawa suasana atau apa Yayan sudah menggandeng tanganku erat,seperti seorang yang ingin melindungi.

Motor yang kami tumpang melaju,menyusuri jalan yang agak ramai lalu berhenti lagi di parkiran. Dengan sigap dia melepas helm ku,menggandengku lagi menyusuri tlotoar yang ramai pejalan kaki. Beberapa ratus meter didepan nampak pedagan sovenir dan buku bekas berderet rapi. Aku pernah sekali kesini sama mas Bima waktu SD udah lama banget kan ? Jadi wajar dong kalo aku lupa.

Mataku takjub memandang banyak sekali tumpukan buku dari yang masih bagus sampai yang sudah usang termakan usia,banyak banget dari komik,maga,majalah lama,buku masakan sampai buku pelajaran semua ada. Tubuhku otomatis berhenti di salah satu stand penjual buku yang terdapat banyak komiknya.

"A sini dulu ya,aku pengen liat ini nggak papa kan ?"

Aa' duh sejak kapan aku manggil Yayan Aa' ? bener bener ini terbawa suasana Bandung.

"sok atuh" dia tersenyum manis tapi masih manisan Satria sih. Eh kok jadi Satria !

Tanganku otomatis terjulur ke tumpukan buku buku mencari sesuatu yang aku anggap menarik. Sesekali juga aku melirik Yayan dia sedang asik membolak balik koran terbitan teranyar yang juga terdapat pada stand ini,stand yang dijaga bapak tua  yang sering batuk batuk mungkin karena debu di buku usang yang terdapat banyak disini.

Beres,setumpuk buku bekas sudah aku dapat mulai dari komik sampai buku biografi presiden terdahulu. Aku melirik jam di tangan kiriku,wow hampir dua jam. Yayan masih anteng menungguku.

"banyak amat neng ?"

Aku mengamati tumpukan buku yang sedang ditotal jumlah rupiahnya oleh bapak penjual,aku tersenyum lebar.

Aku sibuk mengamati deretan sovenir yang dijual disepanjang tlotoar sambil menyedot es teh manis ditangan kananku. Sesekali menarik Yayan yang berjalan susah payah menenteng tumpukan buku yang tadi aku beli. Biarin aja dia kan cowok jadi harus bisa bawa barang banyak 😁

Kami sudah duduk berdua beralaskan rumput hijau yang sejuk di alun alun kota Bandung.

"capek A ?"

"lumayan"

"hahaha nih" aku menyodorkan segelas sirup jeruk.

Dia meminum separuh sirup jeruk yang aku berikan,wajahnya yang kuning langsat khas orang sunda memerah karena terik matahari siang ini.

"BTW makasih ya a' baik banget deh udah bantuin aku hahah"

"iya oke sama sama,kenapa ketawa terus sih kamu ? apanya coba yang lucu ?"

"em....heheh nggak papa a"

"kagok ya manggil aa ?"

"iya haha kok tau sih ?"

"kok tiba tiba jadi manggil aa ?"

"nggak tau deh sepontan aja gitu mungkin kebawa suasana. Keberatan ?"

"nggak,seneng kok. Coba dong panggil lagi" ucapnya genit,mengedip-ngedipkan matanya didepanku.

"ih....apaan sih genit amat. Hus...hus....hahaha"



🚧






And then....muncul tokoh baru juga ya. Sebenernya nggak baru dulu si aa ini udah pernah muncul sekali loh. Setiap tokoh yang muncul pasti berkaitan sama Febb atau Satria.

Duh PD banget kan pake nama sendiri buat cerita ? Alesannya ? Ya biar ngefeel aja sih,hehe
Ayo coba tebak cerita ini bakal sadend or happyend ?

KEDUA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang