Lot's of Words

96.3K 7.2K 411
                                    

Sambil berusaha mencubiti Karin biar dia mau meminjamkan HP-nya, aku menuruti perintah-perintah Ibu untuk memperlakukan teh dengan penuh hormat. Ini memang cuma teh, tapi bagi Ibu harus diperlakukan dengan baik biar rasanya juga enak. Padahal tetap aja teh tanpa gula itu rasanya kayak daun teh yang direndam di air panas doang.

Saat karin lengah, aku berhasil mencuri HP dari kantongnya. Tatapan heran Ibu bikin Karin cuma bisa senyum-senyum doang, padahal aku yakin dia mau masukin kepalaku ke panci air panas.

"For your soon-to-be-sister-in-law, Darling," kataku sambil berjalan meninggalkan dapur.

"Dunia hiburan itu bukan duniaku..."

Suara Drey. Astaga, Drey di sini?

Pontang-panting aku berlari ke ruang depan. Ternyata itu suara dari TV. Wajah Drey di-close up dan suara TV kenceng banget. Drey yang di TV tersenyum lebar, "kalau masuk ke dunia hiburan dengan modal tampang saja kan bukan prestasi namanya. Aku lebih suka duduk di ruang kerja dan melakukan hal-hal yang berbau ... you know, making money." orang-orang tertawa dan pembawa acara bertepuk tangan sambil membenarkan omongan Drey.

Pembawa acara dan asistennya berbicara tentang prestasi dan keahlian. Aku pengin teriak biar mereka dibungkam dan kamera bisa ke Drey lagi. Tanya Drey lagi! Tolong, arahkan kamera ke Drey lagi!

"Tapi bagaimana juga Anda tetap selebriti. Dengan jutaan follower di media sosial, posisi Anda sudah sama dengan artis. Bagaimana cara Anda menghadapi fans?" tanya pembawa acara laki-laki.

Pembawa acara cewek yang rambutnya pirang itu buru-buru menyela, "Iya, bener. Gue yang artis aja nggak sebanyak itu loh followernya. Sampai ada yang bikin hashtag #poligamiakuDrey."

Penonton tergelak. Drey tergelak. Wajahnya merah sekali.

Cewek pirang itu berbicara lagi, "kalau gitu gimana coba? Kan sebenarnya sama aja dengan jadi artis. Kalau ditambah dengan karya, pasti bakalan lebih faedah ya, kan?"

Drey tertawa malu-malu. Dia menutup wajahnya dengan tangan. "Well, they are my friends. Followers itu sahabat saya. Jadi ... Uhm ..." Dari gerakan jakunnya, sepertinya dia menelan ludah. "Uhm ... apa, ya?" Dia menggaruk dagu.

"Pemalu banget ya masnya. Aku jadi gemes banget," kata artis yang duduk di dekatnya. Artis itu menggeser duduk agar mendekat dengan Drey. salah satu pembawa acara yang perempuan langsung menyelipkan tubuh di antara mereka. Tidak lama kemudian beberapa kru naik ke panggung dan duduk di kanan kiri Drey. Sambil tertawa Drey melebarkan tangannya di sofa dan merangkul mereka semua.

Aku ikut tertawa. Ini bukan tentang cewek-cewek gatel yang nggak akan dapat kesempatan untuk mendapatkan Drey. Ini tentang wajah Drey yang berbinar bahagia. Aku suka melihatnya begitu. Dia jadi berkali lipat lebih menggemaskan.

"Gue mau dipoligami kalau sama dia, sumpaaaahhh," kata pembawa acara terkutuk itu menjerit. Cewek-cewek itu merebahkan kepala di dada Drey.

"Gue mau naikin hashtag poligami-aku-Drey banyak-banyak. Gue bikin seratus twit malam ini," jerit cewek satunya lagi yang terus memeluk Drey.

Pembawa acara yang menjadi salah satu laki-laki di tempat itu membanting kertas yang dibawanya dan berlagak mengamuk.

Drey menciumi dahi cewek-cewek itu.

"Kalau dicium cowok seganteng ini gue rela hamil kembar lima," kata artis yang pertama kali menggeser duduknya ke dekat Drey.

Pembawa acara cowok itu mengambil alih, "pemirsa, sambil kita buang jin-jin yang merasuki mereka, kita saksikan pesan-pesan berikut ini. Woi, gue juga mau!" Pembawa acara itu ikutan duduk di dekat Drey, lalu barisan cewek kabur semua. Kamera memperlihatkan jingle acara, lalu berubah jadi iklan.

Filthy Shade Of Drey (Terbit; Heksamedia)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang