Secretary Kim (6)

1.8K 288 4
                                    

*Sehun POV*

Jongin terlihat nyaman tidur dibawah selimut, di ranjangnya yang lebar. Tadi bantuan datang sebelum tengah malam. Keluarga Kim yang tidak melihat kehadiran kami, segera mencari bantuan untuk kami.

Sejak di selamatkan, Jongin tidak pernah mau melepaskanku. Menurut dokter, dia sedikit trauma karena sempat kehabisan nafas pasca tenggelam tadi. Dia hanya mau melepaskanku saat akan berganti pakaian. Setelahnya, dia akan terus memelukku, hingga dia tertidur.

Setelah memastikan Jongin tidur, aku turun dari ranjang. Aku sedikit haus dan akan mencari minum di dapur. Jongin tidak akan terusik jika tidak melihatku. Mungkin.

"Mommy?" Aku terkejut melihat nyonya Kim yang masih duduk di ruang santai.

"Sehun. Bagaimana dengan Nini?"

"Sudah tidur mom. Dia baik-baik saja."

Nyonya Kim menghela nafasnya, tampaknya dia sedikit lega. Setelah meminum segelas air, aku bergabung dengan nyonya Kim duduk di ruang santai.

"Apakah ada yang mengganggu pikiran mommy? Kenapa belum tidur?" Tanyaku lembut.

"Hiks... Mommy sangat takut waktu Jongin tidak ada Sehun-ah..." Nyonya Kim mulai terisak. Dengan refleks aku memeluknya.

"Sssshhh... Mommy jangan khawatir. Jongin baik-baik saja."

"Iya. Mommy tau. Mommy percaya sama Sehun." Ku rasakan tangis nyonya Kim sudah berhenti. Dia melepas pelukannya, menghapus air matanya perlahan dan memaksa untuk tersenyum.

"Sehun tau, mommy sayang sekali dengan Nini. Dia anak mommy dan daddy satu-satunya. Dan mendapatkannya pun mommy butuh waktu cukup lama." Nyonya Kim mulai bercerita, aku siap mendengarkannya.

"Nini kami, ah maksud mommy Jongin. Nini panggilan sayang kami untuk Jongin dari kecil. Nini malu sebenarnya, menurutnya terlalu imut dan seperti perempuan. Tapi kami tetap memanggilnya Nini." Nyonya Kim terkekeh dengan kalimatnya sendiri. Panggilan Nini memang menggemaskan.

"Kami sangat memanjakan Nini. Bukan hanya karena dia anak tunggal. Selama mommy mengandung Nini, prosesnya tidak mulus. Kandungan mommy sangat lemah. Bahkan daddy sempat pasrah akan melepaskan Nini dan mempertahankan mommy. Tapi mommy bersikeras, mommy sudah sangat menyayangi Nini sejak di kandungan."

"Karena kandungan mommy yang lemah, berpengaruh juga dengan fisik Nini, hingga sekarang. Nini tidak bisa capek, Nini mudah ketakutan, banyak sekali pantangan untuk Nini. Itulah sebabnya daddy tidak mengijinkan Nini jauh dari keluarganya, tapi Nini bersikeras ingin mandiri."

"Saat melihat Sehun pertama kali, mommy percaya kalau Sehun bisa menjaga Nini. Mommy tidak peduli jika tidak memiliki cucu, kalian bisa adopsi anak atau menitipkan pada rahim seorang perempuan. Yang mommy inginkan, ada yang menjaga Nini saat kami tidak ada... Hiks..." Nyonya Kim kembali terisak di ujung ceritanya.

"Mommy..." Aku memeluk nyonya Kim, merasa tersentuh dengan ceritanya.

"Sehun... Mohon jaga Nini kami... Tadi saat Nini hilang, kami sangat panik. Mommy sangat lega saat melihat Sehun menjaga Nini agar tidak kedinginan dan ketakutan."

"Mommy tenanglah... Nini akan baik-baik saja..." Ujarku menghibur, tapi aku tidak berani berjanji.

Pria sejati tidak akan ingkar janji. Aku belum bisa berjanji menjaga Jongin karena aku tidak tau apakah aku mencintainya atau bukan. Yang ku tau, aku sedang menginginkan hartanya.

"Sehun... Nini takut..." Sebuah suara menginterupsi saat aku masih berkecamuk dengan pemikiranku. Jongin sudah berdiri di dekat kami dengan piama dan muka kusutnya.

ɢᴀʟᴀxʏTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang