part 8

18K 528 2
                                    

Dia mengintip di balik pintu kamar dengan membawa sekeranjang kecil berisi buah buahan.

Dia mundur dan mengurungkan niatnya ketika merasa tak percaya diri. Dan tak tau bagaimana cara berbasa basi.

"Nak Rey..?" Suara itu membuatnya kembali berbalik ke arah wanita paruh baya.

"Selamat siang ma" sembari menunduk hormat.

Mama mishel terlihat senang melihat rey mendatanginya. "Ayo masuk nak" sembari memegang tangan rey.

Rey meletakkan buah yang dia bawa di sebuah meja tepat disamping adik mishel yang tergeletak lemas di kasur.

"Maaf.. menganggu" ucap rey dengan kaku

Mama mishel tersenyum "tidak.. sama sekali nggak ganggu. Mama senang kamu kesini"

"Bagaimana keadaaan adik?" Tanyanya

"Dia akan operasi seminggu lagi.. ini semua berkat bantuanmu.." sembari menggenggam erat tangan rey.

"Maaf aku jarang kesini.. aku.. takut akan teringat akan kakakku"

"Kakakmu?" Mama mishel tak tau menahu jika rey memiliki seorang kakak.

"Dia meninggal.. di rumah sakit ini juga.." sembari berusaha tersenyum

"Benarkah? Maaf mama nggak tau"

Rey menggeleng "sayangnya saat itu kami benar benar tidak punya biaya untuk menyelamatkannya"

Akhirnya rey menceritakan masalalunya saat dimana kakak kembarannya meninggal karena penyakit jantung. Dimana saat itu dia tak bisa menghubungi ayahnya karena sibuk berbulan madu di luar negeri. Dahulu dia dan kakaknya seperti anak terbuang, operasi harus segera dilakukan, tapi tak ada satupun orang tua yang dapat di hubungi, tanpa wali dan uang, operasi itu tidak dapat di lakukan. Akhirnya sang kakak menghembuskan nafas terakhir di rumah sakit.

Saat itu juga dia membenci ayah dan ibunya.

Beberapa saat hpnya berdering. Mendengar kabar yang dia dengar dari andika dengan terburu-buru rey berpamitan keluar. Dengan berlari dia langsung menuju ke tempat yang diberitahukan andika.

Disana Eric sudah tergolek lemas di lantai sementara teman temannya yang lain sibuk bertarung melawan anggota gang black yang terkenal sangat kejam.

Dia tau ini kesalahan temannya yang berusaha mencuri sabu sabu dari markas. Eric adalah temannya yang sangat kecanduan terhadap barang haram itu,berasal dari keluarga miskin membuatnya tak mampu untuk membeli hingga dia memberanikan diri mencuri dengan nyawa sebagai taruhan. Tapi tak mungkin dia membiarkan temannya mati di tangan orang itu.

Rey berusaha menahan semua pukulan dan menyuruh temannya segera membawa andika pergi. Namun sial salah satu lawannya membawa pisau, dia tertusuk di bagian perut.

Mungkin ini adalah akhir hidupnya, karena biasanya gang itu tak akan membiarkan musuhnya selamat.

Untungnya bunyi sirine polisi membuat mereka berlari pergi. Rey juga berusaha lari, dia juga tak boleh tertangkap. Dia juga pengkonsumsi narkoba tentu dia akan dipenjara jika dia tertangkap polisi.

Dengan luka di perutnya Rey berusaha menyetir ke rumahnya. Untungnya pembantu di rumahnya sedang pulang karena libur.

Dengan meringis sakit dia berjalan menuju kamar mishel yang tidak terkunci, karena dia lupa meninggalkan kunci kamarnya di rumah sakit.

Untungnya luka itu tak mengenai organ dalamnya. Tapi darah terus mengalir membuatnya semakin merasa pusing, di telfonnya sang dokter pribadi yang Setidaknya dia harus menunggu beberapa menit karena sudah malam dan jalan tidak terlalu ramai.

Rey mengambil sebuah kain dan menutup lukanya dengan sedikit menekan bagian terjadinya pendarahan.

Because I love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang