Dengan lemas mishel membuka pintu besar itu. Ini sudah terlalu malam, dia tertidur di rumah sakit saat menemui adiknya sejak jam 6.
Dia sedikit kaget ketika pintu kamarnya terbuka dan melihat rey dari belakang.
"Apa yang kau lakukan di kamarku?" Tanya mishel.
Rey masih diam lalu berbicara dengan pelan "keadaanku sedang tidak nyaman.. biarkan aku disini"
"Sakit? Kenapa tidak mati saja?" Ucap mishel dengan dingin.
Gadis itu pasti masih sangat marah dan menolak melupakan kejadian sebelumnya. Dengan perlahan mishel keluar dari kamar, hampir saja dia jatuh ketika kakinya menginjak cairan kental berwarna merah. Dengan sedikit menunduk dia menyentuh dan mencium bau anyir yang menyengat.
Darah? Pikirnya. Dia perhatikannya lagi, lantai dengan tetesan darah menuju kamar.
Dia sadar dan berlari kembali ke kamar. Dengan perlahan dia mendekat ke arah laki laki yang masih menyender di samping tempat tidurnya.
Laki laki itu menatapnya dengan sayu. Nafasnya terengah engah dengan darah yang mengalir dari perut.
"Kamu kenapa?"
Tatapan yang awalnya penuh kebencian seketika berubah. Wajah cemas dan ketidak tahuan membuat mishel semakin panik.
"Maaf.. aku membuat masalah" ucap rey dengan nafas terengah.
Dahinya berkeringat, kulitnya memucat.
Mishel langsung bersimpuh memeriksa luka di perut rey. "Kita ke rumah sakit"
Rey menarik tangan Mishel yang sedang bersiap menelfon ambulans "kenapa?"
"Dokterku akan segera datang"
"Kapan? Rumah sakit sangat dekat dari sini.. akan lebih cepat jika kita kesana" dengan nada histeris.
Rey berusaha tersenyum "polisi akan menangkapku jika dokter memeriksaku"
Mishel menunduk lemas, melihat rey seperti itu benar benar membuatnya khawatir.
"Apa yang bisa kulakukan?"tanya mishel
"Disini saja.. menemaniku"
mishel hanya bisa diam, selain menunggu dan ikut menekan luka itu untuk memperlambat pendarahan. Di tatapnya lagi wajah Rey yang semakin pucat. Rey masih berusaha tetap sadar, dia sedikit senang setidaknya mishel berada di sampingnya.
Beberapa menit kemudian sang dokter datang, dia adalah dokter pribadi yang selalu setia membantu rey sejak dahulu.
Dengan membawa koper berisi alat medis juga beberapa bantal darah dengan tipe AB langka. Mishel terus menggenggam tangan rey dengan kuat,sang dokter langsung membuka baju rey dimana mishel bisa melihat beberapa bekas luka lainnya di tubuh rey. Setidaknya 3 jam terlewati hingga dokter selesai menjahit lukanya. Rey akhirnya terlelap karena obat bius yang di suntikkan di tubuhnya.
"Kamu istrinya?" Tanya sang dokter "aku mendengar kalau dia baru saja menikah"
Mishel mengangguk lemas tanpa mengalihkan tatapannya dari Rey.
"Namaku johan.. aku menjadi dokternya sejak dia masih SMA"
Mishel mengajak johan untuk berbicara di luar dimana ada beberapa minuman yang bisa dia suguhkan pada sang dokter.
"Dia akan baik baik saja kan dok?"
Johan mengangguk "ini bukan pertama kalinya.. karena itu aku sudah tidak kaget lagi"
Mendengarnya mishel mengangkat alisnya "bukan pertama kalinya?"
"Iya.. waktu SMA dia terkena sayatan diarea pinggang.. saat ikut tawuran di sekolah.. terakhir kali dia terluka di area dada, saat bertarung dengan Mafia"
Ini sungguh menyeramkan, kehidupan Rey menyeramkan. Dia fikir rey hanya preman kampus biasa yang butuh perhatian.
"Apa mungkin dokter juga tau dengan.. obat.. yang .." mishel ragu untuk meneruskannya.
"Narkoba?" Tebaknya
Mishel diam sebagai tanda membenarkan jawaban sang dokter
"Aku tidak tau sejak kapan dia mulai menggunakannya. Itu sejenis morfin aslinya penahan rasa sakit untuk penderita penyakit keras, dan itu berbahaya dengan dosis yang tinggi. Aku sudah berusaha memperingatkannya tapi tetap saja tidak digubris.. mungkin ucapanmu akan lebih dia dengarkan"
Mishel enggan berkomentar. Bagaimana dia bisa memperingatkan rey jika setiap hari mereka hanya terus bertengkar. Bukan hanya itu bahkan bisa di bilang mishel sejak awal sudah sangat membenci dirinya.
Johan akhirnya berpamitan pulang. Sebelum pergi dia memberikan beberapa obat yang harus rey minum, dia juga mengajari mishel bagaimana cara menganti kapas/kasa yang menutupi luka di tubuh rey.
Malam ini mishel hanya duduk di samping rey yang tertidur lelap. Matanya tak mengantuk, bagaimanapun berkat Rey adiknya bisa dioperasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Because I love You
RomanceKehidupan Mishel hancur ketika perusahaan ayahnya bangkrut. Dan kini dia harus memutuskan hub dengan sang kekasih. Pada akhirnya Mishel terjebak dengan sebuah pernikahan.. namanya Reynaldi laki laki arrogan, kejam dan berbahaya.. Bisakah mishel men...