mencoba mengerti

9.3K 346 1
                                    

Mishel menangis di tengah gerimis yang membasahi setiap helai rambutnya. Angin kencang tak membuatnya beralih tempat untuk sekedar berteduh.

Dalam beberapa detik tetesan air terhenti, padahal hujan masih terus mengguyur area sekitar. Itu membuat mishel sadar bahwa ada sebuah payung yang melindunginya. Dia menatap seorang laki laki yang berdiri tepat di belakang dengan sebuah payung.

"Sebegitu senangkah sama ujan?"

Mishel masih tertegun, dia berdiri menatap laki laki bertubuh tinggi dengan tatanan rambut yang cukup rapi.

"Nggak ingat sama aku?" Tanya laki laki itu

Mishel mencoba mengingat, namun tetap buntu. Dia merasa tak pernah bertemu dengan laki laki di hadapannya.

"Di sebuah acara? Pembukaan cabang perusahaan?"

Satu satunya acara perusahaan yang mishel datangi adalah acara keluarga rey. Setelah memerhatihan wajahnya lebih serius akhirnya mishel sadar, itu adalah andre kakak dari suaminya saat ini.

Laki laki itu tersenyum "sepertinya kamu udah inget aku.. bisa kita pindah dari tempat ini? Hujan semakin kencang"

Jas yang di kenakan andre mulai terkena cipratan air. Payung berukuran lebar itu tentu tak mampu menutupi keduanya secara penuh. Mishel mengangguk, mereka akhirnya duduk di kafe tepat di sebelah kiri. Andre membeli sebuah handuk dan jaket tebal untuk mishel.

"Setelah hujan berhenti aku akan mengantarmu"

"Nggak perlu.. aku bisa pulang sendiri" menggunakan nada sopan

"Setidaknya kamu harus segera mandi biar gak kena flu"

Seorang pelayan datang meletakkan sebuah kopi dan teh hangan diatas meja.

"Bagaimana dengan adikku? Dia memperlakukanmu dengan baik?"

Itu sebuah pertanyaan lucu untuk seorang kakak kepada adik iparnya. Mishel mencoba tersenyum dan mengangguk paksa.

Andre tersenyum "nggak perlu berpura pura, lagipula kamu tidak mencintainya"

Ucapan selanjutnya sungguh membuat mishel kaget. Bagaimana bisa andre tau akan hal itu, sementara rey dan kakaknya sama sekali tidak akur.

Tak ingin melakukan kesalahan mishel memilih banyak diam menjaga ucapan yang mungkin akan mendatangkan petaka bagi dirinya dan juga keluarganya.

Setelah hujan terhenti dengan terpaksa mishel masuk ke dalam mobil bersama andre. Ini tak seperti yang dia bayangkan, andre yang dia kira sangat kasar dan sombong ternyata sangat lembut, bukan hanya dalam berbicara tapi juga dalam membawakan mobil tidak ugal ugalan seperti rey.

"Bagaimana mungkin adikku tidak tergila gila denganmu.. kamu sangat cantik" puji andre tanpa mengurangi fokus dalam mengemudi.

Mishel tersenyum tipis, terkadang dia menganggap kecantikannya hanya sebuah cobaan atau malah petaka dalam hidup. Andai bisa dia memilih mungkin mishel akan menjadi wanita biasa asal terbebas dari sang suami.

Setidaknya itu awal perkenalan mishel dengan Andre

Dia merasa cukup nyaman dan nyambung jika berbicara dengan andre. Tapi bukan berarti mishel menaruh perasaan khusus kepada kakak iparnya itu.

Sejak saat itu, andre sering menghubungi mishel. Entah untuk sekedar mengajaknya makan, sharing atau sekedar ngobrol hal hal biasa lainnya. Tentu itu tanpa sepengetahuan rey ataupun Aldi.

Semua baik baik saja, hingga pada suatu hari semuanya berubah. Hari terakhir mishel bertemu dengan andre adalah sepulang dari kampus, ada suatu hal yang membuat mishel memutuskan untuk menjauhi Andre, bahkan dia memblokir nomor laki laki itu dari hpnya.

____

Rey berdiri nampak kebingungan di salah satu pesta pernikahan sang kakak.

"Aku akan memberi tahumu nanti" sambil mencoba menggenggam tangan Rey.

Rey tersenyum, dia sangat mempercayai mishel, tak ada sedikitpun keraguan yang mampu membuat mereka bertengkar karena hal sepele. "Kalo kakak emang pernah ngasih sesuatu, dan gak pernah dipakek lagi bukankah itu udah jelas?"

"Jelas apa"

"Jelas dia gak mau makek"

Ayah mereka segera mengambil posisi untuk menghentikan pembicaraan yang semakin memanas terutama ada banyak tamu penting. Mereka harus terlihat harmonis untuk membangun citra yang baik.

Keluarga besarpun berkumpul, mulai dari paman, bibi bahkan dari keluarga mempelai wanita. Mereka berbincang sambil tertawa, mishel tak mengerti hal lucu apa yang terjadi hingga mereka tertawa, mau dia ikut andil hanya dengan menarik bibirnya dan memperlihatkan gigi yang tersusun rapi hanya untuk memperlihatkan sebuah kebahagiaan yang sama sekali tak dia mengerti.

"Sepertinya kamu sangat bahagia" ucap mishel kepada rey yang sedari tadi ikut tertawa

"Benar"

"Apanya yang lucu? Sampek buat kamu ketawa"

"Aku ketawa karena gak ngerti apanya yang lucu. Jadinya yang lucu liat mereka ketawa gak jelas"

Kedua alis mishel terangkat tak mengertin dengan kalimat yang dia dengar barusan

Because I love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang