mengakuimu

9.9K 415 7
                                    

"Shel udah setor judul?" Tanya karin

Mishel mengangguk tanpa menatap temannya itu dan masih focus pada google maps untuk mencari sebuah lokasi.

"Nyari apaan?"

"Toko kue" jawab mishel seadanya.

Kakinya terus berjalan ke arah kantin diikuti oleh karin. Sebenarnya mishel tak merasa lapar, tapi ke dua temannya yang lain sudah menunggu disana setidaknya mishel herus memesan sebuah minuman untuk menghilangkan rasa haus akibat cuaca panas.

Kantin terlihat lebih ramai dari biasanya. Hal itu terjadi karena ada beberapa perubahan, dimana kampus tengah memperluas gedung s3 sehingga mahasiswa s3 bergabung menjadi satu dengan s1 dan s2. Oleh karena itu kantin bertambah ramai. Ada banyak wajah baru yang sama sekali tak dia kenal.

"Eh liat tuh cowok.. dari tadi merhatiin elo" ucap sari sambil melirik ke arah laki laki berusia sekitar 28 tahunan.

Namun mishel tak perduli akan hal itu, dan langsung meminum jus buah yang baru saja tiba.

Beberapa saat karin menyenggol lengan mishel tanpa alasan yang jelas. Mishel yang tak mengerti akan maksud sahabatnya terus sibuk dengan handphone.

"Hai" suara itu terdengar cukup dekat.

Mishel melirik ke asal suara, entah sejak kapan laki laki itu duduk di hadapannya bergabung dengan mereka.

"Kamu bicara denganku?"

Laki laki itu mengangguk, satu hal yang mishel tau, laki laki itu adalah mahasiswa s3 yang juga sekaligus anak rektor kampus. Mishel tau ketika nindia membisikkan hal itu ke telinganya.

"Ada yang bisa kubantu?" Tanya mishel

"Nggak ada.. cuman mau kenalan aja, boleh kan?"

Mishel tak tau harus menjawab apa, menolak rasanya tak nyaman. Sementara menerima seperti memberi sebuah harapan. Ini bukan kali pertama mishel di dekati oleh laki laki, maka dari itu dia langsung bisa membedakan mana laki laki yang berniat untuk mendekati dan mana yang hanya untuk sekedar kenal.

"Kamu mahasiswi ekonomi?"

Mishel hanya mengangguk

"Kenalin nama ku sandi.." sambil menjulurkan tangan yang langsung di sambut oleh mishel. "Kamu cantik"

Itu adalah ucapan klise dan paling sering di dengar oleh mishel. Sementara dari jauh terlihat rey datang dengan membawa beberapa buku.

Rey meletakkan bukunya di atas meja "bisa ikut denganku dulu?" Tanya rey

Ini sudah biasa bagi teman mishel. Tapi mereka mengira bahwa selama ini rey hanya menyukai mishel dan terus mengganggu tanpa tau hubungan mereka sebenarnya.

"Tunggu.. mau kemana?" Tanya sandi dengan ekspresi menyelidik.

"Bukan urusanmu"

"Gue tau lo.. anak pembuat masalah di kampus ini"

Tak ingin meladeni ulan sandi, rey langsung berusaha menarik mishel keluar dari kantin. Namun sandi malah melarang.

"Gue tau lo tukang bulli disini.. tapi jangan kira lo biaa berbuat semaunya" dengan nada seolah olah seperti seorang pahlawan

"Maksudmu"

"Gue denger lo suka sama cewek? Ini ceweknya? Mungkin selama ini kamu bisa dapetin apapun yang lo mau karena mereka takut sama lo. Tapi jangan harap kali ini"

Sebenarnya mishel tak terlalu mengerti dengan apa yang diucapkan sandi. Yang pasti laki laki itu seolah olah memojokkan rey membuat rey terlihat sedang memaksa mishel untuk menuruti apa maunya.

"Kamu salah paham" jawab rey

"Terus? Atas dasar apa cewe ini nurut mau lo?"

"Aku gak maksa"

"Kalo lo keseringan kayak gitu mungkin orang disini ngira kalian pacaran.." dengan nada sekeras mungkin seakan sandi ingin membuat seisi kantin mendengar ucapannya. "Kamu gak mau kan di sangka gitu?" Tanyanya pada mishel.

Rey masih ingat janjinya untuk merahasiakan status pernikahan dari anak anak kampus. karena itu dia harus rela dan hanya bisa diam jika ada laki laki lain yang mencoba mendekati istrinya.

Rey mendesah pelan, menahan kekesalan. Demi menjaga sebuah rahasia dan agar tak terjadi keributan rey memutuskan untuk mengalah.

Baru beberapa langkah rey pergi, mishel membuat sebuah pernyataan yang menghentikan dirinya.

"Aku menyukainya" ucap mishel

Bukan hanya rey yang kaget. Teman dan seisi kantin ikut kaget dengan jawaban princess kampus yang satu ini.

"Apa aku salah denger?" Terang sandi

"Nggak.. kami sama sama menyukai"

Double kill? Ucap karin

Sandi tertawa dan menganggap mishel hanya bercanda. Melihat tanggapan sandy mishel semakin memperkeras suaranya "bahkan kami sudah menikah"

Savage? Ucap karin lagi

Mampus.. ini mimpi tambah sari.

______
Perjalanan pulang

"Kamu bener bener gak paapa temenmu tau kita udah nikah?"

Mishel mengangguk tanpa melepaskan lengan rey. Kepalanya bersandar di pundak rey sambil menatap ke arah jalan di balik pagar besi rumah.

"Ah kemaren kamu ngasih kado apa sama kakakmu?"

Baru saja terlintas tentang kado yang di berikan rey dalam kotak kecil di hari pernikahan kakaknya.

"Mobil"

Mishel langsung duduk tegap dan menatap ke arah laki laki di sampingnya "mobil? Sekecil itu?"

"Itu kecil karena kuncinya yang kumasukin"

"Gila"

"Apanya gila"

Mishel langsung menepuk bahu suaminya cukup keras "ini bukan waktunya pamer, kemaren tagihan kartu kredit sampek ratusan juta dan sekarang apa lagi ini?"

Rey tersenyum tipis menyiapkan diri, mengambil ancang ancang dan langsung lari menghindari wanita yang mirip seperti seorang akuntan yang mengelola keuangan dengan teliti

Because I love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang