part 4

20.4K 600 2
                                    

Tanpa disangka satu bulan berlalu. Mishel masih dengan perasaan yang sama, hatinya sama sekali tak bisa jatuh ke tangan rey.

"Duduk disini"

Tentu mishel enggan melakukannya dia tetap bergegas pergi.

"Ini perintah atau kamu ingin aku memaksamu?"

Mishel mengurungkan langkahnya dengan terpaksa dia duduk membelakangi rey yang tengah duduk di depan sebuah piano.

Ketika mendengar alunan music instrumen mishel baru sadar jika laki laki disampingnya bisa memainkan sebuah piano

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ketika mendengar alunan music instrumen mishel baru sadar jika laki laki disampingnya bisa memainkan sebuah piano. Dia sedikit heran, biasanya laki laki yang bisa memainkan music indah adalah tipe laki laki romantis dan hangat.

"Kamu bisa main piano?" Dengan ekspresi tidak percaya.

Matanya mencari cari asal suara, siapa tau ada radio atau rekaman music lainnya

"Bisa.. nenekku mengajarkannya" sahutnya

Sejak dulu mishel ingin belajar alat musik itu, selama ini dia hanya tau memainkan sebuah biola.

"Nenekmu? Aku tidak pernah melihatnya"

"Dia sudah meninggal.. "

Mishel merasa bersalah atas petanyaannya. Dia memang tidak mengetahui apapun tentang Rey, tentang hidupnya bahkan masa lalunya.

Dengan serius mishel memerhatikan Rey yang tengah memainkan piano, sekilas laki laki itu terlihat lembut dan menyedihkan.

Tanpa sengaja mishel focus ke arah pergelangan tangan Rey yang terlihat ada beberapa bekas luka kecil. Tapi dia tidak menanyakan itu, untuk apa dia perduli pada rey pikirnya.

Beberapa saat kemudian rey mendapat telfon, dimana setelahnya dengan terburu buru dia pergi tanpa mangatakan apapun pada mishel.

Dengan jaket kulit hitam dia masuk ke sebuah tempat yang mirip seperti klub malam.

Disana dia berusaha mencari salah satu temannya.

Ketika rey tiba temannya sudah berlumuran darah sembari menunduk memohon ampunan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ketika rey tiba temannya sudah berlumuran darah sembari menunduk memohon ampunan.

"Lepaskan dia" ucap Rey

"Temanmu ini baru aja nipu gue.." ucap laki laki berwajah sangar

"Nipu gimana.."

"Dia hampir aja bawa kabur cewek gue"

Rey tau itu, yoga temannya memang terobsesi dengan sindy gadis milik ketua geng Bringas. Seberapa kalipun gadis itu menolak dia tak akan pernah menyerah.

"Aku tau dia salah.. apa yang kamu mau" ucapnya sebagai negosiasi.

Laki laki itu memberi tanda 30 dalam artian 30 juta untuk kompensasi. Rey langsung menyanggupinya dengan cepat laki laki itu melempar bagas ke arahnya.

Ini bukan pertama kalinya bagas bertindak gila. Karena itu rey sudah tidak tau harus berkata apa. Dia satu satunya teman Rey yang paling setia, rey sudah menganggapnya sebagai keluarga.

"Jangan marah broo" ucap yoga walaupun dengan kondisi memprihatinkan.

"Diam aja.. aku bawa ke rumah sakit" ucap rey

"Gak perlu.. ini gak semuanya darah.. tadi aku dilemparin tomat.. lukanya cuman ini doank" sambil memperlihatkan tangannya

"Kenapa gak bilang dari tadi" teriak rey

Dia akhirnya bisa bernafas lega mengetahui bagas baik baik saja.

"Ini.. tadi aku dapet.. gak sengaja ngeliat langsung aku kantongin" memberikan sebuah bubuk putih yang ada di dalam plastik kecil ke arah Rey.

Rey langsung mengambilnya dan memasukkannya ke dalam saku baju.

Setelah mengantar bagas dia kembali ke rumah dengan lesu. Sang istri tidak ada di tempat, rey bertanya kepada satpam rumah, katanya mishel pergi tanpa sopir

Because I love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang