love night

15.2K 483 17
                                    

Deg! Pernyataan yang mampu membuat rey meragukan pendengarannya sendiri.

Mata mishel masih menatap dengan lekat. Entah ekspresi yang rey lihat dari mimik wajah mishel. Bercanda? Serius? Atau hanya asal menjawab.

"Kamu terlalu banyak mikir rey"

Rey kembali memasukkan kedua tangan ke dalam saku celana sesuai ciri khas yang membuatnya terlihat percaya diri. "Aku gak akan ketipu dengan ajakan usilmu"

"Aku serius"

Kedipan mata rey semakin cepat secepat detik jam "Kenapa"

"Apanya"

"Kenapa tiba tiba"

Mishel berfikir sejenak "nggak suka kamarku? Apa perlu aku ke kamarmu?"

"Lupakan"

Dengan cepat dia berjalan menuju ruangan yang tak jauh dari kamar mishel. Entah kenapa, rasanya jengkel, rey merasa mishel terus mempermainkan, memancing kebodohan yang pada akhirnya mempermalukan dirinya.

Nada suara yang terdengar membuat mishel sadar. Suaminya tengah menahan emosi.

Setelah berfikir beberapa saat, mishel beranjak ke kamar rey dengan membawa salah satu buku bacaan favoritnya trilogy eragon yang berukuran jumbo. Untuk seukuran wanita cantik dan selembut mishel memang cukup diherankan karena menyukai cerita fantasi, horor yang cukup menyeramkan dan rumit.

Pada umumnya wanita lebih menyukai kisah romantis yang lebih mudah dicerna oleh fikiran berdasarkan dunia nyata.

Krek! Pintu berbunyi perlahan mengikuti gerakan tangan mishel. Disana rey tengah duduk diatas kasur sembari memegang ponsel  memainkan game.

"Marah?"

"Nggak, kenapa harus marah"

Mishel duduk membiarkan sang suami sibuk dengan ponsel. Kamar itu benar benar terasa dingin karena AC yang diatur dengan suhu yang cukup tinggi.

"Rey boleh aku nanyak?"

"Apa"

"Sejak kapan kamu tinggal sendiri?"

Rey menatap ke langit langit kamar layaknya orang yang sedang berfikir "cukup lama, aku udah lupa"

"Kalo buat usaha?"

"17 tahun? Atau 18 tahun, karena aku bener bener gak bisa mempercayai ayahku untuk hidup"

Mishel mengangguk tanda mengerti dengan apa yang rey rasakan "kamu hebat"

"Oh ya?" Dengan tangan masih sibuk memainkan game

"Ketika perusahaan ayahku bangkrut, gak ada yang bisa kulakuin. Aku gak bisa bantu sedikitpun dan malah mempersulit ditambah adikku yang sakit, hanya ini yang bisa kulakukan"

Tangan rey terhenti. Gadis itu membahas pernikahan paksa yang terjadi karena uang atau biaya pengobatan adik mishel.

"Aku bukan laki laki baik, aku memanfaatkan masa sulitmu untuk mendapatkanmu"

"Bukan itu yang ku maksud, laki laki baikpun belum tentu bakal nolong aku.. itu bukan uang yang sedikit"

Air yang ada di atas meja seketika habis ketika rey meminumnya dengan cepat layaknya orang kehausan.

Matanya menoleh ke arah gadis yang tampak semakin kurus "jujur aja, ini juga sulit untukku shel.."

"Aku ngerti, gak mudah untukmu hidup sama aku.. berulang kali aku mgehina kamu rey, nampar kamu, permaluin kamu, ato bahkan nyakitin hati kamu."

"Bukan itu yang aku maksud. Rasanya sulit untuk belajar bgertiin kamu, sulit untuk jadi yang terbaik buat kamu, sulit bahagiain kamu. Aku cuman takut kamu semakin sengsara sama aku tapi dengan egoisnya aku tetap milih pertahanin atau maksa kamu tetap sama aku, tapi aku berusaha menjagamu dan berhenti melakukan kesalahan seperti dulu"

"Rey terimakasih"

"Untuk?"

"Semuanya"

Rey mengangguk. Sejenak suasana kembali hening, hanya suara suara lecil dari game yang terdengar.

Drrrt kali ini mishel tak mengerti apa lagi yang diinginkan aldi saat melihat panggilan masuk di hp Setelah bertengkar dan menyalahkan semua hal pada dirinya.

Rey sedikit melirik ke arah hp mishel dan melihat nama aldi aldi disana. Rey sudah terbiasa akan hal itu, dia tak perlu lagi kaget dan sedih karena itu sudah resiko yang harus dia tanggung saat menikahi gadis yang mencintai laki laki lain.

Hp itu terus bergetar cukup lama, mishel tak menolak ataupun menerima panggilan itu, hingga rey buka suara.

"Kenapa gak diangkat?"

"Gak penting" jawab mishel dengan santai

"Jangan bilang gitu ntar nyesel"

"Aku udah berakhir sama dia"

"Jangan gegabah" ucapan rey terasa sangat menjengkelkan untuk mishel.

Jantung mishel kembang kempis menahan emosi. "Aku mutusin buat ninggalin dia"

"Jangan asal ambil keputusan.. ntar balik lagi"

"Gak akan balik lagi"

"Katanya cinta, katanya sayang"

Mishel langsung melempar hp ke arah rey yang tanpa disengaja mengenai kepala. Bayangkan hp 5 inc yang padat mengenai kepala, wajah rey meringis sakit karena hal itu.

Mishel beranjak dari sofa dan memegang kepala rey sambil meminta maaf.

"Maafin aku"

"Cium dulu"

Candaan itu ditanggapi serius dimana mishel langsung mengecup bibir rey. Sejenak kembali sepi

"Aku bercanda ngomong gitu"

"Aku serius nyium kamu"

Mata keduanya mulai beradu, suhu dingin mulai terasa hangat

"Gak boleh?" Tanya mishel

"Malah kurang"



Mohon maaf untuk keterlambatan update karena author sibuk nyusun skripsi. Karena dah kelas aku usahain update tiap hari..

Oh iya sekedar info
Untuk kalian yang lagi nyari novel wattpad atau novel lainnya bisa cek IG buku_faradisa

Dijamin harganya murah, ada akun shopeenya juga. Disc nya ampun paling murah dah 30-60% bukunya ori juga kemarin sempet beli disana.

Abis beli buku revan reina 33rb sama athala 40rb buat koleksi








Because I love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang