Aku kira aku satu-satu nya, namun aku hanya salah satunya
_JinggaBroviBazar telah rame dengan murid yang niatan beli maupun murid yang niatan hanya untuk melihat-lihat, sangat ramai karena pelajaran di kelas tidak diberlakukan dan sekolah mengambil absen untuk mengetahui siapa yang hadir, lalu yang tidak hadir maka akan mendapatkan ancaman harus membawa satu pot bunga cantik untuk sekolah atau jika tidak akan dikenakan skors.
"Angel, kerja gih pacaran mulu". Teriak Fatiah yang kesal melihat Angel yang bermesra-mesra an karena lapak kelompok Jingga dan Samudra berdekatan.
"Iya elah". Jawab Angel malas-malasan.
"Aku ke temen-temen dulu ya yang, tuh udah marah-marah". Angel menunjuk dengan dagu nya lalu berjalan ke lapak kelompok nya begitupun Scorpio.
"Dasar Fatiah jomblo ganggu orang aja lo". Umpat Scorpio ketika berjalan di depan Fatiah.
"Biarin aja jomblo, jomblo bukan kutukan". Cibir Fatiah, Scorpio melihatnya sekilas lalu mengejek Fatiah dengan memeletkan lidahnya kepada Fatiah.
"Eh, jangan ganggu dong bro". Tiba-tiba Marvin datang dan memukul pelan bahu Scorpio, Scorpio tersenyum kepada Fatiah.
"Jadi ada yang ngebelain yah sekarang". Ejek Scorpio lagi membuat kedua nya menatap Scorpio dengan tajam.
"Ga? Lo lagi berantem sama Sam?" Tanya Vanila di sebelah Jingga, Jingga melihat wajah Vanila sebentar lalu kembali memandang ke depan.
"Enggak ah, baik-baik aja kok". Bohong Jingga, sedangkan Jingga sendiri bingung apa yang terjadi sebenarnya dengan dirinya, apakah dia dan Samudra sedang bermusuhan atau apa?
"Tapi... Ah sudah lah, eh cepet banget ya barang-barang kita habis, dari 54 barang sekarang udah tingga 9 aja". Kagum Vanila yang melihat barang jualan nya tinggal sedikit, berhubungan adzan zuhur yang berkumandang.
"Ngelakuin kewajiban dulu yok?" Ajak Jingga, mereka bertiga mengangguk lalu memasukkan barang yang tinggal sedikit ke bawah meja dan tidak lupa di tutup, uang di pegang Fatiah. Mereka berempat berjalan ke masjid sekolah yang berada di depan sekolah juga jauh dari lapangan tempat pelaksanaan bazar.
Jingga dan tiga teman nya berwudhu dan setelah itu shalat berjamaah dengan guru yang ada di dalam masjid tersebut, ditambah lagi dengan orang yang membutuhkan tempat beribadah karena sekolah Jingga dekat dengan pasar.
Mereka bertiga kembali ke lapangan bazar, sepi, sepertinya orang pada istirahat ke kantin atau shalat di mushala belakang sekolah, hanya ada tiga panitia disana dan duduk di ujung dengan canda guraunya.
"Seger deh, abis kena air wudhu". Ucap Angel, ketiga teman nya pun menganggukkan kepala dan berjalan ke lapak mereka, di lapak Samudra juga tidak ada orang.
"Astagfirullah, barang kita dimana?" Teriak Vanila histeris. Jingga, Fatiah dan Angel langsung berlari ke lapak mereka mendengar Vanila yang dulu nyampe teriak.
"Ih dimana?" Kesal Fatiah memukul meja.
"Siapa yang nyuri sih?" Tanya Angel tak lebih kesal.
Angel berjalan ke tempat ketiga panitia tersebut lalu menanyakan nya, beda dengan Jingga yang langsung berlari ke arah Aldo yang sedang berbicara dengan adik kelas nya.
"Kak Aldo, maaf ganggu, pinjem bentar ya". Jingga meminta izin kepada cewek yang sedang berbicara dengan Aldo, Aldo mengangguk begitu juga dengan wanita tersebut karena melihat raut wajah Jingga yang panik.
"Kak, barang kelompok gue ngilang". Lapor Jingga, Aldo terkejut.
"Emang nya lo kemana Ga? Masak bisa ngilang?" Tanya Aldo tak percaya.
"Gatau kak, tadi gue sama temen-temen shalat ke depan trus waktu balek udah nggak ada lagi". Jawab Jingga, mereka berdua berjalan ke lapak Jingga, barang mereka menghilang dan itu di luar dugaan. Samudra dkk ditambah January dan Gerry juga Queena datang, Jingga melihat Queena dengan ujung matanya, Queena sangat bersenang-senang berbicara dengan Samudra disana. Queena melihat Jingga yang melihatnya tidak menyenangkan, Queena juga melihat Jingga dengan tatapan tidak suka.
"Ada apa kak?" Tanya Leo yang sudah nyampe dan melihat panitia berkumpul di lapak Jingga.
"Barang-barang Jingga ngilang". Jawab Aldo, Leo melihat ke Jingga, Jingga masih menatap Queena dengan wajah tidak suka nya. Queena dan Samudra bertambah mendekat.
"Kenapa lo ngeliatin gue kek gitu?" Tanya Queena, Jingga tidak menjawab dan masih menatapnya tidak suka.
"Barang Jingga ngilang". Ucap Leo kepada Samudra, Queena tersenyum.
"Oh lo nuduh gue?" Tanya Queena sambil menunjuk wajah Jingga, Jingga memegang jari telunjuk tersebut dan menghempaskan nya kasar.
"Siapa lagi yang benci sama gue selain lo? Hah!" Jawab Jingga tak kalah.
"Yang benci sama lo banyak kali". Jawab Queena tapi dengan nada di kecilkan, Queena memanglingkan wajah nya kesamping.
"Jangan asal ngomong lo!" Balas Jingga berapi-api, Vanila dan Fatiah menenangkan Jingga sedangkan Samudra dkk ditambah January dan Gerry hanya diam.
"Lo kalau gak suka sama gue jangan ngelibatin temen gue setan!". Jingga ngomong kasar dan mendorong tubuh Queena kebelakang karena sudah sangat sakit hati, Queena tidak ada yang membela, dia hanya sendiri. Sedangkan, semua orang membela Jingga termasuk Samudra. Jingga melepaskan pegangan dari teman nya lalu berjalan ke toilet karena air mata nya tak bisa dibendung lagi dan meminta untuk di keluarkan.
"Dasar cabe". Bentak Vanila lalu Vanila, Fatiah dan Angel menyusul Jingga, Queena melihat ekspresi Samudra yang sama sekali tidak membela nya.
"Jadi lo?" Tanya Samudra, Queena menggeleng lalu menundukkan kepalanya, ia juga berjalan menjauhi lapangan dan disaat itu pula Gerry dan January sudah tidak ada disana.
"Ga, jangan nangis". Ucap Fatiah yang sudah memeluk Jingga, Jingga tidak bisa menahan tangisnya, ia tetap menangis terisak.
"Maafin.. guee.. karena.. guee.. kalian.. ikut.. kena.. masalahh". Ucap Jingga di sela tangisnya.
"Apa sih Ga?" Ucap Fatiah kembali, Fatiah menegakkan wajah Jingga lalu mengusap pelan pipi Jingga.
"Ciee romantic wae". Goda Vanila, Jingga tersenyum.
"Oh iya dong". Ucap Fatiah mendahului Jingga yang ingin mengucapkan kata yang sama.
"Jangan nangis sayang-sayang ku nanti gue juga nangis". Angel mendekat lalu memeluk Jingga dan Fatiah begitu juga dengan Vanila yang mendekat.
"Aaa guee juga sayang". Vanila memeluk dan mereka bahagia di dalam toilet tersebut.
"Seneng-seneng saja kalian semua, karena kalian gabakalan tahu siapa yang sudah mengambil barang kalian, bukan Queena". Mereka melepaskan pelukan mereka dengan sepat lalu sama-sama melihat ke pintu toilet.
"Biar gue cek". Angel berjalan ke luar toilet namun tidak melihat siapapun, suara nya sangat jelas.
"Jaddiiii...? Bukan Queena?" Tanya Jingga, Jingga berjalan ke luar dan dengan cepat ke lapangan.
"Queena mana?" Tanya Jingga kepada Marvin, Marvin menggeleng.
"Dia udah pergi, biarin aja lah". Marvin juga terlihat kesal kepada Queena.
"Queena mana Sam?" Tanya Jingga sedikit membentak kepada Samudra.
"Dia udah pergi, biar aja lah". Jawab Samudra.
"Kemana?" Tanya Jingga lagi, Samudra menggeleng dan Jingga dengan ceoat berjalan pergi, namun tangan nya di tahan ileh Samudra.
"Ada apa Ga?" Tanya Samudra, Jingga menggeleng.
"Bukan Queena pelakunya". Ucap Jingga membuat Samudra bingung.
✍✍✍
Part 22 siap
KAMU SEDANG MEMBACA
Jingga di Samudra [Completed]
Romance{tamat} [dalam tahap revisi] Cinta? Aku pernah mendengar kata itu. Namun bagaimana jika mencintai dia yang juga mencintaiku namun kami tidak bisa bersama karena banyak hambatan? Aku menjauhi nya disaat aku takut, dan setelah rasa takutku menghilang...