JDS-41

1.6K 49 2
                                    

Tidak tahu kapan kita akan meninggalkan orang yang kita sayang
Karena itu lebih baik kita memberikan kebahagiaan sebelum semua nya sia-sia bukan?
_SamudraPratama

Ruangan dengan suasana hening, banyak poster yang salah satu nya adalah no smoking area. Dinding berlapiskan cat berwarna putih memberi kesan mewah dengan lampu yang juga terang.

Di ruangan tersebut sudah duduk empat remaja, menunggu dokter yang katanya ingin shalat isya terlebih dahulu. Vanila sudah pucat, ia tampak lemah disana didampingi oleh Leo. Teman-teman Jingga yang lain tadi telah menelepon Jingga karena tidak bisa ikut mengantari ke rumah sakit, Jingga memberi izin lagian hari sudah malam. Sedangkan orang tua Jingga dan Samudra sudah balik ke rumah masing-masing.

Ting!

1 notification with WA.

Amanda

Happy birthday sepupu sayang❤❤❤ maaf gue tadi purak² gak tau, kado lo udah gue simpen di kamar, td ny gue mau ikut prty, tp Bunda bilang lo lg drmh skt karna tmn lo skit,
Maapin gue Jingga sayang, wish you all the best cincaay🎂🎂🎉

Makasih banyak nda, gue kira lo lupa, td sempet kesel gue sm lo yng gak jg bilang ke gue padhl udh ktmu, mksh kado nya❤❤

S

etelah membalas pesan dari Amanda, Jingga menyimpan kembali handphone nya. Akhirnya dokter masuk ke ruangan.

Dokter tersebut duduk di kursinya. "Ada apa nak Sam?" Tanya Sang Dokter, Samudra tersenyum sopan.

"Temen Samudra mengalami hal yang aneh Dokter." Ucap Samudra, Dokter tersebut memandangi satu persatu yang berada di hadapan nya.

Pandangan dokter tersebut tertuju kepada Vanila. "Ini kenapa dibawa? Pucat gitu, dia pasti sakit." Tebak sang dokter.

"Dokter bener, Vanila sakit, tapi kami udah bawa ke rumah sakit tapi penyakit nya gak ketebak. Sam fikir Vanila bisa diobatin disini."

Dokter tersebut mengangguk paham. "Yaudah, Sam baring-kan temen nya disana." Doker tersebut menunjuk sebuah tempat prakteknya. Leo memopoh Vanila menuju tempat yang sudah ditunjuk. Vanila sangat pucat membuat Leo tambah khawatir.

"Dokter ada air minum?" Tanya Leo, dokter pun mengambilkan minum lalu Leo meminumkan nya kepada Vanila.

"Kamu pacar nya?" Tanya dokter tersebut, Leo hanya tersenyum.

"Enggak dok, cuma temen." Ucap Leo sedikit berat. Dokter hanya mengangguk pelan.

"Vanila kira-kira kamu kuat jika saya menanyakan sesuatu kepadamu?" Vanila mengamgguk. Dokter mulai mengelus pucuk rambut Vanila agar Vanila lebih rilex.

"Apa yang kamu rasakan?"

"Saya tidak merasakan apapun dok, tiba-tiba saja badan saya lemas." Jawab Vanila.

"Apa kamu pernah banyak fikiran?" Vanila kembali mengingat, ia sangat ingat tiga tahun yang lalu disaat ia pertama kali merasakan sakit ini, namum Dokter Ridwan tidak menemukan penyakitnya.

"Pernah dokter." Jawab Vanila jujur.

"Kamu bisa atau tidak jika kamu tidak terlalu memikirkan masalah kamu itu?" Tanya dokter lagi, Vanila menggeleng.

Jingga di Samudra [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang