MusimSemi-18

17.3K 1.9K 108
                                    

🍁🍁🍁

Naela duduk di atas tempat tidur, bersandar pada satu buah bantal, dan membaca buku. Fatih tidur di sampingnya, memeluk guling dan bibirnya terbuka. Terlihat sangat menggemaskan. Naela kadang tidak tahan untuk tidak mengusik hidung atau bibir Fatih yang sedang tidur dengan ujung telunjuk, tak jarang Fatih sampai terbangun. Tapi biasanya kalau Fatih bangun dan mendapati wajah Naela di depannya, anak itu langsung tertawa riang, lalu tidur lagi.

Pintu kamar sudah tertutup, meskipun tidak dikunci. Naela percaya Sam tidak akan macam-macam. Sejauh kebersamaan mereka, pria itu bisa dipercaya. Sekarang dia masih mandi. Di tengah malam begini, bunyi air yang menyentuh lantai terdengar jelas.

Sudah pukul 12.06 am tapi Naela belum mengantuk. Di tangannya ada buku Al Fawaid yang ditulis Ibnu Qayyim al Jauzy. Buku ini milik mendiang ayahnya, dan Naela sudah membaca berulang kali.

Di antara tanda-tanda kebahagiaan dan keberuntungan adalah bahwa jika ilmu seseorang bertambah, maka bertambah pula kerendahan hati dan belas kasihnya.

Jika bertambah amalnya, bertambah pula rasa takut dan kehati-hatiannya.

Jika bertambah umurnya, semakin berkurang ketamakannya.

Jika bertambah hartanya, bertambah pula kedermawanan dan sedekahnya.

Jika bertambah kekuasaan dan pangkat, bertambah pula kedekatannya kepada manusia dan memenuhi kebutuhan mereka serta bertanbah tawadhu' terhadap mereka.

Sedangkan tanda-tanda kesengsaraan adalah jika bertambah ilmu seseorang, bertambah pula kesombongan dan penghinaannya kepada manusia, serta selalu berbaik sangka kepada dirinya sendiri.

Jika bertambah umurnya, semakin bertambah pula ketamakannya.

Jika bertambah hartanya, bertambah pula kekikiran dan kebakhilannya.

Jika kekuasaan dan pangkatnya bertambah, bertambah pula kesombongan dan keangkuhannya.

Semua ini merupakan cobaan dan ujian dari Allah untuk menguji para hamba-Nya, yang dengannya suatu kaum menjadi bahagia dan kaum lain menjadi sengsara.

Naela memikirkan setiap kalimat yang ditulis oleh ulama mahsyur ini. Demikianlah tulisan para ulama yang benar-benar meresapi agama, ketara sekali bahwa tulisan mereka merupakan perpaduan antara pemikiran yang mendalam, perenungan yang kuat, dan pandangan yang jauh.

Hidup adalah ladang ujian. Yang miskin, maka dia sedang diuji dengan kemiskinan. Yang kaya, maka dia sedang diuji dengan kekayaan. Yang hidup di negeri aman dengan fasilitas serba ada, sejatinya sedang diuji dengan keamaanan dan kemudahan. Yang hidup di tengah peperangan dan pertumpahan darah, juga sedang diuji dengan ketakutan dan kekurangan harta-jiwa. Manusia selalu diuji hingga terlihat siapa di antara mereka yang benar imannya dan siapa yang dusta!

Dulu Naela diuji dengan kehamilan di luar nikah, popularitas, hingga hidup dalam penjara. Sekarang dia juga sedang diuji menjadi istri seorang Sam yang bahkan shalat saja belum pernah.

Jika dulu Naela beranggapan bahwa di dunia seseorang akan hidup dalam keheningan dan kebekuan salju, lalu berbahagia di musim semi, maka sekarang ia ingin meralat anggapan ini.

Musim semi yang abadi adalah Surga. Kesuksesan sejati adalah kebahagiaan ketika Allah telah rudho lalu memasukkan seorang hamba ke dalam Surga. Tidak ada kesuksesan yang lebih dari itu. Dan tidak ada definisi kesuksesan yang lebih tepat melampaui itu.

Di Tepian Musim Semi 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang