💅Pretty U - Seokjun Ver. (Final)

202 44 5
                                    

"seokmin-ah?"

"ya?" seokmin mengangkat kepala dari keik pesanannya, berhenti membersihkan sendok yang dileleri cokelat cair hanya untuk memerhatikan junhee.

junhee mengalihkan pandangan ke luar jendela kafe. banyak gadis muda memadati distro baju yang dikelolanya bersama junghan. mereka semua keluar dengan raut puas, kadang mengenakan rok modis dari distro mereka yang akan berkibar saat ditiup angin. "apa aku harus mencoba pakai gaun kalau kita kencan lagi?"

seokmin sempat termenung karena junhee sekarang sudah tidak canggung lagi untuk mengatakan sesuatu seperti kencan dan apa pun yang berhubungan dengan itu. mungkin ini perkembangan yang harus diapresiasi. kemudian dia menggeleng. "tidak perlu. aku tetap menyukaimu yang menjadi diri sendiri."

"oke. tapi jangan protes kalau tiba-tiba aku jadi suka pakai jins lagi, ya."

"memangnya aku pernah komentar apa? aku bahkan tidak keberatan kalau noona datang dengan atribut preman sekali pun," katanya. "oh, rambutmu bahkan mulai panjang." komentar seokmin ketika menyadari bahwa rambut junhee sudah mencapai setengah punggungnya.

junhee menyikat rambut dengan jejari. "ya, terakhir kupotong 'kan hampir setahun yang lalu." ucapnya. "sebenarnya ini susah, aku masih belum terbiasa dengan rambut panjang, jadi rasanya gerah sekali."

"kalau kamu merasa risih, kenapa bersikeras untuk memanjangkan?"

"... boleh kupotong?"

seokmin tersenyum singkat, "aku mana pernah melarang."

junhee berhenti menatap ke luar. jarinya menyuil-nyuil es krim pesanannya yang nyaris cair. "aku jadi ingat. bukannya tipemu itu yang rambutnya lurus hitam panjang? mungkin seperti wonhee?" dia merasakan sedikit pahit di pangkal lidah ketika mengucapkan nama itu. wonhee adalah anak perempuan yang disukai mingyu, subjek cintanya yang tidak pernah bisa dicapai; tidak peduli seberapa banyak junhee telah berusaha untuk menarik perhatian mingyu agar melihatnya.

seokmin menyadari perubahan ekspresi junhee, dan dia langsung menyentuh lengannya untuk mengatakan bahwa dia ada di sana. tidak apa-apa untuk menangis satu atau dua kali, dia mengatakannya pada junhee dengan gestur tanpa suara. cinta pertama seorang perempuan tidak akan mudah untuk dilupakan, dan seokmin paham itu.

mingyu adalah laki-laki pertama yang pernah membuat junhee jungkir-balik, meskipun pada akhirnya dia disambut penolakan halus karena mingyu telah menyukai wonhee lebih dulu dibandingkan ketika junhee menyatakan perasaannya. seokmin sudah menunggu bertahun-tahun, dan dia pikir bukan masalah besar kalau memang junhee belum seutuhnya melupakan caranya memandang mingyu ketika mereka sedang bersama; dia hanya perlu lebih banyak waktu untuk membuat junhee bisa menatapnya sebagai lee seokmin--bukan sebagai pelarian, atau laki-laki pengganti. lagipula mereka masih muda, masih banyak hari untuk bisa dihabiskan berdua.

junhee menggeleng satu kali dan tersenyum.

"kautahu, aku terharu noona menyimpan kenangan-kenangan bersamaku dulu di smp dan tidak pernah lupa. di sini kukira hanya aku yang melakukannya,"

"berlebihan." junhee memamerkan kepalan tangan sebagai ancaman dan seokmin terkekeh, "beringas seperti biasa, huh, noona?"

"lantas kenapa?"

"kenapa apanya? aku tidak mengerti dengan pertanyaanmu."

"kenapa kamu memilih memacariku. kaubilang tipe gadismu seseorang yang berambut panjang dan memiliki banyak kelakuan manis. sementara aku ... kamu bisa lihat sendiri. hobiku bicara dengan keras dan blak-blakan, rambutku selalu dipangkas pendek, dan tingkahku jauh dari kata feminin. apa itu semua tidak terlalu berlebihan?"

es krim di piring pesanan junhee sudah semuanya meleleh karena lima belas menit berlalu dan dia tidak memakannya sama sekali. hening menggigit. hanya ada alunan musik trot klasik dari pengeras suara yang dipasang di sisi-sisi kafe dan menjalari telinga mereka. entah mengapa junhee merasa dia terjebak dalam situasi tidak menguntungkan.

"aku senang pada akhirnya kamu mengajukan pertanyaan seperti ini setelah sekian lama. alasanku, maksudnya."

junhee memfokuskan atensinya pada seokmin.

"aku hanya suka padamu." seokmin membuat mata junhee terpaku padanya dan meyakinkan dia lewat pandangan mata sarat makna. "tidak peduli bagaimana cara orang lain melihat atau berbicara tentangmu, aku tetap suka padamu."

"kenapa?"

"karena, noona, tidak semua orang paham betapa cantiknya kamu selain aku."

(seokmin pulang dengan kepala benjol sementara junhee harus merendam kepalanya di air es untuk meredakan panas yang menjalar sampai kupingnya.)

[fin.]

DERP Meme [SEASON II]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang