soonyoung masih tukang bercanda seperti biasa, jadi walaupun status mereka berubah tidak ada yang benar-benar berubah bagi jihoon.
laki-laki itu tetap melakukan semuanya seperti biasa. menjemput dan mengantar pulang, bermain ke rumahnya jika tiba akhir pekan, atau bersuara paling keras ketika membela jihoon apabila gadis itu diganggu beberapa laki-laki iseng. perlakuan dan tatapan soonyoung masih sama, setelah semua.
ada satu yang berubah. jika sebelumnya dia sangat bersikeras untuk mengatakan bahwa dia dan jihoon hanya sahabat, sekarang sudah tidak lagi. apakah itu bisa disebut perubahan, jihoon masih memikirkannya. tapi yang jelas, soonyoung tak segan lagi untuk mengakui perasaannya terhadap jihoon.
*
bibi soyeon--seperti soonyoung memanggilnya, sedang memasak dengan celemek ketika soonyoung dan sengiran anehnya tiba di rumah jihoon.
"jihoon masih belum bangun?" dia menebak.
soyeon mengaduk kuah sup dan mengesah, "jihoon. bangun, sayang. kamu tidak malu pacarmu datang menjemput dan kamu masih tidur?"
beberapa saat kemudian, balasan jihoon menggema dari lantai atas. suara malasnya terdengar jelas. "suruh saja soonyoung pulang, bu. bilang, aku membatalkan kencan. aku mau berkencan dengan kasurku saja."
soyeon meringis, "kaudengar itu? sepertinya dia kembali ke kebiasaan lamanya. kenapa kau tidak pergi dan bangunkan sendiri, soonyoung?"
soonyoung mengangguk, meniti tangga sampai ke kamar jihoon. begitu tiba di depan pintu, dia mengetuk beberapa kali. jihoon tidak menjawab atau membukakan, jadi dia masuk sendiri. "kamu lupa sudah janji mau menemaniku beli celana training baru?"
jihoon bicara sambil melantur, "buang saja."
"oh. inikah gadis yang kukenal sedari bayi?" soonyoung membuang napas. tangannya menyingkirkan anak rambut yang menutup dahi jihoon.
jihoon menyingkirkan tangan soonyoung, "pergilah. aku mau tidur. ini hari libur."
"tidak, kamu sudah janji. pokoknya kamu harus pergi denganku."
"pemaksa, ih." jihoon bicara dengan mata terkatup. dia sebenarnya sudah bangun sejak lama, tapi malas beranjak dari ranjang.
"ya, memang. makanya ayo bangun." soonyoung menyibak selimut jihoon dan berteriak dengan suara berat saat melihat (sesuatu yang indah) bahwa pacarnya hanya memakai celana g-string dan bra olahraga.
jihoon sadar sepenuhnya, membulatkan mata. "Y-YAK! apa yang mau kamu lakukan?!" dan dalam gerakan cepat membungkus dirinya rapat-rapat dengan selimut, lalu melempari wajah pacarnya dengan bantal dan guling.
"a-apa kamu selalu seperti itu jika pergi tidur?" soonyoung mundur beberapa langkah dari ranjang sembari menghindari lemparan bantal jihoon.
"bukan masalah aku mau tidur pakai apa! kenapa kamu tidak berpikir dulu? apa kamu tidak memahami privasi, soonyoung?"
soonyoung mengusak rambutnya bingung. "biasanya tidak pernah, 'kan. lagipula ada apa denganmu tiba-tiba tidur hanya dengan dalaman. bukannya kamu pernah bilang tidak suka?"
"cuma mengikuti saran junghan seonbae. lagipula itu urusanku. kamu saja banyak tanya."
(soyeon yang mendengar ribut-ribut segera pergi ke atas, membuka kamar anaknya tanpa mengetuk.)
"apakah aku datang di saat yang kurang tepat?" soyeon berkedip, mencerna keadaan. jihoon sedang membalut tubuh dengan selimut dan soonyoung berdiri dua meter di depan ranjang anaknya. kemudian dia tertawa-tawa di depan kamar jihoon. "aku bukan orangtua kolot, tapi kusarankan jangan melakukannya sekarang. menjadi orangtua muda itu lebih banyak tidak enaknya, kalian tahu."
wajah jihoon dan soonyoung sama-sama memerah. "a-apa, sih? i-ini tidak seperti yang ibu/bibi pikirkan!" koor mereka kompak.
KAMU SEDANG MEMBACA
DERP Meme [SEASON II]
HumorKelanjutan dari kebobrokan HQQ Boo Seungkwan dan kawan-kawan. Sekuel dari DERP Meme. Tetap tidak memerhatikan kaidah bahasa baku, penggunaan English Low Qwality, dan berpakem EYD (Ejaan yang Disemrawutkan) Warning: Tulisan ini tidak dimaksudkan untu...