jihoon punya seorang kakak kandung, laki-laki. namanya yoongi.
namun setelah yoongi lulus beberapa tahun lalu, dia memutuskan tinggal terpisah dari keluarganya dan mencari pekerjaan untuk menyokong diri sendiri. sekarang dia menetap di miyagi dengan kehidupan tenang dan menyenangkan. dia akan kembali ke korea per beberapa bulan sekali, untuk mengecek ibu dan adik perempuannya serta mengunjungi makam ayahnya dengan sejumlah dupa yang dibakar.
yoongi adalah sosok irit bicara, persis seperti jihoon. wajah mereka bagai pinang terbelah dua. entah gen siapa yang turun pada mereka (soyeon dan suaminya punya tinggi badan di atas rata-rata) karena yoongi juga kurang semampai, sehingga membuatnya sering disalahpahami sebagai seorang wanita--dan soonyoung yakin dua bersaudara ini berbagi dna yang sama.
soonyoung lebih suka berurusan dengan yoongi dibandingkan seungcheol. karena tentu saja, yoongi tidak banyak komentar macam-macam tentang hubungannya dengan jihoon. dan lagi, yoongi lebih keren daripada seungcheol yang sok keren--walau poin ini patut dipertanyakan kevalidannya karena soonyoung hanya merasa tersaingi.
*
bulan itu adalah jadwal yoongi pulang. saat dia masuk ke rumahnya, tidak ada siapa pun di dalam. soyeon meninggalkan memo kecil di atas kulkas yang mengatakan kalau dia pergi arisan bersama teman-teman bergaulnya, dan yoongi menebak jihoon sedang pergi ke studio tengah kota karena adiknya punya hobi menulis lagu.
perutnya berbunyi, lapar karena perjalanan panjang dan yoongi segera mencari ke setiap rak penyimpanan. laki-laki itu gembira saat menemukan sebungkus mi instan siap seduh.
yoongi menakar air di panci dan menjentikkan kompor. kemudian, dia melangkah ke meja, dan tertidur dengan tangan bersilang. bepergian dari jepang dengan moda transportasi darat jauh lebih melelahkan dibanding naik pesawat--tapi apa boleh buat, uangnya bulan itu sedang tiris.
(soonyoung masuk ke dalam dapur kediaman keluarga lee dengan cara menyelinap; karena dia diusir tidak boleh masuk ke rumahnya sendiri untuk beberapa alasan.)
suara gemerisik mengirim yoongi bangun dalam sekejap. laki-laki itu sigap bersembunyi di balik pintu dengan sikap siaga. dia sempat meraih stik golf tadi, dan sekarang mendekapnya erat-erat.
saat sebuah sosok berjinjit melewati lemari pendingin, yoongi keluar dan menyerbunya sambil berteriak, "DASAR BAJINGAN!" sambil memukulkan stik golf keras-keras ke belakang orang itu.
si liyan mengaduh kencang, "YA TUHAN, APALAGI INI?!"
(yoongi tertegun saat mendengar suaranya.)
kakak kandung jihoon itu menangkup wajah si liyan, lalu terkejut, "ah, soonyoung!" dia mengetukkan lidah, "kupikir kau pencuri."
soonyoung duduk, mengusap kepalanya. stik golf tadi hampir membuat tengkoraknya retak jadi dua kalau saja dipukulkan lebih keras lagi. "jahat sekali."
"maaf, maaf. habis kau berjinjit di dapur orang. itu 'kan mencurigakan." yoongi memutar bolamata.
soonyoung mendengus, "apa boleh buat. aku sedang marahan dengan jihoon. bibi soyeon juga seperti sekongkol untuk menghukumku secara tidak langsung. dan lihat sekarang, aku bahkan dikunci tidak boleh masuk ke rumah oleh ibuku ...."
yoongi menelengkan kepala tidak paham. "kau pasti sudah membuat bibi yuri marah." katanya, lalu pergi mematikan kompor, dan kembali duduk di bangku meja makan di sebelah soonyoung. rasa laparnya hilang begitu saja.
"aish. kurasa ini benar-benar minggu sialku." soonyoung mengacak rambut, stres.
mungkin tidak seperti kelihatannya tapi yoongi adalah orang dengan perhatian mendetil. ketika melihat wajah soonyoung penuh polesan biru-merah keunguan tidak beraturan, dia tahu pasti ada yang tidak beres. "ada apa dengan wajahmu? kau habis berkelahi dengan gangster? lagi?"
soonyoung mendengus, "ini perbuatan sepupu gilamu, tahu. harusnya kaudatang lebih cepat dan menolongku sore itu karena dia benar-benar liar seperti residivis baru lepas hukuman."
"vernon atau seungcheol?" yoongi bertanya memastikan. karena sepupu lee bersaudara bukan hanya satu.
vernon adalah sepupu tiri mereka, lahir dari istri paman siwon yang lain sehingga ciri fisiknya sedikit kebaratan, dan baru dibawa ke korea setelah usianya sudah agak besar untuk bisa mengerti arti sebuah perceraian. paman siwon sekarang lajang, dan hubungannya dengan mantan istri keduanya tidak terlalu baik. sempat ada percekcokan soal siapa yang berhak membesarkan vernon tapi pada akhirnya mereka sepakat membiarkan anak itu cukup dewasa untuk membuat pilihan. vernon terbiasa tinggal di brooklyn sehingga dia masih harus menyesuaikan diri ketika datang.
sementara itu, istri pertama paman sekaligus ibu seungcheol bernama seohyun. dia adalah adik dari ayah mereka, dan meninggal karena penyakit yang sama seperti saudaranya. seohyun hanya sempat merayakan hari kelahiran seungcheol sampai tahun ke delapan, karena sakitnya membawanya pergi lebih cepat. dia meninggal dua tahun lebih awal, disusul kakaknya pada suatu sore yang tenang.
"tentu saja seungcheol! memangnya kapan vernon pernah memukul orang?!"
"kau dihajar seungcheol?" yoongi menaikkan alis. "kenapa?"
"masalahnya benar-benar tidak penting, sih. jadi tidak usah dipikirkan, hyeong. paling juga bakal baik sendiri dalam beberapa hari--semoga."
yoongi tidak sepaham, "yang begini harus diurus supaya tidak jadi infeksi, tahu." dia beranjak mengambil baskom kecil berisi air dan handuk, serta beberapa es kubik dari kulkas.
soonyoung tertegun beberapa detik sampai yoongi kembali, melakukan sesuatu tidak terduga dengan mengompres kepalanya. "kutebak, kau tidak merawatnya dan hanya mencuci lebammu dengan air, 'kan?"
soonyoung yakin dia tak pernah mengerti letak bagusnya sebuah drama tapi dia pikir sekarang, ada alasan masuk akal kenapa remaja perempuan suka sekali menontonnya. yoongi yang mengompres luka entah bagaimana terasa mirip kang moyeon yang menjahit luka yoo sijin. (jangan tanya bagaimana dia bisa tahu sebab kwon yuri selalu tersedu-sedu sambil mengamankan remot kontrol ketika menontonnya.) "jihoon bahkan belum pernah menyentuh wajahku sebegini intens."
"hmm?" yoongi mendongak, dan soonyoung pikir dia tidak benar-benar mendengar. dia menggeleng, "bukan apa-apa, hyeong."
setelah selesai membasuh memarnya, yoongi menutup beberapa luka gores di wajah soonyoung dengan plester kulit. soonyoung nyengir lebar, memeluknya dengan gerakan sayang seorang adik, "aaah, aku mencintaimu, yoongi hyeong!"
"ya, ya. aku tahu. cepat lepas." yoongi tidak terlalu menyukai sentuhan, sama seperti jihoon, mendorong badan soonyoung menjauh, tapi pelukan cowok hiper beranjak dewasa terasa lengket seperti lem sepatu. "kenapa jihoon tidak bisa jadi sepertimu, ya?"
(jihoon masuk ke rumah setelah mengucap salam. dia melihat sepatu yoongi di teras sehingga menduga kakaknya pasti sudah tiba. kemarin setelah dikabari akan pulang, jihoon langsung melonjak girang dan minta dibelikan oleh-oleh.)
jihoon memergoki mereka; dalam posisi tidak menguntungkan. dari mukanya, soonyoung menebak pasti dia mendengar kata-kata terakhir tentang bagaimana jihoon tidak bisa menjadi seperti yoongi.
"begitu, ya, soonyoung." katanya lamat-lamat, "yah, kalau kamu memang lebih suka oppa-ku, kenapa tidak pacari dia saja, hmm?"
perempuan itu berbalik dan naik ke kamarnya di lantai atas. soonyoung ditinggal untuk masalah baru. yoongi meneruskan memasak dan dia memakan mi dari panci dengan santai tanpa tendensi untuk menjelaskan hal sebenarnya pada sang adik.
*miyagi: nama prefektur di jepang.
**brooklyn: borough paling padat yang ada di new york.
***liyan: orang asing.
(((in-case ada yang belum tahu)))
![](https://img.wattpad.com/cover/147184953-288-k333422.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
DERP Meme [SEASON II]
HumorKelanjutan dari kebobrokan HQQ Boo Seungkwan dan kawan-kawan. Sekuel dari DERP Meme. Tetap tidak memerhatikan kaidah bahasa baku, penggunaan English Low Qwality, dan berpakem EYD (Ejaan yang Disemrawutkan) Warning: Tulisan ini tidak dimaksudkan untu...