💅Pretty U - Soonhoon Ver. (3/8)

262 62 7
                                    

esok harinya, soonyoung datang ke rumah jihoon untuk menjemput gadis itu berangkat bersama, tapi yang didapatnya hanya gestur tidak mau tahu dari soyeon, ibu jihoon--sekaligus calon mertua, kata soonyoung menambahkan.

"jihoon bilang dia punya tugas senat dan harus berangkat lebih pagi."

di sekolah, gadis itu menghindar. caranya benar-benar lihai hingga soonyoung merasa dia sedang bermain tangkap belut. jihoon melewati bahunya, mendiamkannya jelas-jelas ketika diajak bicara, bahkan menolak untuk diajak pergi beli es krim alih-alih jihoon selalu girang kalau melakukannya.

("jika kamu punya cukup alasan untuk ditunjukkan padaku, aku baru akan menyudahi perang dingin kita." begitu isi ultimatum jihoon.)

karena tidak tahan didiamkan nyaris dua hari, di sore ketiga soonyoung membuntuti gadis itu tanpa izin.

"aku pulang." jihoon mengucap salam, membuka gerbang rumahnya.

"selamat datang, jiji sayang." gerbang dibuka penuh dan tampaklah pemandangan berupa sosok tidak diharapkan.

"lepas, oppa. dan jangan cium-cium, kamu seperti pedofil, tahu." jihoon menahan pipinya agar tidak kena cium. badannya mendorong laki-laki yang memiliki massa tubuh padat, terlihat dari lapisan lengannya yang tebal.

laki-laki yang ditepis jihoon terkekeh bodoh. "padahal dulu kamu yang suka mengikutiku ke mana-mana, panggil seungcheol oppa seungcheol oppa terus. aih, aku jadi kangen jihoon yang dulu."

soonyoung duga dia memang tengah apes karena seungcheol berjaga seperti satpam komplek bersamaan ketika pacarnya pulang. dia tidak mengerti, sejak kapan seungcheol merasa rumah sepupunya adalah rumah sendiri, karena dia datang terlalu tiba-tiba. padahal terakhir saat soonyoung cek, seungcheol sedang pusing mengurusi hubungannya sendiri dengan senior cantik kelas tiga, yoon junghan.

takut-takut, soonyoung mengintip dan mendapati seungcheol berdiri garang. pandangan matanya seperti singa menguliti zebra. dia lebih-lebih daripada calon ayah mertua galak yang menginterogasi pacar anaknya. soonyoung merasakan bulu kuduknya merinding tanpa antisipasi.

soonyoung membalik badan, berjinjit, tapi mata seungcheol lebih tajam dari seekor elang.

"mau ke mana kau, bocah tengik?" tegur seungcheol menggelegar; tegurannya adalah salah satu azab dunia yang dipercepat, pikir soonyoung. itu keras seperti petir di siang bolong, masuk ke telinga soonyoung dan diproses otaknya sebagai undangan untuk mati lebih cepat.

soonyoung menoleh; gerakannya patah-patah dan kaku seperti robot lupa diberi pelumas. keringat membasahi telapak tangannya. "e-eeeh, ada hyeong, toh. s-selamat sore. m-maaf tadi aku tidak lihat melihatmu ...."

seungcheol mengernyit. "apa kau sangat tolol untuk mencerna sebuah pertanyaan? yang kutanya bukan itu, tapi mau ke mana kau?"

"a-anu," soonyoung tergagap, nyaris menggigit lidah sendiri, karena sumpah demi apa pun bahkan seungcheol membuat kakinya lemas seperti jeli. "aku hanya kebetulan lewat sini tadi, biasa. mau ke warnet. sumpah aku tidak membuntuti jihoon. serius."

(soonyoung bisa merasakan hari ini benar-benar hari sialnya karena dia secara kasual mengatakan bagaimana bisa sampai di sana.)

"ke warnet?" seungcheol menilai tampilan soonyoung dari kepala sampai kaki, "dengan seragam masih melekat di tubuhmu? kau itu niat mencoreng nama sekolah, huh? kalau bohong yang lebih pintar sedikit."

(satu fakta tidak menguntungkan: seungcheol merupakan kepala senat yang sangat kaku terhadap tata tertib. dia adalah jenis yang menuhankan kekuasaan hirarki dan menganggap semua pihak di bawahnya harus turut setuju, mau atau tidak. menurutnya, apa gunanya peraturan dibuat kalau untuk dilanggar; itu adalah kesia-siaan dan seungcheol paling benci sesuatu yang mubazir. lalu, tata tertib siswa pledis nomor #23 berbunyi: akademi ini akan mendepak siapa pun murid yang melakukan kenakalan di luar sekolah walaupun hanya membolos atau mencoret dinding tetangga.)

soonyoung mati kutu. dia menggerak-gerakkan matanya sampai mendapat ide, melirik jam tangan--untung saja tadi pagi dia memasangnya di sana. "a--uh, aku baru ingat kalau harus segera pulang, hyeong. sori mengganggu. selamat meneruskan harimu, he he."

"hooo, pulang. baguslah, kau sudah membenahi perilakumu ke arah yang benar." nada seungcheol bermain-main, tapi itu terdengar semakin mengerikan di telinga soonyoung. "kalau begitu kau pasti punya waktu luang untuk bicara denganku sebentar." matanya berkata jangan sampai berani bilang tidak.

"u-uh, k-kalau hanya lima sepuluh menit, y-ya, kupikir aku bisa. a-apa hyeong punya sesuatu untuk dikatakan?"

dua jari seungcheol mengisyaratkan si adik kelas untuk mendekat padanya. "ke mari. jarak kita terlalu jauh sekarang. jangan takut, aku hanya mau mengajakmu bicara."

soonyoung melajukan kakinya dengan berat dan perasaan panik menjadi borgol kaki tak kasat mata.

"jangan tegang begitu. mukamu seperti jumpa penggemar dengan artis jav saja." seungcheol berkata dengan ekspresi datar. (soonyoung mengartikan sebagai alamat bahwa dia tidak akan berakhir baik-baik saja hari ini.) "dengar, aku hanya akan bertanya satu pertanyaan."

"o-oke."

"apa benar kalian pergi kencan ganda dengan junhee dan seokmin hari minggu lalu?"

"... y-ya."

soonyoung tak sempat mengantisipasi ketika seungcheol mengirim bogem keras ke samping wajahnya. dia bisa merasa rahangnya mengalami dislokasi seketika. "BUKANKAH SUDAH PERNAH KUKATAKAN UNTUK JANGAN PERNAH COBA MEMBUAT ADIKKU MENANGIS? APA KAU PIKUN KRONIS?"

soonyoung mau menjawab, tangannya terangkat untuk mencegah seungcheol tapi pukulan kedua datang lebih cepat sebelum dia bisa bereaksi. "KALAU KAU PIKUN AKU AKAN DENGAN SENANG HATI MEMBUATMU INGAT." satu lagi pukulan di pipi kirinya, "KEMARIN DIA MENANGIS SAMPAI MATANYA BENGKAK, APA KAU TIDAK TAHU? WAJAH IMUTNYA JADI TERTUTUP OLEH BENGKAK DI MATA DAN ITU MENYEBALKAN. KAU TIDAK TAHU, 'KAN? JANGAN BERLAGAK."

buk-buk-buk. buak-buak-buak. seungcheol menghajar anak orang dengan puas seperti warga main hakim sendiri pada maling ayam.

(soonyoung sama sekali tidak membalas, karena selain tahu dia akan kalah melawan kakak sepupu dengan sindrom siscon yang sedang kalap, ilmu beladirinya bukanlah sesuatu untuk digunakan pada kekerasan tidak berdasar seperti ini.)

sepuluh menit kemudian, soonyoung terkapar tak berdaya di pekarangan rumah keluarga lee yang penuh bunga-bunga. mukanya bonyok, merah-merah keunguan. badannya meriang sampai jempol kaki.

semuanya tidak lebih baik sebab dia melihat jihoon menjulurkan lidah padanya dari lantai atas.

(pukulan seungcheol hari itu punya kekuatan yang berlipat-lipat dari biasa. soonyoung tahu karena ini bukanlah pertama kali dia kena bogem seungcheol. awal ketika jihoon bilang pacaran dengannya, soonyoung nyaris dilarikan dengan ambulans karena hidungnya berdarah banyak, lantaran seungcheol tidak terima jihoon sudah punya pacar.)

(usut punya usut, seungcheol sedang mencari bahan pelampiasan karena dia cemburu berat saat junghan lebih memilih pergi ke perpustakaan untuk belajar bersama joshua daripada diajak jalan ke kedai kopi bersamanya.)





*siscon: sister complex. sindrom ketergantungan yang berlebihan pada saudara perempuan.

DERP Meme [SEASON II]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang