hari ini rencananya Nadia ingin pergi kerumah Resta, tapi ia bingung harus berangkat dengan siapa. sedangkan Riyan sudah pasti banyak kerjaan.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"loh Nad? mau kemana?" tanya Riyan, tetapi pandanganya tetap mengarah kepada laptop dan berkas berkas dimejanya.
"mau kerumah Resta." jawab Nadia, ia pergi duduk disamping Riyan. ia menatap wajah Riyan, lalu beralih ke laptop dan berkas berkas diatas meja.
"maaf ya, selama ini Nadia suka banget nyusahin abang." ucap Nadia, Riyan langsung menatap kearah adik nya tersebut. ia menyingkirkan laptop yang ada dipangkuanya menjadi ke atas meja.
Riyan menatap sendu adik nya tersebut, "kamu kenapa tiba tiba ngomong kayak gitu Nad?"
Nadia menggeleng pelan, "ya, Nadia cuman ngerasa nya gitu. abang pergi ke kantor, terus ngurusin perusahaan papah yang di Indo. kadang pulang jam 1 atau 2 malam. terus besok nya ke kantor lagi. mau ada meeting lah apalah. abang tuh ga cape apa? terus nanti kalau Nadia sakit, abang yang urus. lah Nadia, kalo abang sakit mana ada ngurusin. yang ada nyusahin!"
riyan tersenyum pelan, ia menarik Nadia ke dalam pelukanya, ia mengusap pelan rambut coklat Nadia, "itu udah jadi tugas Abang Nad, kalo ayah sama bunda ngga ada dirumah. berarti itu tanggung jawab abang buat jagain kamu. kamu itu adik perempuan satu satunya, abang ngga mau sampai ada sesuatu yang terjadi sama kamu. kamu itu memang layak buat dijaga Nad." jelas Riyan panjang lebar.
Nadia menangis pelan, "udah Nad, katanya mau kerumah Resta. ntar maskara lo luntur lagi wkkwk!"
"apaan sih bang!"
"btw, lo mau ga nganterin gue kerumah Resta?" riyan tampak berfikir sebentar lalu mengganguk.