"sorry. Babe."
??*****
Nadia memandangi pantulan dirinya di cermin, jujur saja ia sangat tidak bersemangat untuk pergi ke sekolah. Pasti, ia akan bertemu dengan Resta. Hal yang sekarang menjadi salah satu yang Nadia benci.
"I don't want to see him, just for today." Gumam Nadia,
Ia memandangi kembali ke handphone nya, Resta tidak berhenti mengirimkan pesan permohonan maaf dari 2 hari yang lalu.
Nadia benci dengan situasi yang membuat nya harus ber akting sebisa mungkin bahwa dirinya memang benar benar membenci Resta.
Walaupun itu tidak sesuai dengan kenyataan nya.
"NADIAAA, ADA TEMAN KAMU TUH!" teriak Riyan, membuat lamunan Nadia menjadi buyar.
Nadia segera mengambil tasnya dan memasukan handphone nya, kemudian menghampiri Riyan yang berada di lantai bawah.
Nadia sudah bersiap untuk memasang sepatunya, "loh Nad ? Ngga sarapan dulu?" Tanya Riyan, Nadia menggeleng dengan pandangan yang masih fokus untuk mengikat tali sepatu nya.
Riyan menghampiri Nadia yang sedang menunduk, "entar kalo sakit gimana? Sarapan dulu ya" pinta Riyan, ia mengusap pelan kepala adik perempuan nya tersebut.
"Nanti aja sarapan disekolah. Yaudah Bang, Nadia berangkat. Byeee!!!" Nadia langsung berlalu dari hadapan Riyan,
"Tumben minta jemput sama gue Nad?" ucap Bella sambil memasangkan lip tint ke bibirnya.
"Resta kemana?" Tanya Bella lagi, Nadia hanya terdiam tanpa berniat untuk menjawabnya.
"Nad.."
"Nadia!"
"Elah ini orang!!" Kesal Bella, karena dari tadi Nadia hanya mengabaikan panggilan nya.
Bella melempar bedak nya kearah Nadia membuat Nadia mengaduh kesakitan karena bedak tersebut mengenai kepalanya.
"Lo denger ngga sih gue panggil dari tadi juga!" Ucap bella, memandang tajam gadis disampingnya itu.
"Sakit Bel!" Ucap Nadia, sambil mengusap pelan kepala nya.
"Ye salah Lo sendiri ngga dengar apa gue lagi ngomong sama Lo!" Kesal Bella.
"Ya gue lagi ngga mau bahas tentang dia aja. Udah, kapan mau berangkatnya?" Ucap Nadia berusaha mengubah arah pembicaraan.
"Eh iya gue lupa deng." Bella langsung membereskan alat make up nya dan menyimpannya ketempat duduk bagian belakang.
Karena tidak mungkin ia membawa seluruh alat make up nya kesekolah. Bisa bisa disita."Btw, emang keadaan Lo udah sembuh Nad? Entar pingsan lagi disekolah. Lo udah makan belum sih?" Tanya Bella.
Nadia mengangguk, ia tidak ingin membuat Bella menjadi khawatir.
"Sudah tadi sama Bang Riyan." Jawab Nadia,
"Oo, ywdh. Kalo Lo pusing atau gimana gimana bilang sama gue ya."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Possesive Boyfriend
Teen FictionJust follow what i say babe - Resta #1 manurious