"Miss u babe"
Resta D.A*****
"Vano, makan malam dulu yuk. Kamu dari tadi siang ngga ada makan Van. Mamah khawatir sama kamu." Ucap Syavia, ia menyerah sudah membujuk Resta dari tadi siang.
"Gimana mah?" Tanya Ratu, Syavia menggeleng sebagai jawaban.
"Udah biar aku aja nanti yang bujuk dia." Ucap Alvaro
"Bener ya bang!!" Alvaro mengangguk pelan. "Iyaa"
Alvaro mengambil kunci serep didalam saku celananya,
"Ni orang udah tua juga, sok sokan buat ngambek segala. Gara gara apa sih!" Gumam Alvaro,
Pintu terbuka dan tertampang lah wajah kusut Resta.
Alvaro menaikan sebelah alisnya, bingung dengan perubahan dari Resta
"Lo kenapa sih? Udah tua ngga usah sok ngambek segala deh!" Ucap Alvaro,
"Lo keluar deh Var, gue lagi malas cari masalah sama Lo." Ucap Resta, ia menelungkupkan kepalanya di atas kasur.
"Cerita sini sama gue!" Tukas Alvaro, ia menghampiri Resta yang sedang tiduran di kasur dengan selimut yang menutupi seluruh tubuhnya.
Alvaro menarik paksa selimut tersebut, "apaan sih Varo!!!" Kesal Resta,
"Sini cerita sama gue, Lo lagi ada masalah apa?" Alvaro memandang datar laki laki yang ada didepan nya,
"Males ah, entaran aja!" Ucap Resta, ia menarik kembali selimut tersebut tapi langsung ditahan oleh Alvaro,
"Eh gila! Mamah nungguin di bawah tuh!" Kesal Alvaro,
"Ratu khawatir sama Lo gila!" Kesal Alvaro,
Alvaro melempar sempak Resta yang tidak sengaja terinjak oleh kakinya, "jorok banget Lo. Dirapiin nih kamar, sempak aja sembarangan. Najis banget lu!" Ucap Alvaro,
Alvaro berjalan keluar dari kamar Resta,
"Ish!" Dengus Resta,
****
"Kamu kenapa sih Van?" Tanya Syavia sambil menatap Resta.
"I'm okay. " Jawab Resta, Ratu menarik kursi nya mendekat kearah Resta.
"Bang, kalo ada masalah sini cerita sama Ratu. Jangan diam ngga jelas kek gini!" Ucap Ratu.
Resta menghembuskan nafasnya pelan, "gue putus sama Nadia."
Semua yang ada dimeja makan terkejut mendengar perkataan Resta, terlebih lagi Syavia.
"Kenapa bisa putus?" Tanya Syavia, matanya menatap lurus kearah Resta. Begitu juga Alvaro dan Ratu.
"Bang.." lirih Ratu
Pandangan Resta jatuh menghadap ke bawah, "dia datang lagi mah, Rat, Var!"
Alvaro mengusap wajahnya kemudian mendengus kasar, "kenapa jalang itu datang lagi sih!"
"So? What are you doing?" Tanya Ratu,
Seketika ia teringat dimana dirinya tiba tiba mencium dahi Gleddys. Tidak bisa dipungkiri jika dirinya memang sangat merindukan gadis yang pernah menjadi cinta pertama nya.
Maka karena itu ia reflek menciumnya.
"I Kiss her-"
"Stupid boy!" Tukas Syavia.
"Yeah, that's true. My stupid brother!" Sahut Ratu lagi,
"Okay, that's your fault!" Ucap Syavia.
Ya, dirinya juga mengakui jika itu memang kesalahannya. Tapi mau bagaimana lagi? Nadia sudah terlanjur membencinya karena kejadian itu.
We're over, don't think about me anymore
Kata kata terakhir Nadia selalu saja terngiang di pikiran nya. Kata kata itu seakan tidak bisa menghilang, selalu saja mengikutinya.
"Yaudah, masuk kamar. Varo, jangan terlalu banyak main game. Ratu, jangan tidur sampai larut malam. Dan kamu Vano, selesaikan masalah kamu. You know, papah selalu ngajarin ke anak anaknya untuk selalu bertanggung jawab terhadap apa yang sudah dilakukan. Berani melakukan juga harus berani bertanggungjawab. Well, good night honey, have a nice dream!"
Syavia berjalan menuju kamarnya meninggalkan ketiga anaknya yang masih berada di ruang makan.
"Bang, Ratu selalu berharap Bang Vano sama Ka Nadia bakalan langgeng sampai nikah. So, I wish she could be my sister in law." Ucap Ratu sambil berlalu dari hadapan kedua laki laki tersebut.
Alvaro berdiri dari duduknya sambil menghadap kearah saudara laki lakinya itu, "Lo emang ngga seharusnya gitu! Lo cium si jalang itu seakan akan Lo ngga punya siapa siapa disisi Lo! Remember what i say. Nadia is yours, while the bitch is just your past. so, look at the future forget the past."
"Tumben bijak Lo!"
"Yah sempak kuda! Sudah untung gue kasih motivasi." Ucap Alvaro sambil menatap datar Resta yang sudah tersenyum pelan.
Saat Alvaro sudah jauh, Resta mengejeknya dengan wanita yang pernah mengaku ngaku jadi pacar Alvaro,
"PASTI GARA GARA TRESA YA LO JADI BIJAK GINI!"
Tiba tiba ada sendal melayang yang mengenai kepala Resta, Resta mengasuh kesakitan "SAKIT BEGO!"
"ITU MULUT ENAK NYA DIAPAIN YAA!!!" Resta langsung menutup mulutnya dengan kedua tangannya, ia kira Mamahnya sudah tidur ternyata belum.
"DASAR GILA!" sahut Alvaro.
"SIAP SIAP BANGUN BESOK UDAH NGGA PUNYA MULUT!"
"Apaan sih, papah dengar dari luar pada terikat teriak??"
Suara bariton tersebut membuat Alvaro yang tadinya sedang berjalan menuju kamarnya menjadi terhenti lalu menengok ke arah asal suara, begitu juga Resta dengan Omelette yang memenuhi mulutnya.
"Papah, kapan datang?" Tanya Varo, sembari berjalan menghampiri Papahnya-Dion.
Begitu juga Resta menghampiri Dion dengan tangan yang ia masukan kedalam saku nya.
"Punya anak kalo bapa nya datang ngga pernah cium tangan kek gitu!" Ucap Dion sarkastik,
"PAPAHHHH!! I MISS YOU SO MUCHH!!"
******
Sorry guys, Thor lama kaga update. Dikarenakan jadwal di real life sangat padat.
Tapi Thor usahakan Minggu ini 2 chapter yaaa❤❤
Don't forget to voment😝
Ex Baekhyun
💕
KAMU SEDANG MEMBACA
My Possesive Boyfriend
Teen FictionJust follow what i say babe - Resta #1 manurious