"kamu bilang aku segalanya, tapi kenyataan nya sikap mu tidak menunjukan kalau aku adalah segalanya bagimu.."
-Nadia-******
"Loh Nad? Ga sekolah?" Tanya Riyan,
Karena tumben tumbenan Nadia bangun telat, apalagi hari ini adalah hari Senin.
Nadia menggeliat di kasur dengan dibalut selimut berwarna pink dengan motif bunga.
"Hari ini Nadia mau izin ga masuk dulu. Lagi ga enak badan." Ucap Nadia, Riyan langsung menghampiri adik perempuannya tersebut kemudian memeriksa kondisi Nadia.
"Kita ke dokter ya?" Ujar Riyan, Nadia langsung menggeleng. "ngga mau. Maunya di rumah aja."
"Serius?? Nanti tambah sakit loh." Nadia tetap bersikeras untuk tidak pergi ke dokter.
"Yaudah. Nanti Abang bikinin bubur aja ya"
"Iyaa"
"Btw, tumben pacar kamu ngga jemput?"
Seketika Nadia mengingat kejadian kemarin di cafe. Ia tidak habis pikir kenapa Resta bisa Setega itu kepadanya.
"Gue ngga mau bahas dia lagi bang. Terlalu males, tukang selingkuh!" Kesal Nadia. Ia memejamkan matanya pelan, berusaha melupakan kejadian kemarin.
"Kamu tau kan Nad, kalo ada masalah harus cerita ke siapa?"
"Tau."
"Cepat sembuh, istirahat dulu!" Ucap Riyan, kemudian ia berajalan keluar dari kamar Nadia.
Nadia berjalan mendekati lemari bukunya untuk mengambil handphone yang ia simpan kemarin, Nadia memandangi benda yang ia genggam
"Udahlah, Resta ngga penting lagi bagi gue!"
****
"Gimana Lex? Perasaan Lo?" Tanya Rafly, Alex mendengus pelan,
"Ya mendingan lah." Jawab Alex,
"Btw si Resta belum bangun?" Ucap Agam datang dari dapur sambil membawa segelas susu coklat.
"Seperti yang Lo lihat" ucap Rafly,
Mereka semua fokus kepada Layar yang menampilkan beberapa acara tv pagi hari, tiba tiba terdengar seperti benda jatuh dari Tangga.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Possesive Boyfriend
Teen FictionJust follow what i say babe - Resta #1 manurious