CHAPTER 24

5.8K 298 5
                                    

      Resta beranjak pergi meninggalkan anggota lainya diruang osis. Tugas sebagai sekretatis membuat Resta berdecak kesal, karena sudah membuang waktunya hanya untuk menjadi babu sekolah, pikirnya.

Mobil berwarna silver tersebut segera melaju dengan cepat meninggalkan perkarangan sekolah. Seperti biasa, Resta selalu menyempatkan dirinya untuk mampir sebentar ke cafe milik salah satu sahabatnya.

Tingg...

Lonceng yang selalu berada diatas pintu masuk, akan berbunyi ketika ada pengunjung yang masuk.

"Ren!" sapa nya kepada seorang lelaki yang sedang duduk di pojokan dengan ditemani segelas kopi hitam didepanya, pandanganya selalu tertuju pada sebuah benda persegi ditanganya. Sesekali jari jarinya menari di atas benda itu.

"Eh udah dateng aja lu." ucap laki laki yang biasa dipanggil Reno, Reno Caprio.

"Lex mana Ren?" pandangan Resta menyapu ke seluruh penjuru ruangan, seakan tahu apa yang di pikirkan oleb Resta, Reno menampilkan senyum tipis nya.

Tidak pernah berubah, pikir Reno.

"jam segini dia belum dateng kali Res!" jawab Reno.

"ya lo kan tau Lex jam segini masih ngapain," Tukas Reno.

Resta hanya tersenyum kecut mendengar penuturan dari Reno.

"oh iya lo mau minum seperti biasa?" tanya Reno, yang hanya dijawab anggukan oleh Resta.

Resta terdiam memikirkan keadaan sahabatnya itu yang semakin hari sama sekali tidak ada perubahan. Terakhir kali Resta mengunjungi sahabatnya itu, membuatnya merasa miris melihat keadaanya yang monoton dan selalu berhubungan dengan 'Rumah Sakit'.

Segelas kopi Americano tertampang dengan jelas dihadapanya. Membuat pikiranya jadi santai sejenak. Setelah meletakan kopi tersebut, kemudian Reno duduk di samping Resta.

"Lu ngga kesana Res?" tanya Reno. "gue mau kesana, tapi ngga sekarang. " jawab Resta.

"Maybe tomorrow, gue bakalan bawa cewek gue buat ketemu sama dia." tukas Resta, sambil sesekali mengecap minumanya.

Wajah Reno terkejut sebentar mendengar penuturan Resta. Ia tidak pernah mendengar bahwa Resta sedang dekat dengan wanita manapun. Dan sekarang, dengan telinga nya sendiri Resta mengatakan tentang 'wanita' nya itu.

"sejak kapan lo punyaa cewek Res? Kok ga bilang bilang?" ucap Reno.

Resta terkekeh pelan melihat wajah kesal Reno, "Besok deh lu bakalan tau kok. Sebelum ke tempat Lex, gue bakalan kenalin dia sama lu!" tutur Resta.

"gue nebeng lu ye, ikhlas kok gue jadi nyamuk diantara lu berdua." ucap Reno,

"ya terserah. Gue balik!"

Resta mengambil jaket kulit nya yang tersampir di kursi samping kirinya. Kemudian mengeluarkan beberapa uang berwarna biru dan menaruh nya di atas meja.

"tumben lu bayar!"

"Gue ambil lagi, mau lu?!" ucap Resta sedikit menengokan kepalanya ke arah Reno.

"UTANG LU UDAH BANYAK, GA USAH SOK MAU DIAMBIL LAGI!" kesal Reno, ia sengaja mengencang kan suaranya hingga membuat wajah Resta memerah.

"percuma lu ganteng, kalau masih banyak ngutang!!" tukas Reno diikuti dengan suara tawa nya, yang membuat seluruh pengunjung menjadi menatap kearah Resta.

"Stupid!"

******

Pintu terbuka menampakan wajah sang empunya kamar. Dengan nampan berukuran sedang ditanganya, ditambah beberapa makanan dan minuman membuat Nadia menutup pintu menggunakan kaki kirinya.

My Possesive BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang