CHAPTER 28

4.3K 124 9
                                    

 "Cie tadi sama cowok, siapa Nad?" tanya Resta. 

Nadia terdiam sebentar mencerna pertanyaan Resta, tunggu, dari mana ia tau jika Nadia tadi sedang berbincang bersama Langit, laki laki pemilik pohon mangga sekaligus anak dari teman dari Bunda nya. 

"ka-kamu tau dari mana Res?" jawab Nadia, ia berusaha mengalihkan pandangan nya dari mata Resta yang terus menatap tajam dirinya. 

Resta yang melihat gadis ber-status sebagai pacar nya itu yang terus saja mengalihkan matanya agar tidak berhadapan dengan dirinya, Resta menghembuskan nafasnya pelan. Tidak dengan hatinya yang sedari tadi menahan agar emosinya tidak meledak untuk kali ini. 

"emang kalo aku bilangin sekali aja ngga bisa ya Ay?" ucap Resta. 

"Tapi Res, aku bisa jelasin. Tadi pagi aku mau nyol-nyolong mangga nya dia, eh ketahuan terus kita kenalan, dan dia ternyata adalah anak dari Tante Jasmin. Ya aku ngga enak lah jadinya kalo harus judes sama dia." jelas Nadia. 

"hm, iya. Kita udah sampe, kamu bisa turun. Aku mau parkir dulu. Kamar VVIP nomor 8. " 

Tidak biasanya Resta selalu menyingkat kata kata nya, dari pada Resta semakin marah kepadanya, Nadia memilih mengikuti apa yang disuruh Resta. 

"kamu marah?" tanya Nadia sambil tangan nya mengelus rambut Resta.

"ga. Turun ya. " sahut Resta. 

"hm iya."

Nadia menunggu Resta yang sedang memarkirkan mobil nya, dalam hati Nadia berdoa 'everything gonna be okay.'

Resta berdiri didepan Nadia dengan wajah datar nya, "kenapa ngga duluan?"

Nadia menggeleng, "aku nungguin kamu aja."

"yaudah ayo."

Tanpa memperdulikan wajah Nadia, Resta berjalan terus didepan tanpa menggengam tangannya seperti biasa.

"masih mau disitu sampai kapan? Sampai ketemu cowok itu lagi?" tukas Resta,

Nadia memandang Resta dengan wajah tidak suka, "apasih Res!" Nadia berdecih, seharusnya Resta bisa mendengarkan penjelasan nya dahulu, pikirnya. 

Ia memilih untuk berjalan lebih dulu tanpa memperdulikan tatapan tajam Resta, "Nad!" tegur Resta, karena ia berjalan dengan cepat malah terbilang seperti sedang lari. 

Nadia terus berjalan, ia menulikan telinga nya seolah ia tidak mendengar panggilan dari laki laki dibelakang nya yang terus memanggil namanya. Resta merasa geram dengan tingkah wanita didepan nya itu.

"jangan lari lari, kalo jatuh gimana. Yang sakit siapa? yang bawel siapa? Jalan tuh yang bener." tukas Resta sambil menggengam tangan Nadia. 

******

"kok Nina bisa gini?" tanya Nadia kepada Carles, ia merasa sangat khawatir dengan keadaan Nina belakangan ini. Keadaan nya memang menurun belakangan ini, dan Nina juga menjadi lebih banyak diam setelah mengetahui jika keberadaan Alex sama sekali tidak ada yang tau. 

"ga tau Nad, gw udah temuin dia dalam keadaan gini. Gw gagal banget ya jadi abang buat dia." lirih Carles,

Nadia menghampiri Carles yang terduduk disamping kasur Nina, "lo abang terbaik kok. Percaya, Nina cuman butuh waktu banyak buat ikhlasin semuanya." ucap Nadia sambil mengusap bahu Carles.

Resta menggeram kesal melihatnya, jika ia tidak mengingat itu adalah sepupunya. Mungkin, bakalan habis di tangannya sekarang juga.

"bonyok udah di kabarin Les?" tanya Resta, Carles hanya mengangguk tanpa memalingkan wajah nya dari Nina.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 15, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Possesive BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang