Revisi (070518)
________
Harumi menggeliat ketika merasakan sentuhan di tubuhnya. Bukan sentuhan lembut tapi nyaris seperti dorongan kuat pada tubuhnya. Tapi ia terlalu malas untuk membuka mata karena baru bisa tidur ketika subuh tiba. Shin Woo benar-benar membuatnya tidur di sofa. Pria itu bahkan sudah tidur nyenyak ketika ia keluar dari kamar mandi.
Sebenarnya Harumi bisa saja tidur di samping Shin Woo. Tapi ia mengurungkan niatnya untuk melakukan hal itu. Bukan karena tidak mau, tapi ia hanya ingin membuktikan pada Shin Woo bahwa apa pun yang dikatakan pria itu akan dilakukannya. Tidak peduli hal itu akan menyakitinya sekali pun.
Alasan itulah yang membuat Harumi berjalan pelan menuju sofa. Merebahkan tubuhnya di atas sofa dan mencoba tidur.
Sayangnya tidur di sofa tidaklah semudah yang ia sangka. Sofa itu memang sangat nyaman, tapi tentu saja tidak senyaman tidur di atas ranjang. Lagi pula siapa yang mau tidur di sofa kalau ranjang jauh lebih menggiurkan untuk tempat tidur?
Harumi mencoba memejamkan mata. Membalikkan badan ke kanan dan ke kiri, mencari posisi nyaman yang di butuhkannya.
Nyatanya ia kesulitan menemukan posisi tidur yang membuatnya nyaman. Membuatnya kesulitan tidur hingga pagi menjelang.
Predikatnya sebagai anak tunggal, sudah tentu membuatnya tidak pernah tidur di sofa. Kedua orang tuanya selalu memperlakukannya dengan penuh kasih sayang. Memberikan semua yang dibutuhkan dan bahkan yang tidak diperlukannya sekali pun. Jadi jangan harap ia akan tidur di sofa.
Sebagian orang mungkin menganggapnya manja, tapi begitulah kenyataannya. Ironisnya setelah menikah ia justru harus tidur di sofa untuk pertama kali dalam hidupnya dan tepat di malam pertama ia mendapat predikat baru sebagai seorang isteri.
Dorongan di tubuhnya kini terasa semakin keras membuat tubuhnya sedikit berguncang. Dengan terpaksa Harumi membuka mata dan menemukan wajah Shin Woo sudah berada tepat di atas wajahnya. Ia terkejut dan segera bangun hingga keningnya berbenturan dengan Shin Woo. Membuat keduanya memekik kesakitan.
"Dasar gadis gila! Apa yang kau lakukan?" Shin Woo menggosok keningnya yang berdenyut akibat perbuatan Harumi, "Keningmu sekeras batu tidak heran kepalamu juga keras," rutuknya kesal.
"Ma... maaf. Aku hanya terkejut tadi," Harumi menatap Shin Woo dengan perasaaan bersalah sambil menggosok keningnya dengan ujung rambutnya. Setelah sakit di keningnya sedikit berkurang, Harumi berdiri di depan Shin Woo, menarik kerah baju pria itu hingga membuat Shin Woo menunduk. Ia lalu menggosok kening Shin Woo dengan ujung rambutnya perlahan.
"Apa yang kau lakukan?" Shin Woo menjauhkan tubuhnya, tapi Harumi menahannya.
"Okaasan sering melakukan ini padaku ketika aku terjedot sesuatu. Katanya ini bisa mengurangi sakit dan benjolnya."
Shin Woo terdiam menikmati kedekatan antara dirinya dan Harumi yang anehnya terasa begitu menyenangkan untuknya. Sayangnya hal itu tidak berlangsung lama karena Shin Woo segera menjauhkan tubuhnya ketika kesadarannya kembali.
"Kau pikir aku percaya hal-hal seperti itu?" Shin Woo memandang meremehkan, "Aku kuliah dan tinggal di Amerika dan aku tidak percaya hal-hal seperti itu. Bilang saja kalau kau ingin menyentuhku dan berada di dekatku. Benar begitu bukan?"
"Aku tidak bermaksud seperti itu oppa. Aku hanya..."
"Cukup," Shin Woo mengangkat kedua tangannya memberi isyarat pada Harumi untuk menghentikan apapun yang akan dikatakan gadis itu, "Sekarang cepat mandi setelah itu bersiap-siap."
KAMU SEDANG MEMBACA
Thief of My Heart (Sequel #2 GMAB) (Complete)
RomanceHighest rank : #741 in romance (100518) #13 in sakit hati (100518) #186 in mature (100518) #10 in jerk (100518) #19 in kesetiaan (100518) Dewasa, Ini adalah...