17. Penyerahan Diri

2.8K 169 33
                                    

Harumi berjalan gontai keluar dari kamarnya menuju dapur. Ia haus dan lupa meletakkan air di samping tempat tidurnya.

Setelah kembali dari flat Sarah Harumi memutuskan untuk langsung masuk ke kamarnya. Ia terlalu lelah untuk bertemu Shin Woo. Terlebih ketika kata-kata Sarah terus saja mengganggu pikirannya.

Bagaimana kalau nyatanya Shin Woo memang mencintai Claudia ketika ia belum kehilangan ingatannya. Bukankah perselingkuhan tidak akan terjadi jika salah satunya tidak memiliki rasa cinta?

Dalam kasus ini Harumi melihat keduanya memiliki cinta yang sama. Terlebih ketika ia tahu Shin Woo sudah melamar Claudia di lapangan kampus. Bukankah itu bentuk rasa cinta Shin Woo pada Claudia? Sebuah bentuk pengungkapan cinta yang bahkan tidak pernah didapatkannya selama ini.

Harumi menghela napas. Ia menuangkan air ke dalam gelas lalu melangkah menuju ruang keluarga dan meminum air dalam gelasnya. Ia melirik jam dinding. Sudah pukul dua belas malam dan penthouse masih sangat sepi. Mungkin Shin Woo sedang bersama Claudia, tebaknya.

Ingin rasanya ia menghubungi Shin Woo, menanyakan keberadaan pria itu. Nyatanya ia tidak memiliki keberanian sama sekali untuk melakukannya.

Hubungannya dengan Shin Woo tidak begitu baik untuk membuatnya leluasa menanyakan keberadaan pria itu. Lagi pula Shin Woo pasti bersama Claudia bukan? Mungkin di rumah Claudia karena di sini ada dirinya.

Harumi mendengus ketika lagi-lagi mengingat Shin Woo. Ia marah pada dirinya sendiri. Seharusnya ia tidak lagi memikirkan Shin Woo. Nyatanya hatinya seolah tuli dan buta melihat kenyataan yang jelas terpampang di depannya. Hingga bersikeras terus-menerus memikirkan pria itu.

Kemungkinan Shin Woo yang berselingkuh di belakangnya selama ini membuat nyali Harumi untuk berjuang menciut. Apa jadinya sebuah hubungan jika hanya satu orang yang berjuang? Apa jadinya sebuah hubungan jika hanya satu orang yang mencinta?

Jika memang Shin Woo mencintai Claudia, ia akan melepaskan Shin Woo. Biarlah ia yang mengalah, asalkan Shin Woo bahagia. Ia sangat mencintai Shin Woo dan karena cinta itu ia memutuskan untuk membiarkan Shin Woo bahagia dengan pilihannya.

Air mata Harumi mengalir, ketika perih di hatinya kembali terasa. Pikirannya mencoba mengikhlaskan Shin Woo, tapi hatinya terasa sangat berat untuk melepaskan Shin Woo. Melepaskan satu-satunya pria yang dicintainya.

Harumi kembali melirik jam dinding, sudah pukul setengah satu pagi dan Shin Woo belum juga pulang atau mungkin Shin Woo memang tidak akan pulang. Lagi pula untuk apa ia menunggu Shin Woo seperti orang bodoh? Toh Shin Woo mungkin tidak akan pulang.

Helaan napas panjang keluar dari bibir Harumi. Ia menggosok matanya yang sudah sangat mengantuk dan memutuskan untuk kembali ke kamarnya. Shin Woo pasti baik-baik saja. Itu yang diyakininya.

Tapi ketika Harumi berdiri, suara pintu yang terbuka menghentikan gerakannya. Ia hendak berjalan ke ruang tamu, tapi langkahnya seketika terhenti ketika melihat Shin Woo yang berjalan tergesa kearahnya memandangnya dengan tatapan yang sulit di mengerti.

"Oppa kau..." ucapan Harumi langsung terhenti ketika Shin Woo tiba-tiba saja memeluknya. Bau alkohol tercium jelas dari tubuh Shin Woo hingga membuat kening Harumi berkerut.

Satu lagi hal baru tentang Shin Woo yang ia ketahui. Shin Woo minum sampai mabuk. Sesuatu yang dulu tidak pernah dilakukan pria itu atau mungkin pernah hanya saja tidak pernah ia ketahui.

Thief of My Heart (Sequel #2 GMAB) (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang