Rangkaian bunga dalam tangan Harumi ikut bergetar seiring dengan tangannya yang bergetar. Sedang sebelah tangannya yang lain memegang kartu ucapan yang terdapat pada box bunga yang diterimanya siang ini.
Air mata dengan setia menemani semua tingkahnya. Air mata kebahagiaan.
Yah...Harumi yakin arti dari air mata yang mengalir tiada henti dari matanya indahnya adalah kebahagiaan. Kebahagiaan karena Shin Woo mengingatnya kembali, karena tidak ada yang paling membahagiakannya saat ini selain kenyataan yang kini sedang terjadi.
Inilah harapannya, tujuannya dan doanya selama ini. Akhirnya setelah bertahun-tahun berdoa, Tuhan mewujudkan doanya dalam bentuk kenyataan. Tuhan memberinya kesempatan untuk diingat Shin Woo setelah penantian panjangnya selama ini.
Kedua tangan Harumi mendekap erat box bunga -yang ia yakin dikirimkan Shin Woo padanya- saat ia melangkah. Seolah takut box bunga itu jatuh ke lantai jika ia tidak melakukannya.
Dengan cepat ia mendudukkan diri di atas sofa yang beberapa saat lalu di dudukinya bersama Claudia.
Masih tanpa melepaskan box bunga di tangannya, Harumi mengambil kartu ucapan itu dan membacanya lagi. Seolah apa yang tertulis di atasnya akan berubah ketika ia mengalihkan pandangannya dari kartu itu.
"Kau milikku dan selamanya akan menjadi milikku Cherry."
Cherry...
Cherry...
Cherry...
Nama itu kembali membuat air mata Harumi menetes, kali ini tidak hanya membasahi wajahnya tapi juga kartu di tangannya.
Hanya Shin Woo yang memanggilnya dengan sebutan itu. Hanya Shin Woo yang tahu kenapa pria itu memanggilnya dengan sebutan Cherry dan kini seseorang mengirimkan box bunga untuknya dan memanggilnya Cherry, jadi apa lagi yang harus diragukannya.
Tidak ada...tidak ada yang membuatnya ragu. Shin Woo memang telah metngingatnya dan Harumi bahagia akan hal itu.
Tapi setelah ini apa yang harus dilakukannya? Ia sudah memutuskan untuk menyerah karena pengkhianatan yang dilakukan pria itu. Lalu apa lagi sekarang? Apakah pantas ia sebahagia ini karena ingatan Shin Woo kembali? Karena nyatanya Shin Woo mencintai Claudia bukan dirinya.
Harumi menangis. Harumi putus asa. Ia mendekap box bunga dalam pelukannya dengan erat seolah Shin Woo lah yang berada bersamanya.
Harapan yang sempat melambung menghilang begitu saja ketika mengingat hubungan Shin Woo dan Claudia. Terlebih setelah Claudia memintanya memilih gaun pengantin yang akan digunakannya untuk pernikahan.
Oh Tuhan, takdir apa lagi yang kau rencanakan saat ini? Ketika ingatan Shin Woo yang bertahun-tahun dinantikannya kembali, ia justru dihadapkan pada kenyataan yang membuatnya bimbang.
"Mr. Jung mungkin telah mengkhianatimu ketika kalian menjalin hubungan sebagai sepasang kekasih dan hal itu membuatmu memutuskan untuk menyerah. Tapi tidakkah kau mau berjuang sebagai seorang istri yang memperjuangkan suaminya? Istri yang mencintai suaminya. Seorang istri yang menginginkan suaminya kembali."
Ucapan Sarah kembali terngiang dalam otak Harumi. Berjuang sebagai istri.
Istri sah seorang Jung Shin Woo. Ia memiliki kesempatan itu, tapi apakah ia bisa memaafkan sebuah pengkhianatan? Apa ia bisa mengikhlaskan semua yang telah dilakukan Shin Woo selama ini?
****
Shin Woo meraih ponselnya yang berbunyi. Sebuah senyum kepuasan terukir di wajah tampannya ketika membuka pesan yang dikirimkan kurir dari toko bunga yang di pesannya. Bukti kalau box bunga yang di pesannya sudah di terima oleh Harumi sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Thief of My Heart (Sequel #2 GMAB) (Complete)
Любовные романыHighest rank : #741 in romance (100518) #13 in sakit hati (100518) #186 in mature (100518) #10 in jerk (100518) #19 in kesetiaan (100518) Dewasa, Ini adalah...