Shin Woo memasuki kamarnya dengan langkah gontai. Helaan napas panjang terdengar begitu ia mendudukkan tubuhnya di atas ranjang empuk miliknya. Ia tidak mengerti dengan apa yang di lakukannya.
Pergi mencari Harumi seperti orang gila, hanya karena gadis itu belum pulang sampai sekarang benar-benar adalah tindakan yang tidak bisa di tolerir, bahkan oleh dirinya sendiri.
Ia membenci Harumi.
Seharusnya alasan itu sudah cukup bagi dirinya untuk tidak memperdulikan gadis itu. Apalagi mencarinya ke sana kemari seperti orang gila, menelusuri jalanan hanya untuk menemukan gadis itu.
Harumi sudah tidak ada. Bukankah seharusnya ia senang? Tapi kenapa rasanya hatinya tidak tenang? Kenapa hatinya selalu meneriakkan nama Harumi terus menerus hingga membuatnya keluar rumah saat kondisinya sendiri sedang tidak baik hanya untuk menemukan gadis itu.
Sialnya semua karena ia melihat Harumi menangis.
Kejadian pagi tadi di kampus benar-benar mengganggunya. Hingga membuat dirinya merasa tidak tenang. Ia bahkan terkena serangan yang tidak pernah terjadi padanya selama ini setelah bertahun-tahun yang lalu.
Shin Woo teringat terakhir kali ia terkena serangan itu adalah ketika dirinya mencoba mengingat masa lalunya. Ada ruangan dalam dirinya yang terasa kosong. Ada sesuatu yang berharga yang tidak diingatnya dan ia memaksakan ingatannya mencari apa yang dilupakannya hingga membuatnya tidak sadarkan diri dan harus di rawat di rumah sakit.
Melihat betapa besar resiko yang terjadi padanya jika memaksa mencoba mengingat semua yang dilupakannya, membuat keluarganya memutuskan tidak lagi memaksanya untuk mengingat apa yang di lupakannya. Sejak saat itu Shin Woo mencoba kembali menjalani kehidupannya seperti biasa dan tidak lagi mencoba menggali ingatannya tentang masa lalu yang sudah dilupakannya.
Ia merasa apapun yang dilupakannya di masa lalu bukanlah hal yang baik hingga alam bawah sadarnya memutuskan untuk tidak mengingat hal itu.
Lamunan Shin Woo terhenti ketika mendengar pintu yang terbuka. Seketika itu juga ia menegakkan tubuhnya, berniat menyambut gadis yang sejak tadi membuat pikirannya tidak tenang.
Siapa lagi kalau bukan Harumi. Yah gadis itu. Ia yakin itu Harumi.
Dengan tangan terkepal menahan kemarahan, Shin Woo melangkah lebar keluar dari kamarnya dan mencekal lengan Harumi ketika gadis itu hendak membuka pintu. Ia menarik Harumi ke arahnya hingga wajah Harumi menabrak dadanya.
"Ke mana saja kau?"
Suaranya dingin dan datar. Ia terlalu marah melihat Harumi berdiri di depannya dengan keadaan baik-baik saja. Sedangkan seharian ia tidak berhenti memikirkan gadis itu.
Bukan marah karena ia tidak suka gadis itu baik-baik saja, tapi ia marah pada dirinya sendiri yang terlalu berlebihan mengkhawatirkan Harumi. Sedangkan gadis yang di khawatirkannya dalam kondisi yang justru terlihat sangat baik.
Keterdiaman Harumi membuatnya semakin kesal. Ia mengeratkan cekalannya di lengan Harumi hingga membuat gadis itu meringis menahan sakit.
Ia tidak peduli. Sungguh. Karena yang dibutuhkannya saat ini adalah jawaban, bukan keterdiaman seperti yang ditunjukkan Harumi saat ini.
"Aku bertanya padamu sialan! Dari mana saja kau? Apa kau tidak tahu aku mencarimu sejak tadi?"
Harumi mengerjap. Meskipun lampu penthouse tidak dinyalakan, tapi ia bisa melihat wajah Shin Woo karena cahaya bulan yang masuk melalui dinding kaca. Dari mata Shin Woo ia jelas melihat kekhawatiran terukir jelas di sana.
Dan kenyataan bahwa Shin Woo mencarinya membuat perasaannya menghangat. Sebuah senyum terukir di wajah cantiknya, hingga tangannya tanpa sadar menyentuh pipi Shin Woo yang kini tengah memejamkan mata seiring dengan sentuhannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Thief of My Heart (Sequel #2 GMAB) (Complete)
RomanceHighest rank : #741 in romance (100518) #13 in sakit hati (100518) #186 in mature (100518) #10 in jerk (100518) #19 in kesetiaan (100518) Dewasa, Ini adalah...