Rose kesal, ia hendak berlalu dari hadapan June dan masuk ke dalam apartemennya untuk menenangkan diri sejenak. Namun, lagi-lagi langkahnya di tahan oleh June.
"Apa lagi?" tanya Rose mantap geram.
"Gue June," jawab June sambil menyunggingkan senyum...
Tidak lama kemudian, Rose datang dari arah kamar mandi. Dia tersenyum bahagia melihat bosnya dan sahabatnya itu saling tertawa lepas.
“Lagi pada ngomongin apaan sih? Kayaknya serius banget,” ucap Rose sambil hendak duduk.
“Nggak apa-apa, kepo lu,” jawab Jimin sambil menunjukkan sebuah foto anak kecil kepada Rose.
Anak kecil tersebut terlihat sedang menggunakan earphone, wajahnya terlihat begitu lucu.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
“Tau nggak ini siapa?” tanya June sambil menyeringai.
'Lah, ini foto gue. Hah! Iya, ini foto gue, tapi Jun dapet dari mana?' batin Rose sambil memperhatikan foto itu dengan lebih seksama.
“Itu gue, nggak sih?” tanya Rose sambil menunjuk foto itu.
“Masa wajah sendiri nggak kenal?” balas June santai, namun nadanya jelas-jelas meledek.
“Tuh kan beneran gue. Lu dapet foto gue dari siapa?” Rose semakin penasaran.
“Lu pikir aja sendiri,” jawab June sambil tersenyum penuh arti.
“Nih pasti si Bantet ya yang ngasih!” tuduh Rose dengan nada yakin. Dan benar saja, June langsung mengangguk kecil sambil tersenyum jahil.
“BANTET!” teriak Rose, suaranya cukup keras hingga membuat seisi kafe menoleh ke arah mereka.
June, yang merasa mereka jadi pusat perhatian, buru-buru menutup mulut Rose dengan tangan. “Ssst… jangan teriak, elah! Nggak malu apa?”
“Awas aja lu, Jim!” gerutu Rose sambil mencoba menghindar dari tangan June.
Namun, kekesalan Rose tidak berlangsung lama. Kini dia malah tertawa bersama June, yang sedari tadi menceritakan berbagai hal lucu dari kehidupannya. Begitu pula dengan Rose, yang ikut berbagi cerita. Intinya, mereka saling bertukar kisah dan tertawa bersama.
“Jun, pulang yuk!” ajak Rose setelah merasa cukup lama di kafe.
“Yaudah, yuk,” balas June sambil merapikan barang-barangnya.
Rose spontan menggandeng tangan June ketika mereka berjalan keluar. June sempat terkejut dengan sikap Rose. Biasanya, Rose marah kalau disentuh sedikit saja oleh June. Lah, ini malah dia sendiri yang lebih dulu menggandeng. Mungkin Rose sudah mulai luluh.
“Jun,” panggil Rose sambil menatap June yang tengah fokus menyetir.
“Hm?” sahut June tanpa mengalihkan pandangan dari jalan.
“Besok ada rapat nggak?” tanya Rose hati-hati.
“Emang kenapa?” June melirik sekilas ke arah Rose, lalu kembali menatap jalan.
“Udah jawab aja dulu,” jawab Rose sambil memainkan jari-jarinya.
“Lah, lu kan sekretaris gue, Ros. Masa nggak tau sih?” balas June dengan nada bercanda.