PB 11

64.5K 2.3K 63
                                    

Pagi hari Cindya bangun dari tidurnya karena rasa sakit diperutnya, wajah Cindya penuh keringat dingin dan pucat.

"Oven" Ucap Cindya dengan serak.

Devon tetap tidur karena suara Cindya begitu kecil.

Cindya menggoyangkan tubuh Devon tapi sama sekali tidak ada tanda-tanda Devon terbangun.

Perut Cindya benar-bebar sakit seprti ditusuk-tusuk.

Devon kebangun saat Cindya tetlalu banyak gerak membuat ia merasa terganggu.

"Lo tidur diam-" Ucap Devon terpotong saat melihat wajah Cindya pucat.

"Kamu kenapa?" Tanya Devon dengan khawatir.

"Perut gue sakit" Ucap Cindya dengan sakit sambil memeluk perutnya dengan kedua tangannya.

Devon langsung menggendong Cindya ala bridal dan menuju kemobil untuk dibawa ke Rumah Sakit.

Cindya dimasukan ke ruang inap dan dokter selesai mengecek dan memberi Cindya obat dan dipasangnya cairan bening.

"Untung dibawa lebih cepat,kalau tidak dia harus tepat waktu makan karrna ia ada sakit maag" Jelas Dokter ganteng itu membuat Cindya yang sudah lelah masih sempat menatapnya dengan senyum.

Devon tidak sengaja melihat Cindya yang masih sempat-sempatnya membuat ia memesang wajah masam kedokternya.

Dokter bernama Cristian terlihat begitu cool dengan jas putihnya membuat semua wanita bisa terpana.

"Saya permisi dulu kalau begitu" Ucap Cristian dengan ramah membuat Cindya makin menatapnya pergi dari ruangan.

"Gue sembuh lihat mukanya" Ucap Cindya pada dirinya sendiri membuat Devon menatap nya dengan tajam

"Udah sakit gak usa bayak macam deh" Ucap Devon dengan kesal tapi tidak dihiraukan oleh Cindya.

"Ah kapan dokternya periksa gue lagi?" Tanya Cindya yang membuat Devon menatapnya datar.

"Jangan ngarep deh, syukur-syukur gue mau sama lo minta yang lebih lagi" Ucap Devon yang langsung membuat Cindya tersenyum.

"Demi keturunan gue bagus, kan bisa dong gue embat" Ucap Cindya dengan senyum.

"Lo jelek, jangan ngarep" Ucap Devon dengan sengaja.

"Gini-gini banyak yang mau sama gue, cuma gue-nya aja bego mau sama lo" Ucap Cindya yang tidak mau kalah.

"Mending kita pulang, lo kayaknya udah sehat" Ucap Devon yang mengalihkan pembicaran.

"Gak gue masih sakit nih" Ucap Cindya sambil memeluk perutnya.

Devon menatap Cindya tak percaya.

Dering telfon Cindya berbunyi...

"Halo nak?"

"Hallo ma"

"Kamu kenapa bisa masuk RS"

"Hanya sakit maag"

"Kamu jaga makan nak"

"Iya ma"

"Mama khawatir"

"Aku disini ada Devon"

"Iya mama tahu, tapi mama tetao khawatir"

"Kalau begitu mama harusnga pulang ngelihat CINDYA"

"Mama sibuk sayang"

Cindya langsung mematikan sambungan telefonnya dan menaruh di atas meja dekat kasur.

Pasangan Debat {COMPLETED}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang