PB 17

67.5K 2.5K 70
                                    

Devon bangun dipagi hari dengan kesal karena Cindya membuat keributan dipagi hari.

Cindya melempar bajunya kesana kemari, dan juga sepatu ia lempar entah kemana-mana.

"LO NGAPAIN?" Tanya Devon dengan marah karena tidurnya terganggu.

"Lo gak lihat?" Tanya Cindya dengan kesal dan ia tetap melanjutkan mencari barang.

"Cari apa?" Tanya Devon sambil menatap Cindya dengan kesal.

"Tidur napa? Gak usa ganggu gue" Ucap Cindya yang juga kesal sebenarnya kesal dari semalam.

Devon bangun dari kasur dan tidak sengaja menginjak tangkai heels.

"Ahhhhh" Teriak Devon membuat Cindya langsung mendekat kearahnya.

Devon memegang kakinya yang sakit, Cindya terkejut dan juga panik.

"Lo masih berdiri aja? AMBIL OBAT KEK APA KEK?" Ucap Devon dengan marah, langsung saja Cindya mencari p3k.

Cindya memberi salep bengkak ke kaki Devon yang bengkak.

"Ini salah kita berdua ok?" Ucap Cindya yang membuat Drvon naik darah.

"Lo masih bilang salah berdua lagi? Lo gak lihat ini barang punya siapa?" Tanya Devon dengan kesal dan langsung mengambil alih salep yang dipegang Cindya dengan kasar.

"MINGGIR!" Ucap Devon dengan marah dan langsung membuat Cindya pergi dengan marah.

Baru juga balikan perkalihan emang tak kunjung reda.

"Lo sih buat gue kesal semalam, kebawa deh sampe sekarang" Ucap Cindya sambil memasak Air panas.

Sejak perkelahian itu Devon gak mengabari Cindya atau pun melihat Cindya.

Devon emang tahu Cindya kesal akibat perkataannya kemarin tapi ia tidak bermaksud seperti itu.

Devon belum mempersiapkan apa-apa jadi ia belum bisa menikahi Cindya, Rumah aja belum ada gimana mereka mau buat kehidupan baru.

Intinya Devon belum matang.

1 bulan kemudian baru lah Devon datang keapartemen karena Cindya sakit.

"Lo kenapa bisa sakit?" Tanya Devon dengan khawatir.

"Mikirin lo" Ucap Cindya sambil memberi senyum.

"Gue serius" Ucap Devon sambil menatap Cindya dengan tajam.

"Gue juga" Ucap Cindya tak mau kalah.

"Maaf kemarin gue sibuk ngurus kontak gue, gue mau berhenti dari sana, semua" Ucap Devon membuat Cindya tersenyum.

"Kenapa lo gak bilang, kalau gitu kan gue gak kepikiran lo" Ucap Cindya dengan lembut.

"Dan gue belum mau nikah jadi-" Ucqp Devon terpotong saat Cindya bangkit dari posisi tidurnya dan mencium pipi Devon.

"Aku akan sama kamu terus asal kamu janji nanti nikahnya denganku" Ucap Cindya setelah melepaskan ciumannya.

Devon tersenyum bahagia saat Cindya bisa mengerti dirinya.

"Gue sayang sama lo Cin" Ucap Devon dengan tegas ditelingan Cindya.

Kata yang anti diucapkan Devon akhirnya keluar juga.

Cindya jadi malu-malu, Devon langsung memeluknya dengan erat.

Setelah menunggu Devon yang lama sekali melamar Cindya membuat ia pasrah dengan Devon gimana tidak umurnya Sudah 28 tahun tapi masih aja belum menikah.

"Aku udah tua, boleh cepat nikahi aku" Ucap Cindya dengan kesal menatap Foto Devon.

Devon sibuk pekerjaan barunya yaitu mengurus perusahaan Ricard, karena Devon lah penerus warisan dirinya mau tidak mau Devon harus mengrus perusahaan Ricard.

Pasangan Debat {COMPLETED}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang