part 18

1.9K 191 17
                                    


***********

Seorang pria berlari dengan cepat begitu menginjakan kakinya di hotel yang menjadi tempat tunangannya tinggal hampir satu minggu lebih.

Ruhi bilang di kamar 1158 maka dari itu dia tidak perlu bertanya pada manager atau yang lainnya.

Begitu mendapatkan telpon dari tunangannya tentang keberadaannya, pria itu meminta cuti dari pekerjaannya dan segera terbang ke Itali untuk menjemput tunangannya, dan sejak tadi dalam hatinya terus merapalkan doa. Semoga tunangannya itu baik baik saja mengingat satu minggu lebih gadis itu jauh dari pengawasannya dan orangtuanya.

Tok tok tok tok

"Ruhi kau di dalam?" begitu sampai di depan pintu kamar 1158 pria itu langsung engetuk pintu

Clekkkk

Akhirnya pintu itu terbuka menampakan seorang gadis sudah siap pergi menarik koper miliknya.

"Ayo kita pergi L" ucap Ruhi datar tanpa melihat rasa lelah L ( Myungsoo)

Myungsoo segera memeluk tubub mungil Ruhi yang begitu ia rindukan, Ruhi tidak menolak. Ruhi membiarkan begitu saja tubuhnya di peluk Myungsoo

"Syukur lah kau baik baik saja aku sangat kawatir memikirkan mu."Uacap Myungsoo, Ruhi tetap diam tidak ingin membalas atau pun menjawab Myungsoo.

"Aku ingin pulang sekarang ayo kita pergi" Myungsoo mengangguk dan mengambil alih koper yang Ruhi bawa merangkul Ruhi dengan bahagia.

*******

Bandara Leonardo Da Vinci

Begitu kaki jenjangnya menginjak kembali bandara Leonardo Da Vinci, ingatan ingatan tentang semua kenangan bersama denagn teman liburannya berputar bagai sebuah film.

Semua senyum itu, tawa itu, canda itu, semuanya begitu jelas membekas di ingatan Ruhi.

ck dasar kampungan.

"h aku tidak kampungan aku merasa senang"

"Baiklah ayo kita cari tempat penginapan."

"Kau akan pesan hotel?"

"Aku sudah memesannya memang nya ada apa?"

"Aku belum mendapatkan hotel untukku menginap, kau bisa bantu aku kan? ini untuk pertama kalinya aku datang keluar negri sendirian."

"Ah kebetulan sekali hotel yang ku pesan memiliki dua kamar, nah bagai mana kalau kau mengisi kamar yang satu lagi itu lebih baik dari pada kau mencari penginapan sendirian di negara orang"

"Baiklah dil..."

"Eits,,,, tapi itu tidak geratis nona, kau juga harus bayar pada ku"

"Iya baiklah tapi.  Jangan mahal mahal soalnya uang tabungan ku tidak cukup"

"Baiklah berhubung kita teman satu liburan, aku baik pada mu dan Kita sudah sepakat tidak akan memberi tau jati diri kita sebenarnya. Cukup kau tau aku game gyu dan aku cukup tau kau rock star. Kau yang mengusulkan ini bukan dengan alasan agar liburan lebih seru"

Rasanya Ruhi ingin menangis lebih kencang mengingatnya.

"Ayo kita harus segera masuk pesawat sebelum terlambat" ajak Myungsoo

Ruhi sadar dari lamunannya begitu Myungsoo menggenggam tangannya.

"Apa kau masih ingin menghabis kan liburan?"

" tidak. " jawab ruhi cepat

"Baiklah ayo."

Myungsoo memang pria yang baik. Ruhi mengakui itu, tapi Myungsoo membuat Ruhi membenci dirinya. Myungsoo sudah nenggunakan nama persahabatan untuk mendapatkan apa yang dia inginkan dan jauh di lubuk hati Ruhi yang paling dalam, rasa sayang Ruhi untuk Myungsoo memang masih ada tapi tertutupi rasa bencinya.

Holiday [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang