08. 4 Sekawan

40 1 0
                                    

Aku terbangun jam 4 pagi. Tiba-tiba perutku terasa sakit, mendesak ada yang ingin keluar. Aku bergegas menuju kamar mandi sebelum ada yang keluar. Gak lucu kan baru masuk camp udah ninggalin jejak kuning dan berbau sedap. Setelah itu kulanjutkan dengan sholat (wahai kaum adam perbanyaklah sholat untuk menjaga ketampanan kalian).

Sekitar jam 10 pagi aku bersiap-siap untuk pergi ke Brilliant untuk melakukan Placement Test. Test untuk menentukan level mana yang akan dimasuki member baru. Tak lupa aku mengajak Riko sebagai sesama member baru.

Sampai di Brilliant ternyata tes nya belum dimulai.

Dilham : "Sialan udah buru-buru ternyata belum mulai. Emang dah kebiasaan Indonesia."

Riko : "Tuh kan gue bilang juga bakal ngaret. Nongkrong di warung situ yok."

Kami pun pergi ke warung itu, pesan kopi, dan tiba-tiba seseorang mengajakku berbicara.

"Bang member baru ya?" tanya orang itu.

"Iya, kenapa?" kataku.

"Oh sama berarti. Kenalin bang aku Ryan dari Jambi," jawabnya.

"Sama kaya nama temen camp gue. Kenalin gue Dilham dari Bogor. Ini temen gue baru nemu di sini Riko namanya," balasku.

"Sialan lu, gue dikata nemu emangnya anak ilang apa. Kenalin gue Riko dari Jakarta," Riko berkenalan.

"Oh ya salam kenal. Kenalin juga bang temanku, sama baru ketemu di sini, teman 1 camp juga, Sigit namanya," Ryan memperkenalkan temannya.

"Kenalin bang, Sigit dari Cilacap," Sigit berkenalan dengan suara merdu medoknya.

"Iya salam kenal juga, pada ngambil berapa lama disini?" tanyaku

"2 bulan bang," jawab Ryan.

"Kalo aku ngambil 3 bulan," Sigit ikut menjawab.

"Lah sama gue ngambil 3 bulan juga," saut Riko.

"Ooh ngambil lama semua, mantap lah pada mau jadi tutor ini," jawabku.

"Haha enggak bang, emang abang ngambil berapa lama?" tanya Ryan.

"3 bulan," jawabku.

"Beh malah lamaan abang dari aku," Ryan menimpali.

"Sama aja ternyata," kembali terdengar suara merdu Sigit.

"Kampret gue kira beda ternyata sama aja," Riko dengan muka kampret nya menjawab.

"Haha lah emang siapa yang bilang beda, ada yang salah ama omongan gue?" aku bertanya.

"Iya iya suka-suka lu dah bang," mereka menjawab sambil tertawa bersama.

Kami pun melanjutkan pembicaraan. Btw, Ryan bertubuh cukup tinggi, kulit cukup coklat, rambut cukup pendek, muka cukup tua, pokoknya serba cukup, ga kurang ga lebih. Usianya aja yang lebih muda dari aku.

Sigit memiliki rambut gondrong sebahu, membuat nya sering mengibaskan rambut dengan tangannya (mirip gerakan iklan shampo pantene loh). Dia juga memiliki logat medok yang kental. Kulitnya agak coklat dan tingginya sedikit lebih pendek dariku. Dan lagi-lagi usianya lebih muda dariku.

"Duh daritadi nemu orang yang usianya lebih muda dari gue. Untung muka gue terlihat lebih muda, beda ama mereka yang boros muka. Soal ketampanan jangan ditanya, ntar kalo gue ceritain ketampanan gue ke mereka, malah dibilang sombong."

"My Age is Old, but My Face is Baby Face," motto seorang Dilham.

Begitulah sekarang aku memiliki 3 kenalan, Riko, Sigit, Ryan. Kelak kami akan menjadi 4 sekawan yang banyak melakukan hal bersama, ya walau perlahan akan berpisah.

Kenapa berpisah?
Ada masalah kah?
Nanti akan kuceritakan alasannya.

Setelah 1 jam, sekitar jam 11 siang, Placement Test pun dimulai. Berbagai makhluk dari segala daerah di Indonesia berkumpul dan masuk ke Brilliant untuk mengikuti test.

Test yang akan menentukan nasib kami selanjutnya...

Behel Woman, Beauty SmileTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang