26. Obrolan Dini Hari (Part V)

17 0 0
                                    

"Argghhh.. Mas Bro, Liz, Sinta, Putri, kalian jadi ada di sana. Dengerin cerita gue daritadi. Ah sialan". Aku berkata setengah menjerit setengah kesal

"Hahahahaha... Iya dong," terdengar suara tawa dari mereka.

Masbro, Liz, Sinta, Putri. 4 teman baikku yang lainnya. Mereka termasuk dari sedikit orang yang kukenal yang selalu membantu dan menemaniku di saat susah. Bahkan tanpa perlu kuceritakan, mereka tau saat aku ada masalah.

Mereka semua juga cakep-cakep. Bukan cuma aku, banyak orang lain yang berkata seperti itu. Ya walau kelakuannya banyak ngaco dan ngeselinnya.

"Anjir lah. Dikerjain gue ini mah. Kampret lah". Aku masih setengah kesal berkata kepada mereka.

"Haha.. Sorry Ham. Bukan maksud ngerjain kok. Pada nangis tuh denger cerita lu. Termasuk Mas Bro, serem serem mewek juga". Linda berkata sambil menahan tawanya.

"Sialan lu Lin pake buka kartu. Turun derajat kalo banyak yang tau gue nangis". Terdengar suara berat dari seorang pria. Si masbro dengan suara beratnya.

"Haha.. Tampang macho, tapi hati barbie". Kali ini Sinta yang berbicara.

"Mas Bro itu bukan air mata buaya kan?" Giliran Liz, gadis yang juga sering terlihat denganku, mulai berbicara.

"Udah jangan diledekin terus. Nanti nangis lagi dia". Putri dengan suara lemah lembutnya membela masbro, sambil tertawa juga tentunya.

"Sialan kalian semua. Ham belain gue dong". Masbro berkata mencari pembelaan padaku.

Aku mencoba membela sebisanya.

"Iya gak salah loh laki nangis. Ada saatnya laki bisa nangis".

"Nah tuh denger omongan Dilham".

"Sayang gue gak ada di sana. Kalo ada pasti gue rekam, terus edit, terus upload. Kali aja bisa terkenal ngehasilin duit banyak".

"Anjing lu Ham. Malah lebih parah dari yang lain".

Yang lain pun tertawa mendengar obrolan ini. Aku mengambil minuman di dekatku. Sambil meminum aku mendengarkan obrolan mereka yang sedang asik ribut sendiri. Keributan mereka membuatku tertawa dan hampir tersedak. Ahhh.. Sudah lama aku tak tertawa bersama mereka. Kami terus saja mengobrol sepanjang pagi itu. Cukup lama waktu yang kami habiskan.

"Ah sialan dah gue terus yang kena ledekan. Pokoknya inget Ham kalo ada apa-apa cerita".

"Iya Ham kami selalu ada untukmu".

"Bener tuh. Jangan disimpan sendirian aja".

"Sesusah apapun kami pasti bantu. Jujur-jujuran aja".

"Tuh denger omongan yang lain. Lebih percayalah dengan kami".

Satu persatu dari mereka berbicara, menasehatiku. Aku mendengar sambil menahan rasa kantuk.

"Iya iya para makhluk bawel. Terima kasih". Jawabku singkat.

Woooo.... Sialan. Terdengar suara sorakan dan umpatan dari mereka. Haha...

"Ya asal jangan terlalu lebay aja kalo cerita".

"Lebay? Maksudnya?" Aku menanyakan maksud Mbak Linda.

"Ya jangan terlalu dibuat-buat. Seolah-olah dunia bakal berakhir terus lu pengen bunuh diri".

Yang lain juga mengiyakan. Mereka mencontohkan maksud dari lebay. Seperti terlalu didramatisir, dibikin ribet, mirip sinetron atau ftv lah, dan contoh lainnya.

Aku menghela napas dan diam sejenak. Lalu mulai berbicara pada mereka.
"Kayaknya kalian belum ngerti juga. Belum bisa bedain mana yang lebay, mana yang benar terjadi".

Behel Woman, Beauty SmileTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang