13. Indonesia Class

27 1 0
                                    

Pagi ini aku kembali terbangun jam 3. Padahal kelas pertama ku baru dimulai 6 jam lagi. Tapi karna panggilan alam dari perut memaksaku untuk segera bangun dan menuju ke kamar mandi. Entah kenapa beberapa hari pertamaku di sini, aku selalu terbangun antara jam 2 sampai jam 3 pagi.

Mungkin aku belum terbiasa dengan makanan manis di sini, atau mungkin karena udara di sini sedang labil-labilnya panas dingin tak menentu, atau mungkin penunggu halus di sini meraba perutku, atau mungkin karna ketiga nya sekaligus yang mengganggu perutku. Apapun itu aku selalu terbangun dini hari dan tidak bisa tidur lagi. Menyebalkan.

"Sial dah ngapa sakit perut melulu jam segini, tapi mending sakit perut daripada sakit hati di pagi hari."

Setelah selesai dengan segala urusan kamar mandiku, aku melanjutkan dengan ibadah, membaca beberapa buku atau artikel Inggris, merenung hingga bengong ga jelas di pagi hari, dan tidur-tiduran sambil main HP sampai waktu tiba untuk kelas pertamaku.

"Udah jam setengah 9 aja, kebanyakan bengong jadi ga kerasa. Waktunya prepare."

Aku bersiap lalu keluar kamar dimana Riko sudah menunggu di parkiran sepeda. Kemudian aku dam Riko mengambil sepeda dan mengayuhnya menuji Brilliant.

Akhirnya jam 9.10 pagi kami sampai di Brilliant. Telat di kelas pertama kami, ya Indonesian Habbit. Aku kembali melihat mading untuk memastikan dimana kelas kami.

     Setelah tahu aku langsung bergegas menuju ke kelas pertamaku, Speaking with Indonesia Class

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah tahu aku langsung bergegas menuju ke kelas pertamaku, Speaking with Indonesia Class.

Kami sempat kebingungan mencari kelas yang mana. Setelah beberapa menit bertanya akhirnya kami tahu kelas kami dipindahkan dari room 7 ke tempat kami melakukan opening, di hall. Sesampainya kami di hall terlihat cukup banyak orang di sana.

Mereka memandangi kami setibanya kami di sana. Apa ya yang di pikiran mereka, mungkin mereka ingin tahu bagaimana orang yang sekelas dengan mereka, atau mungkin heran bagaimana bisa kami telat di kelas pertama, atau mungkin pikiran lainnya.

"Oy oy biasa aja ngeliatin gue. Jangan nafsuan gitu. Udah kaya orang puasa ngeliatin makanan pas mau buka puasa."

Aku gak peduli apa yang mereka pikirkan. Aku melihat sekitar dan menemukan Sigit. Aku duduk di sebelahnya bersama Riko dan memperhatikan tutor baru kami, sepertinya aku kenal dengan sang tutor, tapi siapa ya.

"Ok sepertinya semua sudah berkumpul. Karna ini baru pertama kali, kita mulai dulu dengan sesi perkenalan," tutor itu membuka kelas.

"Eh hampir lupa pertama kita buka kelas terlebih dahulu dengan kalimat pembuka dari Brilliant. Let's open our class together by reciting Basmallah... " lanjut sang tutor.

"Bismillah hirohman nirohim... " ucap kami bersama.

"Hayo siapa yang mau mulai perkenalan terlebih dahulu?" tanya sang tutor.

Tidak ada dari kami yang menjawab. Tentu saja mana ada yang mau mulai duluan, pasti pada malu. Termasuk aku.

"Tampaknya masih malu semua ya. Tenang itu tugas saya untuk membuat kalian lebih akrab. Sekarang hayo coba mendekat, dan buat lingkaran di sekitar saya," lanjutnya.

Kami pun merapat dan mendekati sang tutor.

"Nah sudah makin dekat kan. Sekarang coba kenalkan diri masing-masing, dari nama dan asal nya darimana, dimulai dari kamu," ucapnya sambil menunjuk aku.

Ya karna aku yang ada di sebelah kiri dia jadi aku kebagian pertama kali.

"Hi semua. Aku Dilham, asal dari Bogor. Salam kenal semua," ucapku dengan suara selembut dan senyuman semanis mungkin.

"Hi juga Dilham. Salam kenal," ucap mereka bersamaan, termasuk sang tutor.

Kemudian lanjut orang sebelahku memperkenalkan diri. Dari Sigit, Riko, lalu terus memutar sampai ke orang yang ada di sebelah kanan sang tutor.

"Ok udah semua. Sudah ingat nama temannya semua kan?" tanya tutor itu sambil tersenyum penuh arti.

Kami hanya diam sambil tersenyum juga. Entah mereka sudah hafal nama yang lain atau belum. Yang pasti aku belum hafal, kecuali Riko dan Sigit. Untuk hafal nama seseorang dengan cepat saja aku susah, dan sekarang dalam waktu singkat harus hafal nama beberapa orang sekaligus. Mustahil bagiku.

"Diem aja kayanya dah pada hafal ya. Coba saya tes. Kamu coba sebutin nama temanmu mulai dari sebelah kirimu sampai sebelah kanan saya," ucapnya menunjukku kembali sambil tersenyum.

"Mampus mana gue hafal. What the puck kenapa doyan banget nunjuk gue dah. Salah posisi kayanya ini," kataku dalam hati.

"Ayo Dilham, kok diem aja. Coba disebut satu-satu namanya," tutor itu kembali memintaku.

"Riko, Sigit, terus... Hmm.... Skip Miss. Masih lupa hehe," kataku sambil tersenyum.

"Belum 5 menit masa dah lupa. Jangan-jangan nama saya juga kamu lupa ya?" tutor itu bertanya.

"Boro-boro lupa. Kan Miss belum bilang namanya siapa," aku membela diri.

"Tadi saya dah memperkenalkan diri di awal. Makanya jangan telat, lagian kan kemarin juga kita ketemu masa kamu dah lupa," kata dia menambahkan.

Aku terdiam sejenak sambil berpikir. Siapa dia? Dah ketemu? Ah aku lupa.

"Ckckck.. Jadi bener-bener lupa ya kamu. Saya Miss Devi yang kemarin interview kamu," dia melanjutkan.

"Ooh pantes kayak pernah ketemu. Yang kemarin interview toh rupanya," kataku cukup kaget.

"Ingat juga akhirnya kamu. Sekarang nama temen kamu yang lain udah ingat juga kan," dia kembali bertanya.

"Kalo itu mah jelas. Jelas masih belum inget Miss. hehe...." aku berkata sambil tersenyum manis.

"Dasar kamu ini bener-bener dah," katanya sambil tertawa.

Member lain yang mendengar pembicaraan kami pun ikut tertawa. Miss Devi melanjutkan perkenalan dengan menunjuk member lain untuk memperkenalkan yang lain. Ada yang hafal, ada juga yang tidak. Ya sesi itu diisi hanya dengan perkenalan.

"Baiklah udah makin akrab kan. Hari ini cukup sampai di sini saja. Dilham coba sebutin, udah hafal belum nama yang lain," tanya dia kembali.

"Masih belum hafal Miss..." jawabku masih tetap sama.

Kembali Miss Devi dan yang lain tertawa.

"Dasar kamu ni. Ya udah mending kita tutup kelas aja daripada nungguin kamu hafal bakal lama. Ok.. See u tomorrow. Let's close our program by reciting Hamdallah," katanya sambil mengakhiri kelas ini.

"Alhamdulillah..." jawab kami bersama-sama.

Kami keluar bersama-sama dari kelas ini. Yah kelas yang cukup menyenangkan walau belum ada nama yang kuingat lagi.

"Cukup bagus pagi ini. Banyak jenis-jenis orang di kelasku."

"Ada yang kurus, ada yang gemuk, ada yang besar, ada yang hitam, ada yang putih, ada yang coklat, ada yang tinggi, ada yang pendek, ada yang berkacamata, ada yang berbehel, ada yang berhijab, ada yang tidak."

"Dari luar sih terlihat baik semua, dari dalam nya belum tau. Yah seiring waktu juga terbuka sifat asli nya.
Sekarang lanjut belajar pronunciation..."

Indonesia Class, kelas yang awal nya pendiam dan malu-malu.

Kelak akan menjadi kelas paling ramai dan malu-maluin yang ada di Brilliant.

Kelas yang akan meninggalkan banyak kenangan, suka duka, dan menjadi keluarga besar selama di Pare.

Semoga juga menjadi keluarga seterusnya....

Behel Woman, Beauty SmileTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang