Aku kembali menatap HP-ku lalu mulai mengetikkan pesan balasanku.
Dilham :
Laki" perasaannya
jg sensitif dan lebih
sering disembunyikanHal sekecil yg mana
ya? Ah pusing jg klo
dah ngomongin
perasaanKamu mungkin bisa
mungkin tidak, belum
bisa menyimpulkan
karna belum terlalu
kenal jgBtw tugas mu utk
besok dah belum?
Jgn sampai lupa 😅Aku menjelaskan padanya sedikit, lalu mencoba mengalihkan ke arah tugas. Kebetulan ada tugas untuk besok. Bisa gawat kalau sampai aku dan dia tidak mengerjakan hanya karna chatting ini.
"Bang.. bang.. dimana kau bang?"
Tiba-tiba terdengar suara seseorang memanggilku dari arah luar. Kulihat dari jendela siapa yang memanggilku. Terlihat Riko dan Ryan sedang menungguku di luar. Aku pun segera menghampiri mereka.
"Oy Yan ngapa manggil-manggil? Tumben gak ama Rajab?"
"Kan tadi kita janjian bang mau ngerjain tugas sama-sama. Kalau Rajab gak tau, ngumpul sama cewek kali."
Ryan yang sudah duduk di teras depan mulai mengeluarkan buku-buku dari dalam tas-nya. Begitupun dengan Riko."Emang iya apa Yan?"
Aku yang masih berdiri mencoba mengingat-ingat kembali tentang apa yang Ryan katakan. Tadi sakit yang kambuh, sekarang lupa yang kambuh. Ngapa jadi konslet gini hari ini."Abang ni lupa terus samaku. Makanya tadi pulang jangan langsung kabur aja."
Ryan dengan sedikit cemberut menjawab pertanyaanku sambil membuka bukunya. Aku hanya tertawa kecil melihatnya. Karna dia sudah di sini ya tentu ku lanjutkan mengerjakan tugas bersama. Mana mungkin aku mengusirnya."Yaudah bentar gue ngambil pulpen sama buku dulu."
Aku berlalu dari sana ke arah kamarku."Ok bang. Bawa makanan ya kalau ada hehe..."
"Abu gosok mau? Atau abu rokok temen camp gue nih ada sebotol."
"Gak papa bang, bawa aja buat Riko."
"Haha.. Ok."
"Anjir lu Yan, gue lagi diem masih aja kena."
Riko yang sedang serius membaca tiba-tiba tersengat dengan perkataan Ryan.*********
Aku kembali ke kamarku untuk mengambil tas yang berisi peralatan belajarku selama di Pare. Tak lupa aku juga mengambil HP-ku yang tergeletak di kasurku. Lalu aku kembali ke teras depan. Aku, Ryan, dan Riko mulai serius mengerjakan tugas bersama. Kami membahas tugas bersama, menjelaskan bersama.
"Oh iya Yan kau gak ajak Sigit? 1 camp juga bukannya kau ajak."
"Udah bang tapi gak mau dia. Capek katanya, lagi main HP juga dia."
"Oh gitu."
Jawabku singkat sambil lanjut mengerjakan tugas."Lagi chattingan sama cewek kali Yan."
Riko menyaut sambil tersenyum ke arah Ryan."Mungkinlah Ko. Terserahlah dia gimana. Paling nanti dia liat tugasku."
Ryan tampak serius mengerjakan tugasnya.Sesekali kami membuka HP untuk mentranslate beberapa kata atau mencari rumus yang dibagikan di grup ataupun lainnya. Aku baru sadar ada sebuah pesan dari HP-ku.
Fitri Pare :
Belum ini dikerjakanGue masih binggung jugakk
Ajarin guee😪
Aku menaruh pulpen yang sedang kupegang ke atas meja, lalu mengetikkan jariku untuk membalas pesannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Behel Woman, Beauty Smile
Romance"Aku benci bertemu dengan Persahabatan. Karena di setiap pertemuan pasti ada perpisahan. Itu berarti ketika aku bertemu, aku juga harus rela berpisah bahkan kehilangan Persahabatan." "Cinta selalu punya banyak cara untuk membuat manusia terlihat bod...