Tak berapa lama terlihat tutor kami selanjutnya, Mr. Irvan sudah ada di depan kelas. Dia membuka sepatu skets berwarna merah miliknya, melepas jaket dan meletakkannya di pojok kelas. Lalu dia berjalan mendekati kami, dan bersiap untuk memulai kelas.
"Majuan dong sini. Jauh-jauh udah kayak lagi pada musuhan." Ucapnya sambil menyeret sebuah bangku kecil dan mendudukinya.
Kami merapat dan maju mendekati tutor itu. Beberapa orang yang tadi keluar belum terlihat lagi.
"Kayaknya jadi dikitan. Ini mana yang lain?"
"Lagi pada cari minum Mr." Jawab seseorang.
"Oh. Yaudah kita lanjut duluan. Let's open our class by reciting basmallah...."
"Bismillah hirrohman nirrohim...."
Tak lama setelah kami mengucap salam, ada 7 orang yang tergesa-gesa memasuki kelas. Lalu duduk dengan manisnya di dekatku.
Mereka bau keringat.
"Hmm.. Udah kumpul semua ya. Kayaknya ada muka baru di sini. Sini maju dulu dong ke depan."
Ucap Mr. Irvan sambil melihat ke arah Rajab dan Ryan.Ryan dan Rajab saling berpandangan.
"Maju lagi kita Yan. Masih pagi dah maju 3x macam minum obat aja."
"Muka kau tu Jab makanya dirapihin lagi biar gak disuruh maju."
Ryan berkata sambil maju ke depan kelas."Sundal. Macam betul aja muka kau tu. Kau juga kan disuruh maju."
Rajab sedikit mengumpat sambil mengikutinya dari belakang."Kalian disuruh maju aja kok pada ribut. Udah pada kenalan belom ama yang di sini?"
"Udah Mr. tadi pagi kenalannya. Iya gak Jab?"
"Iya betul kata Ryan. Pas kelas speaking tadi Mr."
"Ok ok. Jadi namanya Ryan dan Rajab. Kalo diperhatiin mirip ya mukanya, adik kakak ya kalian?"
"Enggak lah Mr. Najis aku punya saudara kaya Rajab gini."
"Aku lebih najis. Muka ganteng gini masa disamain ama kau Yan."
"Haha.. kirain. Udah jangan ribut terus nanti jadi jodoh loh."
Kami hanya bisa tertawa memperhatikan obrolan mereka. Terkadang ada beberapa dari kami yang berceletuk ikut memanasi Rajab dan Ryan. Mr. Irvan juga tertawa sambil menulis beberapa kata di papan tulis.
"Kalo udah perkenalan berarti lanjut materi aja. Sebelum lanjut, saya tes dulu satu-satu. Kita belajar ngomong yang bener dulu. Dimulai dari kamu Rajab."
"Kok saya Mr. Mulai dari Ryan aja Mr."
"Enak aja kau. Main lempar ke aku aja kau Jab."
"Udah Rajab duluan. Abisnya muka lu lebih ngeselin Jab."
Kami kembali tertawa. Rajab terlihat tersenyum sambil membetulkan kacamatanya.
"Tapi saya gak tau apa tesnya Mr."
"Ini ada di papan tulis. Ikutin apa yang gue omongin. Ryan juga perhatiin ya."
Rajab dan Ryan bersiap mendengar Mr.Irvan. Kami juga memperhatikan dan bersiap melatih mulut kami.
"Wi ar sta de ing..." Mr. Irvan mulai berbicara sambil menunjuk kata We Are Studying.
"Wi ar stading..." Rajab mencoba mengikuti dengan logatnya sambil agak terpatah-patah.
"Et bi ya rai ye le lai ye yen ti." Lanjut Mr.Irvan. Kali ini dia menunjuk kata At B-R-I-L-L-I-A-N-T.
"Et bi ya rai le le lai lenti." Terdengar acak-acakan dari suara Rajab.
KAMU SEDANG MEMBACA
Behel Woman, Beauty Smile
Romance"Aku benci bertemu dengan Persahabatan. Karena di setiap pertemuan pasti ada perpisahan. Itu berarti ketika aku bertemu, aku juga harus rela berpisah bahkan kehilangan Persahabatan." "Cinta selalu punya banyak cara untuk membuat manusia terlihat bod...