"Oy Ko bangunnn!!! Masuk gak lu? Dah jam 7 lewat."
Sambil merapikan diri aku berteriak ke arah Riko untuk membangunkannya. Tinggal 20 menit dari mulainya jam pertama dan dia masih tertidur pulas. Hebat."Anjir ni orang gak bangun juga, tidur atau mati suri sih."
Merasa kesal, aku menarik tangannya hingga dia terduduk, lalu menampar pipinya dengan lembut berulang kali hingga dia terbangun.Riko mengusap matanya lalu mencari HP, melihat jam berapa sekarang. Beberapa detik kemudian dia bergegas menuju kamar mandi.
"Ham tungguin gua mandi bentar.""Lebih dari 10 menit gue tinggal."
Jawabku sambil menuju teras depan. Aku mengambil HP-ku, membuka aplikasi stopwatch, lalu menyalakan timer 10 menit."Byarr... Byurrr... Byarr... Byur... Aduh anjir kaki gue kepentok. Bak mandi sialan!!"
Terdengar suara air yang berjatuhan dengan keras dan juga jeritan Riko dari kamar mandi."KOOOO!! Sisa 7 menit 32 detik, jangan kelamaan main sabun!!"
"IYAA!! SABAARR HAM!!! ADOOHHH!!! Kepentok lagi kepentok lagi."
"KOOOO!! Sisa 6 menit 21 detik."
"SABAARR HAM!!!"
"KOOOO!! Sisa 5 menit 58 detik."
"JANCOOKKK!!!"
*********
Jam 07.45 WIB.
Aku sedang duduk selonjoran di Room 5 Brilliant sambil melihat lagi tugas speaking kemarin. Kelas speaking hari ini mengharuskan kami maju berpasangan 2 orang, melakukan tanya jawab seputar profil diri masing-masing. Aku berpasangan dengan Riko. Sial.
"Ko dah hafal belum tugas kemarin?"
"Hah.. Tugas?"
"Hah hoh hah hoh.. Iler lap dulu. Berkerak gitu di mulut."
"Anjir lu Ham. Gua buru-buru mandi karna lu nih."
"Oh pantes lu masih bau."
"Sialan."
Riko mengelap noda di mulut dengan bajunya. Lalu mengambil sebuah buku dari dalam tasnya."Ohh tugas ini Ham. Gampang ini mah hafal di luar kepala."
"Hafal di dalam kepala. Kalo di luar kepala namanya ga ada yang masuk ke otak, lupa semua."
"Et gak percaya banget lu ama gua."
"Musrik percaya ama lu Ko."
Dan Riko pun tertawa. Lalu dia mulai menghafal tugas kemarin. Aku melihat ke sekitarku, terlihat juga yang lainnya sedang berusaha menghafal. Terlihat Ms. Devi mondar-mandir di sekitar kami. Sepertinya sedang mencari siapa yang harus maju duluan.
Aku melihat ke sebelah kanan dimana para gadis berkumpul. Tepatnya melihat ke arah si gadis berbehel yang bersender di dinding. Terlihat dia sedang menghafal sambil sesekali memonyong-monyongkan bibirnya, tangan kiri memegang bukunya, tangan kanan memegang perutnya, dan dengan memiringkan kepalanya sedikit ke arah kanan dia membaca catatannya. Dia terlihat manis. Dia lucu.
Kemudian dia melihat ke arah atas sambil mulutnya komat-kamit melafalkan catatannya. Tangan kanannya kali ini mengusap kepalanya sambil sesekali membetulkan hijabnya. Lalu dia melihat kembali ke bawah membaca catatannya. Berulang kali dia bergantian melihat ke bawah ke atas untuk menghafal. Tiba-tiba dia melihat ke arahku. Dia tersenyum, aku pun membalas senyumannya. Lalu aku langsung mengalihkan perhatian darinya. Ketahuan melihatnya. Aku malu.
"Lumayan masih pagi udah ngeliat yang manis-manis."
Kataku pelan sambil tersenyum.15 menit kemudian Ms. Devi bergerak maju ke depan.
"Ok kita mulai tugas kemarin. Dilham Riko maju duluan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Behel Woman, Beauty Smile
Romance"Aku benci bertemu dengan Persahabatan. Karena di setiap pertemuan pasti ada perpisahan. Itu berarti ketika aku bertemu, aku juga harus rela berpisah bahkan kehilangan Persahabatan." "Cinta selalu punya banyak cara untuk membuat manusia terlihat bod...