Chapter 7 : Maaf.

64 14 12
                                        

Senin, 5 Januari, 2010. Di malam hari yang sangat sunyi, bintang-bintang yang mungkin sedang absen untuk menghiasi lamgit malam. Cahaya bulan yang tidak terlalu benderang karena ditutupi awan mendung, dan hanya suara kicauan jangkrik walau sangat jarang-jarang.

Terlihat kamar Dinka dengan bed cover spring bed gambar kartun superhero, terpampang didinding-dinding kamarnya banyak sekali kertas bertuliskan puisi dan gambar-gambar karya Dinka yang ia tempelkan. Dan ada sebuah kalimat besar tertuliskan tepat didinding bagian atas kepala kasur Dinka, bertuliskan "Aku yang Bajingan lebih baik dari pada Aku yang Munafiq."

Tak ayal kamar seorang remaja laki-laki terkenal dengan keberantakannya, seperti yang terlihat kamar Dinka sekarang. Namun sangat diketahui Dinka memiliki kamar yang sangat bersih, rapih dan wangi dan sekarang itu 180 derajat kondisi kamarnya.

Terlihat Dinka yang terbaring di atas kasurnya dengan baju kaos sangat lecek dan kaki kanan yang terbalut kaus kaki, terbaring menghadap langit-langit kamar dan wajahnya yang tertutupi secarik kertas.

"Kak! Kapan kakak berhenti jadi mayat hidup tak berguna?" Bentak Kisya yang membawa spatula ditangannya.

"Kenapa kau tak mengetuk dulu pintunya dan bicaralah yang sopan." Ucap Dinka lemas.

"Buat apa aku mengetuk pintu dimana tak akan ada yang menjawabnya, karena didalamnya hanya ada mayat hidup tak berguna." Ketus Kisya.

"Bilang ke bunda, kakak gak laper." Ucap Dinka.

"Semenjak kemarin pagi kau bukan kakakku." Ucap Kisya yang langsung pergi meninggalkan Dinka.

Brakk!! Suara pintu yang ditutup dengan bantingan.

"Terima kasih, Kisya." Ucap Dinka pelan tanpa mengganti posisinya.

.......
Minggu, 4 Januari 2010.

Tokk! Tokk! Suara ketukan pintu kamar Dinka.

"Iya sebentar!" Ucap Dinka didalam kamarnya yang sangat rapih dan semia tertata, serta kamar yang sangat bersih dan wangi.

"Ada apa?" Tanya Dinka yang telah membuka pintu dan terlihat bunda dihadapannya.

"Tak sopan." Celetuk bunda.

"Maaf bunda, aku kira Kisya." Cengir Dinka.

"Ini ada surat untukmu, tadi bunda nemuin di bangku teras." Ucap bunda memperlihatkan sebuah amplot bertuliskan untuk Dinka si Laneh.

"Ehh? Itu pasti dari Ridia, kenapa dia harus susah-susah mengirim surat?" Pikir Dinka.

"Nih!" Ucap bunda menjulurkan tangannya memberikan amplop berisikan surat ke Dinka.

"Makasih ya bun." Ucap Dinka sembari tersenyum hangat.

"Iya iya, dan habis baca langsung ke ruang makan! Sarapan!" Ucap bunda yang meninggalkan Dinka.

"Siap bunda ku." Ucap Dinka dan langsung menutup kembali pintu kamarnya dan merebahkan dirinya dikasur.

"Cewek itu kenapa menuliskan apa ya? Apa pernyataan cinta? Seharusnya dia bicarakan dari dulu! Apa dia baru sadar ya kalau aku sangat tampan dan keren?" Ucap Dinka melantur sembari membuka amplop dan mengeluarkan isi amplop tersebut, ialah secarik kertas berisikan kalimat-kalimat yang dibuat dengan tinta pena.

"Hemm?" Kaget Dinka mengherankan isi surat tersebut.

"Apa maksudnya?!" Ucap Dinka seakan tak percaya isi surat tersebut.

"Kakak? Kakak? Cepat keluar! Disuruh sarapan sama bunda!" Teriak Kisya diluar dibalik pintu.

"Kakak?" Teriak Kisya lagi yang tidak mendapatkan jawaban atau tanggapan.

"Kak?" Ucap Kisya yang membuka pintu kamar yang tak terkunci.

"Ehhm?" Heran Kisya menatap kakaknya yang terbaring diatas kasur dengan secarik kertas diwajahnya.

"Kalian duluan saja!" Ucap Dinka dengan nada aneh.

"Aku bakal bilangin bunda." Ucap Kisya yang langsung berlari keluar kamar tanpa menutup pintu.

"Kenapa?" Tanya Dinka lirih.

"Apa karena aku orang miskin?" Tanya Dinka.

"Apa aku harus percaya?" Tanya Dinka lagi.

"Kenapa?" Tanya Dinka.

Secarik kertas yang membuat Dinka langsung berubah 180 derajat.
Sebuah surat yang terisikan di dalam kertas tersebut telah mengubah Dinka, dan dia seperti mendapatkan gamparan dari tangan dewa yang dapat menghancurkan sebuah pulau seukuran pulau bali.

Surat yang bertuliskan pesan dari perasaan seseorang yang sangat berarti bagi Dinka, membuat dirinya berubah.

"Maaf" , kata awal yang membuat surat sangat suram karena diawali kata tersebut.

******

Kamis , 1 Januari 2010

"Untukmu Dinka sang laki-laki aneh."

Maaf,

Maaf yang kuucapkan, ucapan maaf yang sangat besar kuutarakan.
Karena kutahu bahwa kalau kau membaca surat ini, itu diwaktu dimana aku sudah berada sangat jauh denganmu.

Aku tak bisa selalu bersamamu, tak bisa berada disampingmu lagi mulai saat ini. Tapi aku memiliki keyakinan kita akan bertemu lagi dan bersama seperti sebelumnya.

Kamu tahu apa yang aku ucapkan dimalam tahun baru kemarin?, yahh aku bertanya tentang diri kita apa bisa bersama, dan kamu menjawabnya dengan sangat bagus dan itu meyakinkan bahwa kau tak akan apa-apa jika hal ini benar terjadi.

Kamu tahu waktu dimana kamu izin kerumahku? Disaat kamu kesana, waktu kau sampai dan masuk kedalam rumahku itu aku habis mengakhiri sebuah obrolan dengan papah, obrolan yang memisahkan kita ini.

3 hal yang ingin kuberi tahu padamu.

1. Aku pergi ke luar negeri bersama papah, aku akan melanjutkan sekolah SMP dengan paket dan melanjutkan SMA di luar negeri lalu lanjut kuliah disana pula atau negeri lain. Ini lah yang ku bicarakan bersama papah saat kamu datang kerumah.

2. Aku disana bersama anak teman papahku, aku akan sekolah bersamanya dan katanya ia akan terus menemaniku hingga kuliah. Dia seumuran denganmu lho, yahh jujur dia laki-laki. Tapi yang kuyakinkan adalah, bahwa kita akan bertemu kembali dan bisa bersama sedia kala dan juga aku bisa selalu bersamamu disampingmu.

Dan

3. Kalimat yang kuucapkan di malam tahun baru waktu itu adalah. "Aku mencintaimu dan menyayangimu".

Pesanku, kamu harus sukses dan aku ingin sekali kamu mencariku yahh, hehehe egois sekali aku ya. Yasudah selamat bertemu kembali Dinka yang kusayang.

Salam sayangku untukmu, Dinka Saytara.

Orang yang mencintaimu,
Ridia Harumi

******

Terima kasih sudah membaca hingga saat ini, sebagai pembaca yang baik jadi saya berharap sekali kalian bukan hanya membaca tapi juga memberi voment dan follow akunnya ya ^.^

Terima kasih..

The_Pooh1301

Air dan MinyakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang