Jum'at, 4 September 2015.
"Ada apa sih sebenernya?" Tanya mamah Ridia ke Ridia yang terus menangis di pinggir kasur.
"Aku bikin Dinka marah mah," ucap Ridia pelan. "Alasannya?" Tanya mamah Ridia.
"Kan kemarin Ridia keluar rumah malem-malem buat nyari makan kan ya, itu Ridia padahal tau kalo Dinka gasuka banget aku keluar malem-malem hanya untuk alasan sepele dan emang salah aku apalagi aku keluar sendirian." Jelas Ridia. "Terus?" Tanya mamah.
"Yahh kan kemarin ada yang godain Ridia, abang-abang yang lagi duduk di deket tempat jualan itu. Aduhh Pokonya gitu deh mah. Ridia takut, Dinka marah banget sekarang." Tutur Ridia. "Emang ini salah kamu, kamu juga tau 2 hari lagi akan menikah." Jawab mamah.
Drrt Drt telepon Ridia yang berada di atas meja pun bergetar dan dengan segera Ridia mengangkat teleponnya, tertera nama Iniki di dalamnya.
(Iniki : Dinka abis ribut dan bikin babak belur orang.)
(Ridia : Ehh?! Apa maksudnya?)
(Iniki : Orang yang mengganggumu semalam dihajar habis-habisan sama Dinka tadi, dan dia juga kena pukul temannya orang itu tapi semua udah kelar Dinka berhasil ngelawan semua)
(Ridia : Aku mau ke rumah)
(Iniki : Kalau kau tidak ingin membuat Dinka tambah marah lebih baik kau diam di rumah dan tidur lalu jangan kemana-mana hingga pernikahan nanti!)
(Ridia : ......... Hmm mmm baiklah)
(Iniki : Iya)...........
Jumat, 5 September 2015.
Terlihat semua persiapan, dan tenda serta pelaminan sudah rapih terpasang di kediaman rumah Ridia. Matahari pun kian merosot tertelan oleh langit malam.
"Besok ya? Aku harus siap," gumam Ridia menyemangati dirinya. Sudah 2 hari lebih ia tidak berkomunikasi dengan Dinka dan bahkan ia tidak tahu keadaan Dinka setelah berkelahi kemarin.
"Kamu tidur cepat ya nak!" Ucap mamah yang berdiri di pintu kamar Ridia. "Iya mh nanti abis isya aku langsung tidur." Jawab ridia.
Besok adalah hari yang sangat telah dinantikan oleh Dinka, Ridia dan semua orang yang menyayangi mereka.
..........
Sabtu, 6 September 2015.
05:15
"Dandanin aku yang cantik aaahhh bodoooo!" Teriak Ridia yang sedang di rias oleh penata riasnya. "Iya Ridia," senyum sang penata rias.
"Dia sangat senang itu, kalau bisa juga iya pasti sudah lompat-lompatan diatas kursi sekarang," tutur mamah Ridia yang juga sedang dirias di sebelah Ridia. "Ibu bisa saja ya, hehehe. Tapi bener sih terlihat dari matanya Ridia ya." Tutur penata riasnya.
"Apaan sih mamah ihhh," sebel Ridia.
......
06:30
"Kalian sudah siap?" Tanya papah Ridia yang sudah bersetelan jas hitam rapih dengan corak ciamik di lengannya. "Siap pak," ucap para penyambut yang siap nanti untuk menyambut Dinka dan rombongannya.
.........
07:30
"Pak, sang penghulu sudah hadir." Ucap pegawai papah Ridia. "Bagus, tempatkan dia di tempat yang baik dan layani ia!" Ucap papah Ridia. "Baik pak."
07:45
"Baik semuanya sudah siap?" Tanya pak penghulu yang sudah duduk di tempatnya. "Tinggal mempelai wanita saja ya," sambung pak penghulu sembari menatap Dinka yang ada di sebrang meja berhadapan dengannya.
"5 menit lagi pak" tutur papah Ridia dengan senyum ramahnya. "Baik" jawab pak penghulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Air dan Minyak
RomansaHigh rank : 3 - #air [30-07-2018] , 13 - #sliceoflife [31-07-2018], 1 - #minyak [20-03-2019] Semua yang diciptakan itu pasti berpasangan, namun tidak semuanya bisa bersatu. Tapi tuhan itu baik, walau tidak bisa bersatu tapi bisa selalu berdampingan...