Chapter 10 : Akan di Mulainya Sebuah Hal.

43 13 2
                                    

Kamis, 8 Januari 2010.

Terlihat seorang remaja perempuan merebahkan dirinya di sofa ruang tamunya.

"Apartemennya bagus." Ucap remaja perempuan yaitu Ridia.

Terlihat Ridia menggunakan jaket blazer panjang bewarna merah terbuka dengan bagian dalam baju kaos bertuliskan "Orange In London".

"Sedang apa Dinka saat ini ya?" Pikir Ridia.

Note : walau sudah tahun 2010 karena mereka tinggal di desa, mereka tidak memiliki Handphone hanya mengandalkan telepon rumah. Namun karena Ridia dari keluarga kaya dan sekarang ia di Jepang, kini ia sudah memiliki barang-barang seperti orang kota lainnya.

.......
Kring! Kring! Suara Handphone Ridia berbunyi, dan terlihat kontak "papah" tertera menelponnya.

"Halo." Ucap Ridia menempelkan Hp nya di telinganya.

[Papah sudah sampai bandara, papah dan mamah langsung keapartemenmu.] Ucap papah.

"Iya pah, Ridia tunggu." Ucap Ridia.

........
Terlihat Ridia sangat kelelahan akan sebuah hal. Dia sangat tahu bahwa bukan fisiknya yang lelah, tetapi hatinya yang lelah dan dia harus mengorbankan akan sebuah hal yang berharga mulai sekarang.
.........

Di pintu keluar bandara Narita, terlihat remaja pria perawakan lumayan tinggi dengan jaket musim dingin bewarna merah yang ia pakai.

"Mereka harus ke Denpasar terlebih dahulu, naik disana dan turun di Chiba."  Gumam remaja tak lain dia Imon.

Note : bandara Narita yang terletak di prefektur Chiba ialah bandara international di Jepang, dan rute dari Indonesia harus memakai Garuda Airlines dan berangkat dari Denpasar, Bali.

"Apa kamu sudah menunggu terlalu lama?" Tanya seseorang kepada Imon dengan suara yang tak asing baginya.

"Ehm Om, selamat datang Om? Tante?. Tidak lama kok." Sapa Imon kepada ibu dan papah Ridia yang telah sampai di bandara Narita.

"Ridia tak ikut?" Tanya ibu Ridia.

"Ia kelelahan katanya, dan menunggu di apartemen." Ucap Imon.

"Yasudah ayo berangkat kesana! Om juga harus cepat-cepat bertemu dengan papahmu dan orang bisnis di Tokyo." Ucap Wahdira(papah Ridia).

Note : sebuah perusahaan di bidang minyak yang bekerja sama dengan Pertamina Indonesia adalah Inpex Corporation dan perusahaan itu memiliki kantor pusat di Tokyo.

Mereka bertiga pun berangkat ke apartemen yang masih berada di prefektur Chiba, menggunakan mobil Imon.

...........

Salah satu apartemen yang terletak di prefektur Chiba, memiliki 13 lantai. Apartemen yang cukup lumayan bagus karena memiliki harga sewa yang lumayan mahal juga.
Apartemen yang Ridia tempati (ada 1300 kamar huni dengan fasilitas modern ada di setiap lantai).
Di kamar no 0609, kamar yang di tempati Ridia. Terlihat Ridia melamun menatap pemandangan dari balkon belakang kamarnya.

"Aku harus apa? Dinka?" Ucap Ridia.

Ting! Ting! Suara bel.

"Iya tunggu." Ucap Ridia.

Klakk!

Terlihat seorang perempuan seumuran dengannya berparas cantik menggunakan kacamata berhadap tepat di depannya.

"Hemm, konichiwa?" Ucap perempuan berkaca mata tersebut.

"Hmm, eh?" Bingung Ridia.

"Konichiwa." Ucap seorang remaja pria yang baru tiba tak lain ialah Imon dan diikuti oleh ibu dan papah Ridia.

Air dan MinyakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang